Kayak yang gw tulis di wall gw, gw lagi gak ada mood nulis sama sekali. 2 minggu ini gw lagi sibuk bgt di real life ampe waktu istirahat gw dikit banget. En kesibukannya bakal masih berlanjut ampe minggu depan.
Kebetulan chapter ini udh ada di draft, jd gw post aja tp please jangan ngeburu2, nanyain or gak sabar nunggu next chapternya ya.
Gw akan nulis kalo mood & waktu gw udah memungkinkan.💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
"Aku tak bisa melakukannya, Cannie," ucap Tin sesampainya mereka di mobil Tin.
"Tak bisa melakukan apa?," tanya Can bingung.
"Aku tak bisa lagi berpura-pura menjadi sahabatmu. Aku ingin semua orang tahu kalau kau itu milikku, jadi tak ada lagi yang bisa bertingkah genit terhadapmu."
"Tapi kau sendiri yang bilang kalau kau melakukannya demi melindungiku?."
"Aaarrggghhhh!!!!! Aku harus bagaimana, Can? Aku ingin melindungimu tapi aku tak ingin orang mendekatimu seperti itu. Sepertinya Frank menyukaimu, Can."
Can diam, tak tahu harus menjawab apa. Tin yang menyadari perubahan Can jadi curiga.
"Can.... Kau kenapa?"
"Tidak kenapa-kenapa. Tin, sampai kapan kita akan diam di sini?," tanya Can.
"Ah iya, kau ingin langsung pulang atau mau kemana?"
"Aku ingin makan masakan buatanmu," pinta Can dengan imut.
"Dasar, aku sudah mengantar dan menjemputmu. Sekarang kau memintaku memasak untukmu? Aku ini pacarmu, bukan supir dan koki pribadimu, Cannie," jawab Tin seraya mengacak-acak rambut Can.
"Ya sudah kalau tidak mau. Kita langsung pulang saja ke rumahku. Aku mau tidur," sungutnya.
"Hei, aku cuma bercanda. Aku akan melakukan apapun yang kau minta selama aku mampu, Can. Jangan marah ya? Kau mau makan apa? Kita mampir di supermarket dulu ya, tak ada bahan apapun di apartmentku."
Can yang sudah terlanjur kesal tak menjawab pertanyaan Tin dan memandang keluar jendela, mengacuhkan Tin.
"Can..... Cannie..... Baby..... Jangan marah, aku cuma bercanda. Hei......" panggil Tin sambil menarik tangan Can untuk di genggam.
"Antarkan aku pulang, Tin," pinta Can seraya menarik tangannya dari genggaman Tin tanpa melepaskan pandangannya dari luar mobil.
Tin merasa ada yang aneh dengan sikap Can kali ini. Biasanya, Can akan mengerti kalau Tin hanya bercanda dan dia tahu bahwa Tin akan melakukan apapun untuk Can. Bisa membahagiakan Can adalah kebahagiaan bagi Tin sendiri. Tapi kali ini, sikap Can berbeda, seperti ada yang membebani pikirannya. Semua orang tahu betapa kecil kapasitas otak Can, jadi tak mungkin dia memikirkan hal yang berat.
"Hei..... Baby, ada apa? Apa yang membebani pikiranmu? Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?"
Tin benci menanyakan hal itu karena dia paling benci kebohongan dan dia tahu kalau Can bukanlah seorang pembohong. Tapi Tin tak punya perkiraan selain itu. Saat bertanya dia juga berharap semoga jawaban Can bukan seperti yang dia takutkan. Tapi melihat Can yang tak menjawab membuatnya takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)
FanfictionFokus pada TinCan & KlaNo and sedikit AePete, TharnType or else. We'll see later. FF ini adalah lanjutan dari episode terakhir LBC. Bagaimana TinCan memperbaiki hubungan mereka & bagaimana KlaNo menjalani hubungan yang berlandaskan kepura - puraan. ...