"Phhiiii Cccaaannnnn......."
Suara lantang itu terdengar membahana di kantin Fakultas Olahraga. Tanpa menunggu jawaban dari Can, Frank langsung duduk di sebelah Can, menggeser Good tanpa perasaan.
"Kau datang lagi, Nong?," tanya Can.
"Sepertinya kalian sangat akrab," tanya Type sambil memandang Can dan Frank bergantian.
"Tentu saja, Phi Type. Iya kan, Phi Can????," jawab Frank seraya merangkul pundak Can.
Biasanya Can tak mempersoalkan skinship seperti itu saat bersama dengan teman-temannya, tapi sejak pembicaraannya dengan Tin kemarin, Can tak bisa lagi sesantai dulu. Setelah di ingat-ingat, Can memang belum mengenal Frank. Bahkan Tin yang mengenal Frank sejak beberapa tahun yang lalu pun tak terlalu mengenalnya. Tapi Can juga tak ingin menyakiti dan membuat malu Frank di depan teman-temannya, akhirnya dia hanya mengangguk dan tersenyum canggung seraya melepaskan rangkulan Frank secara perlahan.
Setelah itu mereka makan sambil mengobrol seperti biasa. Teman-teman Can sudah menganggap Frank sebagai teman mereka juga. Di tambah, dia sering mentraktir mereka di kantin. Setelah selesai makan, satu persatu meninggalkan meja hingga hanya tinggal Can, Type dan Frank.
Tadi Type tak banyak bicara. Dia mengobservasi sikap Frank. Bukan dia tak menyukai atau mencurigai Frank, tapi sejak kejadian yang meneror Can beberapa saat lalu, di tambah saat Can memberi tahu isi pembicaraannya dengan Tin kemarin, dia menjadi agak over protective pada Can. Dia selalu menemani Can sampai Tin datang menjemputnya. Selalu makan bersama Can, yang membuat Techno dan Champ bingung karena biasanya Type makan bertiga dengan mereka. Yang akhirnya, mau tidak mau, kedua sahabat mengikuti Type makan dengan para juniornya.
"Nong Frank, aku mau tanya sesuatu yang serius," tanya Type.
"Mau tanya apa, Phi?."
Type menatap tajam langsung ke mata Frank dan Frank membalasnya dengan tatapan lembut. Padahal biasanya jika orang lain di tatap seperti itu oleh Type, mereka akan merasa terintimidasi.
"Kau suka pada Can?."
Can yang mendengarnya langsung tersedak air ludahnya sendiri. Kenapa P'Type harus bertanya hal seperti itu di depanku, pikirnya. Tapi di lain sisi, dia juga penasaran dengan jawaban Frank. Sejak mereka bertemu, Frank seperti bayangan Can. Muncul kapanpun dan dimanapun. Persis seperti cerita Tin dulu.
"Iya," jawab Frank seraya tersenyum lembut dan menatap Can yang salah tingkah.
"Bagaimana kalau Can sudah punya pacar?"
"Apa ada larangan untuk menyukai seseorang yang sudah punya pacar? Lagipula, aku tak pernah melihat pacar P'Can. Jadi, kenapa aku harus memusingkannya?"
Pipi tembem Can semakin merah. Dia tak pernah merasa salah tingkah di hadapan teman-temannya, tapi Frank berhasil membuatnya tak bisa berkata-kata.
"Memangnya Phi punya pacar?," tanya Frank tiba-tiba pada Can yang masih belum menguasai emosinya.
"Eh... tidak.... Tidak.... Aku tidak punya pacar, Nong.... Heheheehe......"
"Tuh kan P'Type, kau dengar sendiri. Phi Can tidak punya pacar, jadi harusnya tidak ada masalah jika aku menyukainya kan?," ucap Frank dengan senyum lebarnya.
"Sejak kapan kau menyadari kalau kau gay?."
"Entahlah, aku tak terlalu ingat. Tapi aku tak ingat pernah menyukai seorang wanitapun dalam hidupku," jawabnya enteng.
"Bagaimana dengan orangtuamu? Apakah mereka tahu?."
"Tahu."
"Lalu, bagaimana reaksi mereka?," kali ini Can yang bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)
FanficFokus pada TinCan & KlaNo and sedikit AePete, TharnType or else. We'll see later. FF ini adalah lanjutan dari episode terakhir LBC. Bagaimana TinCan memperbaiki hubungan mereka & bagaimana KlaNo menjalani hubungan yang berlandaskan kepura - puraan. ...