Chapter 46 : Katakan, Tin!!!

4.4K 361 39
                                    

Fffeeellllaaaasssss.......
Rencananya gw mau hiatus selama bulan Ramadhan. Walaupun belum tentu juga sih, trgantung mood. Jadi kalo misalnya gw gak apdet2 selama Ramadhan, jangan di kangenin ya.....

En.... Selamat menjalankan puasa untuk yang menjalankan. Semoga puasanya afdol 🙏🙏🙏

"Aku ambilkan air minum dulu," ucap Tin sesampainya di apartmentnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku ambilkan air minum dulu," ucap Tin sesampainya di apartmentnya.

Can yang tak bicara sepatah katapun sejak tadi, masih mengunci mulutnya dan langsung duduk di sofa hitam milik Tin.

"Minumlah. Dinginkan dulu kepala dan hatimu, agar bisa memahami penjelasanku, Cannie."

Can menghabiskan air dingin pemberian Tin, memejamkan mata dan menarik napas beberapa kali.

"Katakan," ucapnya setelah dia membuka mata.

Tin yang tadinya duduk di sebelah Can, sekarang berlutut di hadapan Can seraya menggenggam tangan Can erat.

"Maaf. Maafkan ucapanku yang mengatakan bahwa kita bersahabat. Jika kau berpikir aku mengatakannya karena aku malu menjadi kekasihmu, maka jawabannya tidak. Yang sebenarnya malah aku ingin seluruh dunia tahu bahwa kau adalah kekasihku."

"Lalu kenapa?," potong Can.

"Baby, ku mohon, dengarkan aku selesai bicara dulu. Setelah itu, terserah kau mau bersikap bagaimana. Hhhhmmm?."

Can hanya mengangguk, mengisyaratkan agar Tin melanjutkan penjelasannya.

"Aku melakukannya demi dirimu. Dunia orang kaya sangat berbeda dengan orang biasa, Can. Seperti yang kau tahu, orang tua dan kakakku adalah orang-orang terpandang di negara ini. Aku juga orang terpandang walau kekayaanku belum sepadan dengan mereka. Kau tak tahu, berapa banyak orang yang menunggu kami melakukan kesalahan sekecil apapun untuk menghancurkan kami. Aku memang membenci mereka, tapi bukan berarti aku ingin menghancurkan mereka. Kau lah yang mengajariku untuk berhenti membenci mereka, Can. Dan bagaimanapun, aku anak mereka. Maka apapun yang berhubungan denganku, pasti akan berimbas pada mereka."

Can mendengarkan Tin dengan seksama. Memaksa otaknya untuk bekerja berkali-kali lebih keras dari biasanya, untuk mengerti maksud dari kata-kata yang di ucapkan Tin.

"Can, kau adalah kekuatan sekaligus kelemahanku. Aku takut jika mereka menyakitimu dengan tujuan menghancurkanku."

"Tapi Nong Frank kan temanmu, Tin. Sekarang dia juga sudah menjadi temanku. Kenapa kau harus berbohong padanya? Padahal aku berani memperkenalkanmu sebagai kekasihku pada teman-temanku. Rasanya tak mungkin Nong Frank akan menyakitimu, menyakiti kita."

Kau Milikku - TinCan KlaNo Story (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang