Hangyul mengunjungi setiap kamar team lainnya. Ia tak mendapati Sihoon di kamar team Finnese. Setiap kamar yang dia kunjungi akan memberikan jawaban yang sama yaitu 'Sihoon nggak ada di sini'.
"Kemana sih anak ini?"
"Hangyul hyung, Sihoon hyung masih belum ketemu?"
Hangyul mendesah kecewa.
"Aku harus gimana ini?"
"Kok tumben banget Sihoon hyung ngambek? Perasaan urusan kemarin antara aku sama Sihoon hyung sudaa kelar"
Hangyul mengangguk setuju.
"Apa ada masalah lain? Hyung aneh-aneh kali!" tebak Wonjin.
"Aneh-aneh gimana?"
"Ya aneh"
Hangyul terdiam.
"Heoksi-? Aku cari Sihoon dulu"
Hangyul meninggalkan Wonjin sendirian. Hangyul kini mengincar bilik latihan. Ia mengintip ke dalam bilik yang gelap maupun lampu menyala.
Ia terhenti saat menemukan sosok yang ia cari dari tadi. Sihoon duduk dengan tatapan kosong memandangi kedua tangannya yang bertautan tak jelas. Hangyul membuka pintu hingga mengejutkan Sihoon.
"Dari tadi aku cari ternyata di sini"
Hangyul menutup pintu. Ia menyalakan lampu dan duduk di samping Sihoon yang kembali mengalihkan pandangannya.
"Ada apa?" tanya Hangyul pelan.
"Nggak ada apa-apa" jawab Sihoon.
"Kenapa menyendiri?"
Sihoon tak menjawab.
"Nggak mau cerita?"
Sihoon masih terdiam.
"Apa ini karena aku nggak mau nerima ciumanmu waktu latihan itu?"
Sihoon mengernyitkan kening.
"Mworago? Aniya!"
Hangyul tertawa kecil.
"Lalu kenapa? Kau akan selalu menyendiri begini saat ada yang mengganjal dihatimu"
Sihoon tak heran bagaimana Hangyul bisa mengenalnya dengan sangat baik. Keduanya sudah dekat sejak menjadi satu tim di battle evaluasi bahkan sangat amat dekat.
"Aku khawatir kalau aku tidak akan bisa bertahan di eliminasi selanjutnya" seru Sihoon lemah.
"Kenapa? Karena kau dapat rank 5 saat vote live?"
Sihoon mengangguk.
"Aku seperti tak bisa menembus keinginan pada gukpro agar aku bisa mendapatkan hati mereka saat tampil"
"Kau sudah melakukannya dengan baik. Bahkan lebih baik dari aku"
Hangyul mengusap lembut surai Sihoon.
"Aku masih merasa harusnya kau yang bisa mendapat tempat-"
"Aniya Hangyul-ah. Mungkin itu sesuai untuk kemampuanku"
"Kalau gitu jangan terlalu dipikirkan ya? Kau sudah membuat tim kita tampil dengan bagus. Koreo yang kau dan Wonjin bikin juga sangat keren"
Sihoon mengangguk pelan.
"Senyum dong!"
Sihoon tersenyum. Hangyul mengacak rambut Sihoon dengan gemas.
"Aku pikir ngambek karena nggak aku terima ciumanmu"
"Apaan sih"
Sihoon memukul lengan Hangyul dengan keras.
"Padahal kalo ngambek mau aku kasih ciuman sekarang"
"Jinjja?"
Sihoon menolehkan wajahnya pada Hangyul dan sangat dekat. Hangyul mengangkat tubuh Sihoon hingga duduk dipangkuannya. Sihoon terkejut dengan perlakuan Hangyul yang mendadak. Wajah Sihoon memerah.
"Kenapa? Kau mau merasakannya?"
Sihoon memonyongkan bibirnya ke depan wajah Hangyul dengan kedua mata yang terpejam. Cukup lama Sihoon menunggu Hangyul tak membalas ciumannya. Tak ada repon apapun bahkan tolakan berupa tamparan seperti sebelumnya.
Sihoon membuka matanya dan menarik kembali bibirnya.
"Ya! Kenapa di-"
Hangyul menarik wajah Sihoon dan menciu- ralat melumat panas bibir Sihoon. Sihoon membelalakkan matanya. Ia berpikir hanya sekedar ciuman biasa tapi Hangyul bisa segila ini padanya. Hangyul melepaskan ciumannya dengan nafas Sihoon yang terengah-engah.
"Oettae?" tanya Hangyul menyeringai.
Sihoon menyembunyikan wajahnya pada dada Hangyul. Hangyul tertawa renyah dan mendekat Sihoon dengan erat.
The End
Efek dapat video asupan ep5.- 8 Juni 2019 -
KAMU SEDANG MEMBACA
ALUMNI PDX101 | Its time to halu moment
RandomX1 & Alumni PDX101 lainnya. Favorite pair Crackpair Ghostpair 'INTINYA INI HALU. KALO BAWAANNYA SERIUSAN DAN BAPER BERUJUNG MEMAKI JGN HIRAUKAN WORK INI. MAKASIH'