Tiga Puluh Dua

30 13 0
                                    

...........................................................

"Va, lu tahu nggak sih. Kalau pak Adit itu masih jomblo sampai sekarang. Andai aja gue belum kawin, pasti udah gue kawinin tuh laki," ucap Mika seraya memakan kembali hidangan yang ia pesan.

Silva tersenyum simpul. "Lha terus kalau dia jomblo apa hubungannya sama gue? Gue harus bilang uwow gitu?" tanya Silva lalu menelan salad roti yang ia pesan.

"Hm, lu udah punya suami atau udah punya pacar gitu?" tanya Mika balik dan membuat Silva menghentikan aktivitas mengunyahnya. Gadis itu memandang datar ke lantai restaurant, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya dan bangkit dari duduknya.

"Kayaknya ini udah hampir jam delapan deh. Gue cabut dulu yak, besok kita ketemu lagi. See you tomorrow baby," Silva mengecup pipi kanan dan kiri Mika dan pergi melesat mencari taxi.

Tak butuh waktu lama untuk menemukan taxi di kota besar London. "Where do you want Miss? (mau kemana nona?)"

"to the Cantika laundry sir, (ke Cantika laundry pak)" jawab Silva. Dengan cepat lelaki berambut pirang itu mengantar Silva ke tempat laundry yang di tuju.

"please wait here, sir. I will take some clothes first, (tolong tunggu di sini sebentar pak. saya akan mengambil beberapa baju dulu.)"

"Ok Miss," Silva menuruni taxi dan menuju ke laundry Cantika.

"Excuse me, Miss. I want to take clothes on behalf of Mr. Aditya Ahya. Is it done? (permisi nona. saya ingin mengambil pakaian atas nama tuan Aditya Ahya. apakah sudah selesai?)" ucap Silva kepada penjaga kasir laundry.

"ah yes madam. we have prepared her clothes, please wait a moment, (ah iya nyonya. bajunya sudah kami siapkan, harap tunggu sebentar,)" penjaga kasir itu kemudian melesat ke belakang dan kembali dengan setumpuk baju dan beberapa celana panjang.

"Excuse me, lady, this is the clothes from Mr. Aditya Ahya, (permisi nyonya, ini pakaian dari tuan Aditya Ahya,)"

"Thanks," Silva mengambil baju dan celana yang terkemas rapi di dalam plastik dan membawanya masuk ke dalam taxi.

Perjalanan pun berhenti di kediaman Adit. Silva mengeluarkan beberapa uang dan berjalan masuk ke dalam rumah besar yang sangat luar biasa.

"Excuse me," Silva membuka kenop pintu rumah dengan cukup kesulitan karena pakaian yang cukup banyak di kedua tangannya.

Tiba-tiba seorang pria mengambil alih seluruh pakaian yang di bawa oleh Silva dan berjalan mendahului Silva hingga berhenti tepat di depan ruang tamu. "please miss, Mr. Adit will come to see you soon, (silahkan nona, tuan Adit akan segera datang menemui anda)" Silva pun menatap heran ke arah pria yang cukup aneh baginya. Lelaki itu mengenakan topi yang hampir menutupi seluruh wajahnya.

"Hi Silva! Kamu sudah tiba di sini rupanya, ah iya. Kenalkan. Ini Zidan, sopir baru di rumah ku sekaligus bodyguard pribadiku, terimakasih banyak sudah mengambilkan baju ku di laundry," ucap Adit seraya berjalan mendekat ke arah Silva.

Zidan, sopir Adit mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Silva. Dengan segera Silva menyambut uluran tangan itu dan merasa aneh di saat yang bersamaan. "I'm Silva Nanda Syara. You can call me Silva. Nice to meet you Zidan, (Saya Silva Nanda Syara. Kamu bisa memanggil saya Silva. Senang bertemu dengan mu Zidan,)"

"Nice too meet you too Miss Silva, (Senang bertemu dengan anda juga nona Silva)" sahut Zidan seraya tersenyum meski Silva hanya mampu memandang sedikit senyum lelaki itu.

"Baiklah. Menurutmu. Baju apa yang harus aku pakai malam ini?" tanya Adit yang bingung dengan seluruh baju yang berserakan di atas kursi ruang tamu.

The Love Comedy Class (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang