Tujuh belas

55 14 1
                                    

"mba, sebaiknya kita bersiap-siap sekarang. Karena shooting wawancara nya di mulai sebentar lagi," Cici memberikan intruksi kepada Silva agar lekas bersiap-siap mengingat hari ini ia akan memiliki jadwal yang sangat dan super duper padat kayak kemacetan di Jakarta yang tidak terkontrol.

"eh iya Ci. Ini udah kelar. Sekarang gue masuk ke life acaranya langsung aja kan?" Silva berdiri dari duduknya dengan tampilan wajah yang elegan dan tidak neko-neko. Bagi Silva kecantikan selalu terpancar di wajah seorang wanita dengan natural dan alami. Karena alasan itulah, Silva tidak terlalu suka make up over yang biasa di gunakan oleh bintang tamu pada umumnya.

"iya mba, sekarang kamu langsung masuk aja," Cici adalah asisten pribadinya dan Silva memang tidak suka jika ada yang memanggil nya dengan embel-embel yang di rasa belum pantas seperti Bu, atau nona, apalagi tante.

Dengan langkah penuh percaya diri Silva memasuki ruang acara wawancara life yang terbilang mewah. Hari ini ia sudah mempersiapkan segalanya untuk shooting kali ini.

"hi," sapa Richard host di acara itu dengan ramah di iringi senyuman yang hangat kala Silva memasuki area Shooting. Studio Televisi yang di jadikan naungan acara wawancara Silva termasuk studio terkenal di dunia dan terbesar di seluruh dunia.

"hi," jawab Silva lalu duduk di sofa yang sudah di siapkan di samping meja Richard dan Angel-pendamping host.

"wah, acara kali ini sangat spesial pemirsa karena kita kedatangan tamu undangan nan muda cantik dan sukses terutama!" Angel memuji gadis di sampingnya dengan penuh penghayatan.

"jadi Silva sekarang usia kamu berapa dan benarkah kamu sudah memiliki calon suami yang akan segera meminangmu bulan depan?" tanya Richard seraya meneliti setiap kata di lembaran kertas acara yang cukup mini hurufnya.

"sekarang, tepat 14 maret ini masuk ke usia 24 tahun Kak, dan hm. Bener, insyaallah jika di kehendaki bulan depan akan di adakan acara resepsinya," jawab Silva dengan malu-malu meong.

"wah, gagal rencana PDKT nya deh," ucap Richard menampilkan ekspresi ngenes yang sangat kelowor.

"makanya buruan kawin!" sungut Angel yang membuat Richard semakin menjadi-jadi membuat ekspresi bayinya.

"nah, benarkah kamu mulai menekuni karir penulis dan desainer? Itu sejak kapan?" lanjut wanita berkepala 3 itu dengan tampang kepo tingkat kecebong.

"iya bener. Aku menekuni kedua karirku saat ini dari aku 18 tahun. Dan dua hal itu memang hidup aku selama ini. Aku sangat menyukai setiap detail kata dan rancangan di dalam kehidupan," jawab Silva dengan wajah serius.

"ini banyak yang nanyain. Katanya. Penghasilan Silva selama satu harinya berapa?" tanya Richard membacakan komentar di ponsel staff.

"hm, kalau nggak salau kurang lebih satu hari 2,8 miliar itu dari desainer aja, kalau di gabung sama prof penulis jadi kayaknya 5,5miliar kak," jawab Silva yang membuat Richard dan Angel menganga selebar mulut buaya.

"yang bener Va? Ya ampun sebanyak itu? Sehari? OMG helllooooo, shock deh eke!" seru Angel yang masih tidak percaya. Silva hanya mengangguk pasti.

"eh ngomong-ngomong, hari ini tanggal ulang tahunnya Silva yah. Silva pengen apa? Kok nggak di rayain?" Richard membenarkan posisinya untuk duduk dengan benar karena tadi ia melorotkan tubuhnya ke lantai kala mendengar pernyataan Silva.

Silva menunduk menahan tangis. Dirinya tak kuasa untuk mengatakan jika sahabatnya mungkin sudah lupa dengan hari ulang tahunnya dan Arsen mungkin juga tidak tahu kapan ulang tahunnya. Sedangkan keluarga nya jauh dari dirinya selama ini. Papa dan Mamanya masih di Korea karena urusan bisnis sedangkan kakak perempuan satu-satunya di London karena pekerjaan yang tidak bisa di tinggal.

The Love Comedy Class (COMPLICATED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang