🌻1

41.1K 4.3K 1.5K
                                    

"Kau tahu, baby? Aku sudah mendapatkan panggilan kerja disebuah perusahaan besar, loh!" Lisa berseru senang. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya memegang secangkir latte hangat.

"Whoah~ benarkah?" sang kekasih, Kim Yugyeom--menyahut bahagia dari seberang sana. "Posisi mana yang akan kau tempati?"

Lisa refleks menganggukkan kepalanya. "Ya! Aku menempati posisi sekertaris. Akhirnya impianku tercapai. Aku benar-benar bahagia!"

"Kalau begitu, bagus!" Yugyeom tertawa kecil. "Ah, iya. Baby, Adidas mengeluarkan sepatu model terbaru, loh. Dan juga, uang bulananku semakin menipis. Hh~ kau tahu? Aku sangat ingin mendapatkan pekerjaan yang layak."

Lisa terkikik. Ia meletakkan cangkir kopinya diatas meja makan, kemudian menyahut, "Aku akan membelikannya untukmu ketika aku menerima gaji pertamaku nanti. Aku juga akan mentransfer uang bulananmu secepatnya. Kau tenang saja, ya. Aku tidak akan membuatmu kelaparan, kok."

Sudah terhitung enam bulan Yugyeom menganggur, dan selama itu pula Lisa membiayai hidup pemuda tersebut. Tapi tidak apa-apa. Lisa rela membantu Yugyeom karena pemuda itu adalah kekasihnya.

"Benarkah?"

"Ya, tentu saja. Apapun akan kuberikan untukmu. 'Kan aku menyayangimu, hehe~"

Yugyeom terkekeh manis, "Duh, aku jadi semakin mencintaimu, deh. Serius, aku benar-benar mencintaimu. Cinta mati."

Lisa tersenyum haru. Ah, benar. Yugyeom memang sungguh-sungguh mencintai dirinya. Pemuda itu sungguh baik dan merupakan tipikal kekasih yang perhatian pada wanitanya. Mereka telah bersama selama satu tahun, omong-omong. Jadi tidak ada alasan bagi Lisa untuk meninggalkan Yugyeom.

"Aku juga mencintaimu, Kim."

Setelah Yugyeom membalas dengan kalimat serupa, sambungan telepon tersebut segera terputus.

Gadis itu meregangkan tubuhnya sementara untaian senyum tak juga mengendur dari bibirnya. Hari ini merupakan salah satu hari terbaik untuknya. Pagi tadi, Lisa menerima sebuah panggilan telepon yang mengatakan bahwa ia diterima bekerja disalah satu perusahaan terbesar di negara ini. Bukankah itu terdengar luar biasa?

Sebelumnya, Lisa sudah pernah bekerja di sebuah perusahaan yang menjual berbagai produk kecantikan dan menempati posisi sebagai staff bagian pemasaran. Ia berhenti bekerja dikarenakan kontrak kerjanya yang memang sudah habis.

Gadis itu lantas bangkit dari posisinya dan melangkah memasuki kamar. Ia ingin menghabiskan waktu hari ini untuk bersantai ria sebelum esok pagi memulai rutinitas kerja ditempat barunya untuk yang pertama kali.

Namun baru saja bokongnya mendarat ditepi ranjang dengan sebuah novel yang bertengger manis ditangan, gadis itu dikejutkan dengan suara debuman pintu yang cukup keras kemudian diikuti oleh suara tangis yang memecah ketenangan.

"EONNI! SOOBIN MENGKHIANATI AKU! HUWAAA~"

Choi Somi, datang dengan wajah yang memerah serta air mata yang membanjiri pipi. Gadis berusia tujuh belas tahun itu bahkan belum sempat menaruh tas sekolahnya dan menanggalkan jas almamaternya. Yang ia lakukan hanya berlari dan memeluk Lisa dengan erat hingga kakaknya tersebut hampir kesusahan untuk bernapas.

"Apa yang terjadi?" Lisa cukup terkesiap disana. Ia mengusap punggung Somi yang bergetar. Beruntung, adik kandungnya tersebut perlahan mengendurkan pelukannya saat ini sebelum Lisa mati membiru karena kehabisan napas.

"Hiks!" Somi melepas pelukan tersebut. Ia mengusap air matanya dengan punggung tangan. "J-Jeon Soobin mencium Yoora di gudang sekolah, HUWAAAAA~"--dan tangisnya kembali pecah disana.

fluke | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang