"Hei, gadis bar-bar. Kau bisa memasak, bukan?"
Lisa mendelik, melirik ke arah Jungkook yang saat ini sedang duduk di kursi kerjanya. Sampai menjelang jam makan malam, gadis itu bahkan tak diizinkan untuk keluar dari kamar Jungkook terkecuali jika pemuda itu menyuruhnya untuk mengambilkan sesuatu yang mengharuskannya untuk melangkah keluar.
Lisa tidak kelaparan, sih, sebab Mirae memang ditugaskan untuk mengantar banyak camilan dan minuman ke dalam sana. Tapi tetap saja, yang Lisa butuhkan sekarang hanya kemerdekaan dan kebebasan--terlepas dari kungkungan pemuda bergigi kelinci itu.
"Namaku Lisa. LA-LI-SA CHOI! Jadi berhenti memanggilku gadis bar-bar! Lagipula aku ini tidak bar-bar, kok! Hanya sedikit lebih pemberani saja." ujar Lisa dengan nada sebal. Selama kurang dari dua belas jam mereka bertatap wajah, Jungkook hanya terus menyebutnya dengan 'gadis bar-bar'. Benar-benar menyebalkan!
"Ya, ya, baiklah. Lisa, sekarang buatkan aku sup krim ayam." titah Jungkook.
"Asisten rumah tanggamu sudah memanggilmu untuk makan malam sejak lima belas menit yang lalu dan sekarang kau menyuruhku untuk memasak?!" Lisa menatap tak habis pikir. "Sepertinya ada kabel-kabel didalam kepalamu yang perlu diperbaiki, Jung! Kau sudah mulai bersikap lebih idiot sekarang."
Tidak seperti diawal, Lisa bahkan telah meninggalkan panggilan 'tuan' dan berganti hanya menyebut nama Jungkook. Masa bodoh, lah! Meskipun ia sedang diperbudak, ia tetap tidak ingin terlihat seperti pembantu yang sesungguhnya.
Jungkook menutup dokumen dihadapannya, kemudian balas menatap Lisa sembari menumpu kedua lengannya diatas meja. "Aku hanya ingin mencoba memakan masakanmu. Apa ada yang salah dengan itu?"
Duh, si brengsek ini pakai bertanya segala. Lisa tersenyum, masih mencoba bersabar disana."Tentu saja salah, Jeon Jungkook. Mirae eonni dan yang lainnya sudah memasak banyak makanan untukmu. Tidak seharusnya kau menyianyiakan hasil jerih payah mereka."
"Kau yang harus percaya padaku, Lisa. Semua makanan yang tersedia diatas meja akan habis disantap oleh para pekerja dirumah ini sekalipun aku tak memakannya." Jungkook memasang senyum. Sebuah senyuman menyebalkan yang mampu membuat darah Lisa bergolak kembali. "Jadi, cepat buatkan pesananku." lanjutnya, kemudian mengibaskan tangannya seolah tengah mengusir Lisa untuk segera keluar dari kamarnya.
Lisa menarik napas dalam. Sabar, Lisa. Sabar. Kalau stok kesabaran Lisa sudah habis, bukan tidak mungkin jika gadis itu akan langsung mengguyur wajah Jungkook dengan kuah sup mendidih.
Sepeninggal Lisa yang berjalan keluar dengan raut wajah masam, ponsel milik gadis itu yang terletak ditepi ranjang Jungkook tiba-tiba berdering keras.
Berkat sikap kurang ajar dan semena-menanya, Jungkook lantas meraih ponsel tersebut. Nama kontak 'Sweetheart' tertera disana. Pemuda itu nyaris tertawa dibuatnya. Ah, ternyata Lisa benar-benar tipe seorang gadis yang sayang pacar, ya!
"Yeobose--"
"Lisa! Kau bilang akan segera mengirimkan uang padaku! Cepatlah! Aku sudah lapar! Aku juga ingin segera memesan sepatu baru sebelum kehabisan. Dan juga, bisakah kau melebihkan jatah uang bulananku? Aku ingin membeli sweater baru."
Jungkook mengernyit, memerhatikan nama kontak yang tertera disana sekali lagi. Sweetheart? Kekasihnya, bukan? Tapi mengapa ia memerlakukan Lisa layaknya mesin ATM? Ataukah mereka memang memiliki perjanjian khusus semacam itu? Jungkook bertanya-tanya dalam hati.
"Mengapa kau mengemis uang pada Lisa? Bukankah seharusnya seorang pria yang memenuhi kebutuhan gadisnya?"
"Eh, tunggu, tunggu. Siapa kau? Dimana Lisa-ku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
fluke | lizkook✔
Fanfiction[M] Sebagai seorang kakak yang baik, Lalisa Choi diharuskan untuk melindungi Somi dari berbagai ancaman, termasuk ketika adik kandungnya tersebut tiba-tiba datang dan menangis meraung-raung sembari berkata, "Eonni! Soobin mengkhianati aku! Huwaa~" L...