"Hai, hyung!"
Jimin mengerutkan dahi tatkala mendapati wajah berseri milik Jungkook yang memasuki ruang kerjanya pagi ini. Rasanya baru kemarin ia melihat Jungkook begitu frustasi dan tertekan akibat putus cinta. "Uh? Kau sudah merasa lebih baik?"
Jungkook mengangguk. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sementara kemeja bagian lengan panjangnya sudah dilinting sampai siku. "Aku sudah merasa lebih dari sekedar baik-baik saja."
Jimin tersenyum miring, "Eoh, Lalisa, apa yang telah kau lakukan pada si brengsek ini sampai ia pulih dengan cepat?" tanyanya pada Lisa yang memang sedari tadi berdiri disisinya. "Jungkook itu memerlukan waktu lama untuk bangkit dari patah hati. Sejak dulu juga selalu begitu. Yah, terkadang bucin dan bodoh itu memang beda tipis."
"Hyung! Berhenti mempermalukan aku!" Jungkook menyahut protes.
Jimin hanya tertawa hingga matanya menyipit membentuk bulan sabit.
Lisa tersenyum kecil disana. "Tidak ada hal besar yang aku lakukan, sajangnim. Malam itu ia hanya meracau dan muntah. Lalu pagi-pagi malah menuduhku telah memperkosanya. Jungkook memang menjadi agak gila setelah patah hati."
"Siapa juga yang menyuruhmu untuk mengganti pakaianku?" Jungkook mendelik tak terima. "Kalau kau meraba tubuh bagian sensitifku, bagaimana? Itu namanya tindakan pelecehan! Memangnya kau mau menikah denganku sebagai bentuk pertanggung jawaban?"
Lisa berani bersumpah bahwa saat ini Jungkook lebih terlihat seperti seorang gadis yang baru saja kehilangan keperawanannya. Hh~ padahal Lisa yakin sekali kalau Jungkook sudah melesakkan milik-nya sendiri ke dalam milik semua mantan kekasihnya.
"Kalau aku tidak mengganti pakaianmu, memangnya kau mau tertidur dalam keadaan menjijikan seperti itu, huh?" balas Lisa.
Jungkook tampak terbata disana, "Y-ya, tidak mau."
"Ya, sudah. Tidak usah protes! Lagipula sudah kubilang kalau aku bahkan tidak melihat milikmu yang kecil itu."
"Nah, nah!" Jungkook berseru heboh sembari menunjuk-nunjuk Lisa. "Darimana kau tahu kalau milikku berukuran kecil tanpa melihatnya lebih dulu?"
Lisa mengedikkan bahunya. "Hanya menebak saja."
Jimin memijit kepalanya. Sebenarnya percakapan macam apa ini? Terdengar sangat menggelikan, sungguh. Lisa juga terlihat tidak canggung membalas setiap lontaran kalimat Jungkook sekalipun Jimin berada disana. Pemuda bersurai cokelat itu sudah paham kalau Lisa dan Jungkook memang mirip seperti kucing dan anjing yang gemar bertengkar.
"Sudah sana kembali ke kantormu, Jung! Bukankah seharusnya kau mencari pasangan untuk datang ke pesta ulang tahun perusahaanku nanti malam?" ujar Jimin, mencoba mengalihkan konversasi konyol itu.
"Aku kesini justru untuk meminjam Lisa." jawab Jungkook, kemudian beralih pada Lisa, "Hei, gadis aneh. Kau harus pergi bersamaku nanti malam." titahnya.
Jimin tersenyum miring seraya menyandarkan punggungnya. "Tidak. Karena Lisa yang akan mendampingiku."
°°
Acara pesta ulang tahun Park's Company digelar di dalam ballroom salah satu hotel bintang lima. Sekiranya ada sekitar tiga ratus tamu undangan yang datang. Mereka terdiri dari beberapa petinggi negeri serta pengusaha-pengusaha, baik itu pengusaha yang masih berkembang maupun pengusaha yang sudah maju.
Pria-pria berjas mahal dan para wanita bergaun mewah itu memberikan tepuk tangan yang meriah tatkala Jimin--selaku pewaris tunggal perusahaan Park selesai memberikan sambutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
fluke | lizkook✔
Fanfiction[M] Sebagai seorang kakak yang baik, Lalisa Choi diharuskan untuk melindungi Somi dari berbagai ancaman, termasuk ketika adik kandungnya tersebut tiba-tiba datang dan menangis meraung-raung sembari berkata, "Eonni! Soobin mengkhianati aku! Huwaa~" L...