Perkataan Mingyu pada saat di rooftop tadi siang benar-benar membuat Lisa gelisah. Ia bahkan tidak tahu harus mengatakan apa selain memasang sekelumit senyum tipis disana.
Mingyu orang baik dan Lisa paham akan hal itu. Gadis tersebut sudah pernah melewati bagaimana sulitnya melupakan presensi Mingyu sampai akhirnya ia mampu melangkah sendiri. Kendati Lisa tak memiliki dendam sedikitpun pada Mingyu, nyatanya gadis itu tetap tidak bisa memberikan kesempatan bagi lelaki tersebut untuk menggeser posisi Jungkook.
Si Jeon itu sudah menjadi salah satu prioritasnya selain Somi selama dua bulan belakangan ini, tepatnya saat hubungan mereka diresmikan sebagai sepasang kekasih. Lisa mencintai Jungkook, tentu saja. Tapi melihat kehadiran Mingyu dalam beberapa jam terakhir ini benar-benar membuat hati dan isi kepalanya berkecamuk.
"Sayang.. Apa yang sedang kau pikirkan?" Jungkook mengerutkan dahi, bingung. Ia sudah bertanya selama beberapa kali, namun Lisa hanya terdiam seolah sedang berada dalam dunianya sendiri.
Lisa terkesiap saat Jungkook bertanya yang keempat kalinya. Ia memasang senyum kecil, berusaha menyembunyikan pikirannya dari sang kekasih. "Tidak ada. Cepat habiskan makanan malamnya sebelum suster membawa piring-piringnya kembali."
"Aku tidak suka. Makanannya tidak enak." kata Jungkook.
"Kau akan makan enak setelah sembuh nanti, Jung."
Jungkook memanyunkan bibirnya, "Tapi yang sakit itu kepalaku, bukan perutku. Seharusnya aku masih bisa makan makanan yang enak."
"Dokter tidak mengizinkannya, sayang. Kau harus tetap memakan makanan ini." jawab Lisa. Sabar sekali gadis ini dalam menghadapi kekasihnya.
"Aku mau makan dirimu saja, boleh?" tawar Jungkook.
Lisa merotasikan bola matanya. Ia mengambil alih nampan yang berada dipangkuan Jungkook, "Tidak. Tidak bisa. Tidak ada acara makan-makan yang seperti itu disini!" ia lantas mulai mengarahkan sesendok makanan menuju mulut Jungkook, namun pemuda itu malah menghindar.
"Jungkook.."
"Yaaa?"
"Cepat habiskan makananmu." kata Lisa. Nada bicaranya terdengar lelah.
Jungkook menggeleng disana. "Tidak mau."
"Nanti ibu memarahiku karena tidak merawatmu dengan baik."
Tapi Jungkook masih menggeleng.
Siapa sangka, beberapa detik setelah itu Jungkook dibuat terkejut saat tiba-tiba Lisa berdiri dan meletakkan nampan tersebut dengan kasar diatas nakas seraya berujar, "Terserah kau sajalah!" yang kemudian segera berlalu keluar ruangan, lengkap dengan debuman pintu yang cukup keras.
Jungkook masih berusaha untuk mencerna segalanya sambil menatapi pintu yang telah tertutup itu. Padahal tadi Jungkook hanya berniat untuk bercanda dan menggoda Lisa seperti biasanya. Tapi ada apa dengan Lisa? Gadis itu tak pernah seperti ini sebelumnya.
°°
Raut wajah Lisa terlihat frustasi, lebih kepada dirinya sendiri. Benar, sebenarnya ada apa dengannya? Pertanyaan itu terus saja bergaung didalam kepalanya, namun ia tetap belum bisa menemukan jawabannya bahkan setelah duduk dikursi taman rumah sakit selama satu jam lebih. Kepalanya benar-benar pening. Ia tidak tahu harus melakukan apa sekarang.
"Sebaiknya kau masuk atau kau akan sakit. Udara malam tidak baik untukmu."
Suara itu berasal dari arah belakang Lisa dan gadis itu tahu bahwa kini Kim Mingyu sedang berjalan menghampirinya untuk kemudian mendaratkan bokong disisinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
fluke | lizkook✔
Fanfiction[M] Sebagai seorang kakak yang baik, Lalisa Choi diharuskan untuk melindungi Somi dari berbagai ancaman, termasuk ketika adik kandungnya tersebut tiba-tiba datang dan menangis meraung-raung sembari berkata, "Eonni! Soobin mengkhianati aku! Huwaa~" L...