Jangan lupa klik bintang dan banjiri kolom komentarnya, ya, gaeeeesssss🎀
🌻🌻🌻🌻
"Urusan kita belum selesai, nona."
Lisa menegang ditempatnya. Ia berbalik dengan ragu, kemudian memasang senyum kaku yang terlihat begitu konyol. "Ehehe~ m-maaf, tuan. Semoga kau lekas sembuh, ya. Aku pulang dulu. Selamat siang." ia hendak melepaskan tangan Jungkook, namun pemuda itu malah mengeratkan genggamannya.
"Kau harus bertanggung jawab terhadap apa yang sudah kau lakukan padaku."
"Hei, tapi aku sudah minta maaf." Lisa mendelik tak terima. Ia berusaha menarik tangannya dari genggaman Jungkook.
"Apa kau pikir permintaan maafmu itu dapat menyembuhkan luka diwajah tampanku ini, huh?" sahut Jungkook, tak mau kalah.
Lisa tertawa kering, tak habis pikir. Oh, ya ampun. Apa katanya? Tampan? Ya, memang benar, sih. Tapi tidak usah disebutkan juga. Membuat jengkel saja. "Lalu apa yang harus aku lakukan? Rumahmu besar. Kau pasti orang kaya. Kau bahkan bisa membayar puluhan dokter untuk menyembuhkan luka lebammu itu."
Tolong dicatat, ya! Hanya luka lebam. Bukan luka serius yang mengharuskannya untuk menjalani operasi plastik. Lalu kenapa si sulung Jeon ini bersikap seolah ia membutuhkan pertolongan darurat?! Dasar menyebalkan!
"Oh, ya, sudah. Kalau kau tetap ingin pulang, maka aku akan melaporkanmu ke polisi atas tindakan penganiayaan." ancam Jungkook. Ia melepaskan tangan Lisa, kemudian mendorong-dorong pelan tubuh gadis itu. "Sana, sana pulang! Tapi jangan salahkan aku kalau ada polisi yang datang ke apartemenmu, kemudian menjebloskanmu ke dalam penjara. Karirmu akan hancur, adikmu akan kelaparan, hidupmu akan berantakan, lalu--"
"DUH, IYA-IYA!" seru Lisa. Pemuda ini benar-benar ahli dalam menakut-nakuti orang lain, seolah ia mampu membuat siapapun tunduk terhadap perintahnya. Lisa lantas menarik napas dalam, kemudian berujar kembali, "Lalu apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku?"
"Tentu saja merawatku sampai lukaku sembuh total."
"Apa?"
Jungkook mengangguk pasti. "Kau harus tinggal disini untuk merawatku. Pokoknya sampai ketampananku kembali seperti semula."
Soobin yang sedari tadi mengunci mulutnya, mendadak terlihat menahan tawa disana. "Pfft.. Sekalian saja--"
"DIAM!" Lisa dan Jungkook berseru serentak, membuat Soobin terlonjak ditempatnya.
"Cepat masuk dan kerjakan PR-mu, bocah tengik! Kau pikir siapa yang menyebabkan perempuan gila ini sampai menghajar wajahku?!" seru Jungkook pada Soobin. "Lagipula siapa yang mengajarimu untuk mempermainkan hati wanita, huh!"
"Siapa lagi? Tentu saja dirimu."
"Yak!"
Soobin segera berlari dan menerobos masuk tepat sebelum Jungkook menarik daun telinganya.
Jungkook mendengus kesal. Mempunyai adik super menyebalkan seperti Soobin benar-benar menguras stok kesabarannya sampai kering. Rasanya ia nyaris kehabisan cara untuk menghadapi tingkah nakal adiknya itu.
"Dan, kau. Masuklah." ujar pemuda itu pada Lisa.
"Memangnya harus menginap juga, ya?" Lisa menekuk wajahnya sembari melangkah masuk mengikuti Jungkook. "Bagaimana dengan adikku? Dia sendirian di apartemen."
Gadis itu sibuk menggerutu sekaligus menyesali kebodohannya yang sudah salah sasaran karena memukul orang lain sembarangan. Oh, tolong salahkan jiwa bar-bar Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
fluke | lizkook✔
Fanfiction[M] Sebagai seorang kakak yang baik, Lalisa Choi diharuskan untuk melindungi Somi dari berbagai ancaman, termasuk ketika adik kandungnya tersebut tiba-tiba datang dan menangis meraung-raung sembari berkata, "Eonni! Soobin mengkhianati aku! Huwaa~" L...