🌻11

27.6K 3.7K 724
                                    

Gaess, mungkin ada beberapa dari kalian yang sadar kalau di chapter 10 itu nama ibunya Jungkook aku tulis 'Ahra'. Padahal sejak awal namanya 'Ahrin' 😂

Maaf, yaa.. Itu emang beneran salah ketik, kok. Ahra dan Ahrin itu serupa. Dua-duanya merupakan nama favorit aku. Jadi kadang suka ketuker. Bedanya, kalau kemarin² aku sadar salah ketik pas belum di publish, makanya langsung revisi. Nah ini aku sadar pas udah dipublish. Mau ngerevisi, tapi sayang. Nanti komentar² per-line yang udah kalian tulis ikut hilang juga :(

Berhubung aku itu seneng banget bacain komentar kalian, jadi gapapa yaa kalau part sebelumnya tidak aku revisi? :")






🌻🌻🌻🌻







Lisa benar-benar tidak pernah menyangka kalau Yugyeom akan mengkhianatinya seperti ini. Gadis itu terduduk dilantai, merasakan air mata mulai menetes membasahi pipi. Ia menekuk kedua lutut, menenggelamkan wajah basahnya disana sembari terisak pilu.

Lisa memang terlihat kuat dan mandiri. Ia merupakan tipikal seseorang yang tak ingin menunjukkan kelemahannya pada orang lain, apalagi air matanya sendiri. Namun kendati begitu, Lisa tetaplah seorang wanita. Ia membutuhkan seseorang untuk bersandar. Ia juga ingin dilindungi, ingin menumpukan tubuh kecilnya pada seseorang disaat ia merasa sangat lelah dan tak sanggup lagi untuk melangkah.

Lisa tidak tahu apakah dirinya yang terlalu bodoh karena telah mempercayai Yugyeom sepenuhnya, ataukah Yugyeom yang terlalu brengsek hingga menyia-nyiakan perasaan tulus Lisa dan memanfaatkan gadis itu, menjadikannya mesin ATM berjalan yang uangnya bisa ia hamburkan kapan saja.

Beberapa saat tergugu dalam tangis, akhirnya Lisa bangkit dari posisinya. Kendati rasa sakit dan sesak itu masih menekan rongga dadanya dengan kuat, tapi Lisa tak ingin terlalu larut dalam kesedihan. Hidup harus tetap berjalan, bukan? Jadi Lisa harus tetap hidup dengan baik meski tanpa kehadiran si brengsek Yugyeom. Biar saja pemuda itu mati membeku diluar sana. Lisa tidak peduli lagi. Hatinya sudah terluka parah sekarang.

Gadis itu benar-benar bangkit. Ia mengenakan high heels-nya kembali, merapikan kemeja dan rok pendek yang dipakainya, menghapus air matanya, menata rambutnya, kemudian menenteng tasnya ditangan kanan. Ia harus terlihat baik-baik saja. Tidak ada yang boleh mengetahui bagaimana kondisi hatinya saat ini.

Lisa itu kuat.

Ya, nenek bilang Lisa tidak boleh menjadi wanita yang lemah.

Lisa lantas menyeret langkahnya menuju basement. Sekarang sudah pukul sebelas malam. Namun entah mengapa, lorong gedung apartemen ini terlihat sepi. Hanya ada satu atau dua orang yang berpapasan dengan Lisa.

Gadis itu hanya menatap kosong. Penampilannya sudah sangat baik, namun sorot matanya masih memancarkan kehancuran.

"Lisa.."

Dan tepat saat suara itu merasuk ke dalam rungu Lisa yang membuat gadis itu menoleh pada detik selanjutnya, ia tak ingin membuang waktu lama dan segera berlari menghampiri Jungkook. Ia menabrakkan tubuhnya, memeluk Jungkook, menenggelamkan wajahnya pada dada bidang pemuda itu.

"H-hei, ada apa?" Jungkook bertanya dengan nada khawatir ketika mendengar isak tangis Lisa.

Sejak Lisa turun dari mobilnya, pemuda itu memang belum meninggalkan kawasan apartemen ini. Naluri dan perasaannya yang mengatakan hal itu. Maka selama beberapa jam, Jungkook hanya tetap diam didalam mobilnya tanpa tahu kapan dirinya akan kembali ke rumah, sampai pada akhirnya ia melihat Lisa yang berjalan dengan langkah pelan memasuki area basement.

fluke | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang