🌻5

27K 3.6K 580
                                    

Udah berapa hari aku gak update ya? Hehe, maaf. Belakangan ini lagi agak sibuk. Dan makasih buat yang udah selalu nagih update. Jangan lupa klik bintang sama banjiri kolom komentarnya.
( ˘ ³˘)♥





🌻🌻🌻🌻






Pagi ini Lisa diperbolehkan keluar dari kediaman keluarga Jeon. Gadis itu sudah meminta izin kepada Ahrin dan juga Jungkook bahwa ini adalah hari pertamanya untuk bekerja disalah satu perusahaan di kota ini.

Alih-alih pulang ke apartemennya dan mengecek keadaan Somi, Lisa justru langsung menancapkan pedal gasnya menuju kawasan gedung perkantoran yang terletak ditengah-tengah kota. Sudah tidak ada waktu lagi, pikirnya. Padahal ia sudah terbangun pukul lima pagi, namun Ahrin segera menyeretnya ke dalam fitting room dan menghadapkannya pada jejeran lemari pakaian yang besar dan menjulang tinggi sembari berujar, 'Kau harus memberikan kesan paling luar biasa dihari pertamamu.'

Yang pertama, Lisa senang karena Ahrin tidak menyisipkan nama Jungkook disana. Tapi yang kedua, Lisa menjadi sedikit terlambat karena dibuat bingung bukan kepalang. Kepalanya pening sekali ketika disuguhkan oleh deretan pakaian mahal didalam sana. Terlalu panik, semuanya bagus. Bingung ingin memilih yang mana.

"Ah, masih ada waktu." gumam Lisa. Ia melangkah dengan sedikit terburu-buru setelah memarkirkan mobilnya secepat kilat. Tangannya bergerak untuk merapikan surai panjangnya. Beruntung, gadis itu sudah terbiasa mengenakan high heels setinggi sepuluh senti. Jadi meskipun ia berjalan dengan tergesa-gesa, hal itu sama sekali bukan masalah besar baginya.

Berdiri dihadapan pintu bertuliskan 'CEO' membuat jantung Lisa berdegup kencang. Sebenarnya ia tak pernah menyangka akan menempati posisi sebagai sekertaris seorang petinggi perusahaan seperti ini. Mungkin saat itu Dewi Fortuna sedang berbaik hati padanya.

"Kau sudah siap, nona Choi?" ujar seorang staff perempuan bernama Song Yena yang mengantar Lisa.

Menarik napas sejenak guna menetralkan degub jantungnya, Lisa lantas mengangguk pelan, "Ya, aku siap."

Satu ketukan pada pintu mengudara, disusul oleh sebuah sahutan yang terdengar dari dalam sana. Kenop ditekan, kemudian pintu bercat hitam itu terbuka lebar. Lisa melangkah masuk bersama Yena.

"Tuan, ini Lalisa Choi, sekertaris baru anda." ucap Yena.

Lisa merasakan telapak tangannya berkeringat karena gugup. Ia belum berani untuk mengangkat wajahnya dan memilih untuk segera membungkuk hormat. "Terima kasih karena telah memberikan saya kesempatan untuk dapat bekerja pada anda, Tuan."

Keheningan menyelimuti selama beberapa saat sebelum akhirnya suara lain menyahut dengan tawa kering, "Jadi.. ini sekertaris barunya?"

Lisa menegang ditempat. Sempat terdiam dan berusaha menyangkal pikiran negatif yang mendadak melintasi kepalanya, gadis itu benar-benar tak ingin menerima kenyataan bahwa suara ini sungguh terasa familiar untuknya. Dengan ragu, Lisa mengangkat wajahnya, merasakan aliran darahnya berdesir hebat serta jantung yang terpompa kuat-kuat. Mata bulatnya membola, mendapati dua sosok pemuda disana, dimana salah satunya merupakan seseorang yang ia kutuk mati-matian dihari kemarin.

"Jeon Jungkook?!"

Jungkook tertawa garing, sementara Yena diam-diam menarik lengan Lisa, memberikan kode pada gadis itu agar menjaga attitude-nya dengan baik.

"Pelankan suaramu dan cepat minta maaf pada Tuan Jeon." bisik Yena. Gadis itu cukup gelisah tatkala melihat reaksi yang ditunjukkan Lisa. Duh, kalau tahu begini, sebaiknya Yena mengusir Lisa sebelum gadis itu memasuki ruangan ini. Lisa termasuk tanggung jawabnya. Yena tak ingin mengambil resiko yang lebih besar karena telah membawa seorang gadis tak tahu malu seperti Lisa.

fluke | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang