Cuaca ekstrim tiba-tiba melanda kota Seoul malam ini. Hujan deras datang begitu saja disertai petir yang menggelegar. Reporter televisi nasional maupun penyiar radio gencar mengingatkan para penduduk untuk tidak berkendara pada saat-saat seperti ini sebab rawan terjadi kecelakaan. Pertama, karena jalan raya yang licin. Kedua, karena jarak pandang yang terlampu dekat. Ketiga, karena petir yang sewaktu-waktu dapat menyambar.
Oleh sebab itu, Lisa dan Jungkook memilih untuk menginap dihotel malam ini.
Awalnya Jungkook berniat untuk mengantar Lisa pulang. Padahal Ahrin sudah meminta Lisa untuk menginap saja, namun gadis itu menolaknya secara halus sebab mengingat Somi yang berada di apartemen sendirian.
Tapi kalau sudah begini, mau bagaimana lagi? Tentunya mereka harus tetap mengutamakan keselamatan, bukan?
"Sudah, cepat tidur. Sini aku peluk." kata Jungkook seraya menarik Lisa ke dalam pelukannya.
Jungkook sangat mengerti kalau kekasihnya ini pasti sangat lelah karena sepulang kerja tadi, gadis itu langsung menemani Ahrin untuk mengobrol dan juga memasak makan malam.
Lisa menyamankan kepalanya pada dada bidang Jungkook. Rasanya memang hangat dan nyaman. Serius, Lisa tidak bohong. Ditambah lagi dengan pelukan hangat dan juga belaian lembut dikepala. Lisa benar-benar merasa amat disayangi sekarang.
Yah, walaupun Jungkook tidak seromantis Romeo, setidaknya ia mampu membuat kaum jomblo dimuka bumi ini menggelepar karena rasa iri melihat betapa manisnya pemuda itu memerlakukan sang gadis.
Namun kendati begitu, Lisa tetap belum bisa memejamkan matanya. Jari telunjuknya beralih pada dada bidang Jungkook, iseng membuat gerakan absurd disana. "Jung.. Kau mencintaiku, tidak?"
"Memang masih harus bertanya, ya?"
"Eung, tidak, sih. Kau pasti mencintaiku, 'kan?" kata Lisa dengan percaya diri.
Jungkook terkekeh. Pemuda itu menarik pipi Lisa dengan gemas, membuat gadis itu menatap matanya. "Iya, aku mencintaimu. Cinta mati. Apa kau masih meragukan aku?"
Lisa menggeleng pelan. "Aku tidak meragukanmu. Tapi aku hanya takut gagal seperti dulu. Aku takut patah hati lagi. Aku takut... kau pergi."
Jungkook paham akan hal itu. Lisa masih sedikit trauma akibat luka dimasa lalunya. Ditambah lagi dengan pengalaman sang ibu yang terdengar begitu menyakitkan. Jungkook sudah seharusnya merasa bersyukur karena Lisa masih mau meletakkan kepercayaan pada dirinya dan mencoba membuka hati untuknya.
"Mungkin aku tidak selalu bisa membahagiakanmu. Tapi setidaknya aku berjanji untuk tidak akan mengizinkan siapapun memiliki hatiku selain dirimu selama kita bersama." jelas Jungkook.
Perkataan kekasihnya tersebut membuat hati Lisa menghangat. Ia tidak menyangka bahwa Jungkook memiliki hati setulus ini untuk mencintai dirinya.
Gadis itu hanya memasang sekelumit senyuman sebelum akhirnya kembali menenggelamkan wajah pada dada Jungkook. Namun sebelum ia sempat terlempar ke alam mimpi, dirinya menemukan sesuatu yang membuat kedua matanya kembali terbuka lebar.
Lisa lantas berujar dengan ragu, "Jung.. Kau.. keras.."
Iya, Lisa berkata begitu sebab pahanya tak sengaja menyentuh pusat tubuh Jungkook dan merasakan bahwa benda itu sudah mengeras dibawah sana.
Gadis itu menatap sang kekasih dengan gerakan perlahan, dan cukup menelan saliva dengan susah payah ketika menemukan sorot mata Jungkook yang begitu sayu dan lapar.
Tanpa ada kata yang terucap, Jungkook segera meraup bibir Lisa dengan panas, seolah ia baru menemukan mangsa setelah berhari-hari tak makan.
Lisa tak bisa melakukan apapun selain membalas ciuman itu. Jungkook sangat ganas. Ciumannya begitu dalam dan memabukkan, sangat sulit untuk ditolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
fluke | lizkook✔
Fanfiction[M] Sebagai seorang kakak yang baik, Lalisa Choi diharuskan untuk melindungi Somi dari berbagai ancaman, termasuk ketika adik kandungnya tersebut tiba-tiba datang dan menangis meraung-raung sembari berkata, "Eonni! Soobin mengkhianati aku! Huwaa~" L...