Ugh, dasar Park Jimin sialan! Kalau saja Lisa tak menganggap pemuda bersurai cokelat itu sebagai bos besarnya, mungkin Lisa takkan segan-segan untuk melempari kepalanya dengan puluhan folder yang ada dilemari.
Kesaaaaalllllll!!!!
Malu. Lisa malu sekali. Bisa-bisanya Jimin berkata sefrontal itu. Yah, meskipun apa yang dikatakan Jimin tentang cara berjalan Lisa yang cukup aneh itu merupakan sebuah fakta, tapi setidaknya tidak usah dibicarakan begitu, dong!
Untung saja hanya ada mereka bertiga didalam ruangan itu. Kalau sampai Jimin mengucapkan hal tersebut didepan umum, agaknya Lisa akan bersiap untuk mengantongi wajahnya sendiri karena malu.
Kini gadis itu bergegas menuju kafetaria. Padahal jam makan siang baru akan berlangsung sekitar lima menit lagi. Tapi tidak apa-apa. Sekali-kali menjadi karyawan yang kurang teladan bukan masalah besar. Apalagi bosnya merupakan kakak sepupu dari kekasihnya sendiri. HAHAHA!
Oh, tidak, tidak. Tolong jangan meniru hal ini. Lisa hanya merasa kesal saja dan ia ingin segera membasuh tenggorokannya dengan lemon tea dingin.
"Lisa-ya.."
Lisa menoleh ketika seseorang memanggil namanya. "Eoh, Eunwoo?"
Cha Eunwoo tersenyum manis pada Lisa. Pemuda itu segera berlari kecil dan menghampiri si gadis.
"Kau sudah keluar ruangan? Padahal bel istirahat belum berbunyi, loh." kata Lisa.
Gadis itu sebenarnya agak bingung. Kenapa Eunwoo jarang sekali melonggarkan senyumnya ketika mereka bertemu? Yah, meski tak ada energi negatif yang dihasil oleh senyum manis Eunwoo, tapi memang sudut bibirnya tidak pegal, ya?
Terkadang Lisa berpikir, mungkin saja Tuhan menambahkan sedikit gula ketika tengah merancang sosok Eunwoo. Terbukti dari senyumnya yang begitu manis seperti madu.
Hei, jangan berpikir yang aneh-aneh! Mengagumi teman sendiri tidak ada salahnya, bukan? Eunwoo memang tampan dan Lisa cukup mengakui hal itu.
"Aku melihatmu lewat didepan ruanganku. Jadi aku menyusul saja." jawab Eunwoo.
Lisa hanya mengangguk-angguk mengerti. Kemudian beberapa detik setelahnya, bel istirahat berbunyi. "Eh, mau makan siang bersama?"
Eunwoo menyengir dengan wajah berbinar. "Tentu!"
Di kafetaria, Lisa benar-benar memesan lemon tea dingin beserta chicken karage, sementara Eunwoo hanya memesan cappucino dan pasta.
Sesekali Eunwoo terkekeh, melihat Lisa yang makan dengan lahap sampai pipinya mengembung. Gemas sekali. "Kau lucu sekali, sih! Seharusnya aku yang menjadi pacarmu."
"Um?" Lisa mengangkat wajahnya, menatap Eunwoo dan mengunyah makanannya dengan perlahan.
"Kau benar-benar berkencan dengan tuan Jeon?" tanya Eunwoo, entah apa maksudnya.
Lisa segera menelan makanannya dan menyeruput lemon tea miliknya sebelum menjawab, "Ya, tapi kurasa kau harus merahasiakan fakta ini. Aku tidak mau terjadi kehebohan dikantor dan mendapatkan teror dari gadis-gadis yang memuja Jungkook. Ugh, itu menyeramkan." gadis tersebut bergidik ngeri.
Eunwoo terkekeh lagi. Kali ini tangannya bergerak untuk mengusak puncak kepala Lisa. "Kalau aku tikung boleh, tidak?"
"Huh?" Lisa terkesiap dengan ekspresi pongo yang lebih mirip seperti kambing dungu. Ah, tapi dilihat dari segi manapun, Lisa tetap terlihat cantik bagi Eunwoo.
"Iya, aku menyukaimu."
Perlahan, Lisa mulai tertawa kering disana. "Leluconmu itu tidak lucu, loh."
Eunwoo menghembuskan napas dan ikut tertawa pelan. "Lisa.. Lisa. Serius, kau ini menggemaskan sekali. Kau tahu, aku jadi semakin ingin memilikimu kalau begini caranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
fluke | lizkook✔
Fanfiction[M] Sebagai seorang kakak yang baik, Lalisa Choi diharuskan untuk melindungi Somi dari berbagai ancaman, termasuk ketika adik kandungnya tersebut tiba-tiba datang dan menangis meraung-raung sembari berkata, "Eonni! Soobin mengkhianati aku! Huwaa~" L...