7• Saling Sapa

15 5 0
                                    

"Dri, gue curiga nih. Jangan-jangan si Rafa ......" _Iqbal.

Selamat Membaca
******************

Rafa memakirkan motor besarnya. Ia lalu membuka helm full facenya. Teriakan riuh langsung menggema bak penonton pertandingan. Rafa berjalan santai menuju kedua temannya yang baru memarkirkan motor mereka.

Iqbal memasukkan permen ke mulutnya lalu nyengir-nyengir melihat kedatangan Rafa.

"Pagi pak ketos," kata Indri sambil membungkuk sedangkan Iqbal memberi hormat sambil memamerkan cengiran khasnya.

Rafa sudah kebal dengan kelakuan nyeleneh kedua sahabatnya ini. Mereka lalu berjalan bersisian.

"Pagi Bel," Rafa buru-buru menyapa Bela yang sedang berjalan melewatinya bersama teman-temannya.

"Bel, lo disapa, balik sapa gih," kata salah satu temannya sambil menepuk bahu bela.

"oh, pagi juga kak. Gue duluan ya kak. Permisi," kata Bela sambil tersenyum memamerkan giginya. Bela dan teman-temannya lalu melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti.

"Gue curiga nih, Dri," Iqbal melirik Indri.

"Sama," kata Indri.

"Jangan-jangan Rafa suka ce . . . ," Iqbal tidak melanjutkan perkataannya karena melihat cewek yang menghampiri Rafa.

"Eum, Kak Rafa tunggu!!!" kata cewek yang memakai cardigan abu-abu. Rafa hanya mengangkat alisnya.

"Ini buat kakak," kata cewek itu sambil menyodorkan sekotak coklat.

"Buat mereka aja," kata Rafa sambil menunjuk ke belakang lebih tepatnya menunjuk Iqbal dan Indri yang sedang beradu argumen.

Cewek itu hanya bisa menurut, karena merasa takut oleh mata cokelat Rafa yang menatapnya tajam seperti memakannya hidup-hidup. Cewek itu lalu kembali ke kelasnya sambil menghentak-hentakkan kakinya merasa usahanya sia-sia.

"Dingin banget bos. Kasihan tu cewek. Tapi ada untungnya hari ini kita pesta coklatkan Dri!!"

Mereka bertiga pun berbelok dan memasuki kelasnya. Iqbal langsung ngacir ke meja Siwi.

"Siwi, hari ini kok cantik banget sih?" Iqbal merebut komik yang sedang dibaca Siwi dan Siwi langsung memelototkan matanya.

"Eh jangan marah dong. Nih gue kasih sesuatu tapi jangan marah lagi," Iqbal menarik lolipop yang berada di saku celananya dan menyodorkan lolipop itu ke hadapan Siwi.

"Makasih Iqbal," kata Siwi sambil membenarkan letak kacamatanya yang melorot.

"Bilang 'Makasih Iqbal Ganteng' , gitu dong." kata Iqbal sambil memberi tanda kutip pada perkataannya.

"Enggak mau,"

"Siwi!!"

"Enggak !!"

"Siwi !!"

"Enggak Bal !!"

"Si ...., adew sakit-sakit kurang ajar ni orang," kata Iqbal karena merasakan sakit di telinganya. Iqbal melirik ke samping dan berdirilah guru bahasanya, Pak Restu.

"Kamu ngapain disini, cepet duduk di bangkumu," kata Pak Restu tegas.

"I-iya pak. Huuh kaya setan aja tiba-tiba muncul," gumam Iqbal.

"Iqbal ngomong apa tadi," suara Pak Restu menggelegar membuat beberapa siswi merinding.

"Bukan apa-apa pak, beneran." Iqbal langsung ngacir ke bangkunya setelah melihat Pak Restu mengambil penggaris besar andalannya.

Pak Restu lalu memulai pelajaran yang sempat tertunda karena mengomeli Iqbal terlebih dahulu. Sedangkan Iqbal duduk di bangkunya dengan masih menggerutu dan mengusap-usap telinganya yang terlihat memerah.

'Dasar mantan, pas ketemu diem aja. Awas aja ntar suka gue lagi gimana coba,' batin Iqbal sambil melihat foto di handphonenya.

###
TBC


Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang