16• Diawasi

16 3 1
                                        

Selamat Membaca
*******************

Bela tergesa-gesa memasuki kelas bukan karena Bela telat hanya saja ia ingin mendengarkan penjelasan dari Galuh.

"Napa lo lari-lari, di kejar setan?" kata Galuh.

"Hooh setannya ngesot-ngesot sambil mewek nyuruh gue buat lo balikan sama tu setan," Galuh meringis mendengar perkataan Bela. Bela ternyata telah mengetahui bahwa dirinya dan Riko putus.

"Jujur Luh, lo napa putus dari dia!!"

"Eh, lo putus??" teriak Lita yang baru datang.

"Jangan keras-keras kali Lit,"

Kedua sahabatnya dengan kompak mengerubunginya dan memberikan tatapan yang mengintimidasi.

"Kenapa?"

"Kapan!!"

"Kenapa?"

"Kapan!!"

"Ayo!!"

"Cepet cerita,"

Bela dan lita memberikan pertanyaaan beruntun yang saling sahut-sahutan.

"Duh satu-satu dong....."

"Cepet!!"

"Buruan!!"

"Jangan dipotong napa. Gini gue putus ama Riko karena gue bosen,"

"Bosen, gila lo. Alasan macam apa itu?"

"Lo cuma main-main?" Lita menatap Galuh dalam-dalam. Sedangkan yang ditatap menelan ludah melihat kedua sahabatnya yang telah bertransformasi layaknya singa buas.

"Awalnya sih gue terima Riko karena gue mau coba move on dari mantan. Tapi sejak jalan sama Riko gue malah sering ngebanding-bandingin dia sama mantan gue. Makanya jahat banget kalo gue terusin hubungan ini," kata Galuh memberi penjelasan.

"Yaudah kalo itu keputusan lo. Kita dukung karena itu mungkin yang terbaik buat lo," kata Lita.

"Iya, semoga lo bisa move on dari mantan. Btw, mantan lo siapa sih? Gue mau hajar dia kenapa dulu tega ninggalin sahabat gue ini," celetuk Bela.

"Ahahaha, gak usah di hajar, kasihan," Galuh pun tertawa. Tawa yang ringan tanpa beban membuat Bela dan Lita tersenyum lega. Setidaknya sahabat mereka baik-baik saja.

"Oke, karena sekarang gue free ntar gue traktir makan es krim jumbo!!"

"Hahaha, putus aja dirayain," balas Bela.

"Ntar habis makan es krim ke mall yuk. Kita kan belum pernah bertiga kesana. FYI, hari ini ada diskon besar-besaran lho," Lita lalu mempromosikan mall yang baru jadi tak jauh dari sekolah mereka. Sebagai ratu shopping, lita tak akan mengabaikan kesempatan emas itu. Sudah pasti ia akan membeli segala macam pernak-pernik tapi tidak untuk dipakai. Katanya hanya untuk sekedar koleksi.

"Oke, usul diterima," sambut Galuh antusias.

"Ayang, tapi permintaan putusnya gak diterima," celetuk seseorang dari jendela di samping Galuh.

"WHATT?? Lo ngapain disitu. Pergi!! Pergi!!, dih," Galuh mencak-mencak mengusir Riko.

***

"Leon ni emang bangsat dah, masa disuruh nyari orang tapi foto orangnya lagi ngebelakangi kamera," kata Alex spontan. Bagas yang berada di sampingnya terlonjak kaget oleh teriakan Alex. Ia lalu menoleh.

"Foto apaan dah brisik amat lo,"

Bagas pun membulatkan matanya setelah melihat foto yang ada di hp Alex, " Oh, cewek ini gue tahu, dia pernah jalan bareng Andrian. Mungkin adiknya,"

"Andrian?" kerutan-kerutan muncul di dahi Alex.

"Hooh, temen SMA kita,"

"Hah?"

"Inget kan?"

"Hah?"

"Hah, heh, hah, heh mulu lo njir," kata Bagas sambil menoyor kepala sahabatnya sedari SMP itu . yang kadang otaknya rada gesrek.

"Oh, oh, gur inget. Andrian yang tinggi, putih trus sifatnya songong tapi aslinya baik, kan?"

"Hooh. Gue curiga sama lo, Lex. Apa setiap gue ngomong gue harus nggeplak kepala lo biar cepet nyambung,"

"Abaikan. Untuk memastikan cewek ini bener-bener adik Andrian atau siapanya lah. Yang pertama kita lakuin sekarang mungkin cari cewek ini lalu ikuti dimana rumahnya. Dilihat dari posturnya dia masih seumuran bocah em mungkin SMA ya!"

'Nah, bener kan dia langsung nyambung bahkan bisa nyusun strategi setelah gue toyor palanya,' batin bagas sambil mengangguk-angguk tanda paham.

***

Choco Berry Celebration dibiarkan meleleh diatas meja. Mereka bertiga terlihat kekenyangan.

"Apa? Mau tambah?" kata Galuh

"Eh, gue mau tapi besok ya. Mau kan? Lo traktir lagi!" seru Lita.

"Gak ada besok-besok khusus hari ini , Lit," sergah Galuh.

"Gue mau nambah, Luh. Segerobaknya ntar gue jual lagi, biar dapet uang mhuehehe," kata Bela antusias.

"Sana Bel! Gue tinggal jalan-jalan lo sendiri yang jualan lho," balas Lita.

"Ih ya gue gak mau ditinggal,"' rengek Bela.

"Yuk masuk keburu rame mallnya," kata Galuh sambil menunjuk pintu masuk mall.

Mereka bertiga lalu mengaitkan ransel masing-masing ke pundak mereka. Lita dan Bela menunggu Galuh yang membayar es krim mereka. Setelah selesai mereka memasuki mall yang tak jauh dari kedai es krim itu.

"Whoa gantungan model baru tu," seru Lita sambil menunjuk-nunjuk stand asesoris.

"Ih gemesan boneka itu," kata Bela tak kalah antusia.

"Lah mending beli yang berguna, kaya gue nih mau beli baju,"

"Alah berguna apanya baju lo aja udah ada 3 lemari masih mau nambah," celetuk Lita.

"Kok tahu. Lo pengintai ya, Lit?" tanya Galuh parno.

"Gak sih cuma nebak hehe,"

"Duh gimana ya, gini aja. Karena kita beda tujuan gimana kalo kita pisah lalu kalo udah kelar kumpul di stand buku lantai 2, masalah waktu kita omongin di grub," usul Bela.

"Yoi, gue setuju,' balas Galuh disertai anggukan oleh Lita.

***

Boneka Teddy Bear warna merah muda telah berada dalam gendongannya. Bela segera menuju kasir. Sekali lagi ia menoleh kearah 2 pria dengan gerak gerik yang mencurigakan. Seperti em mengawasinya. Bela bergidik ngeri. Ia pun berusaha membuang pikiran negatifnya.

Bela mencoba mengingat-ingat apakah ia pernah bertemu dengan 2 pria itu. Pasalnya saat ia mencoba mendekati mereka. Ia sedikt mendengar perkataan mereka. Salah satu dari mereka menyebut nama abangnya. Apakah teman abang? Klien mungkin? Apa musuh abang? Oh ataukah mereka tahu aku adiknya abang jadi mereka membuntutiku. Oh, jangan-jangan aku akan diculik? dan mereka pasti minta tebusan ke abang? OH GAWAT!!

Seketika Bela berlari menuju stand buku. Mbak-mbak kasir hanya melongo melihat Bela yang menyambar uang kembalian dengan keras sampai-sampai membuatnya terkejut.

Bela tidak langsung menuju ke lantai 2. Ia berputar-putar dulu di mall kadang bersembunyi di stand mainan. Bela lalu beralih ke stand makanan berkamuflase dengan pengunjung lain ikut memilih dan mencicipi makanan. Bela pikir dengan begitu jika 2 pria itu memang berniat menculiknya akan susah menemukannya. Bela berusaha berjalan cepat tanpa menimbulkan kegaduhan. Segera setelah melihat lift ia langsung memasukinya.

Sesampainya di lantai 2 ia buru-buru bersembunyi di rak-rak yang tinggi sambil memperhatikan sekeliling siapa tahu 2 pria itu membuntutinya.

###
TBC

 

Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang