Rosa, How are you? I hope you're alright_ Rafa.
Selamat Membaca
*******************Rafa menghentikan motornya di depan warteg yang tengah buka. Ia lalu memarkirkan motornya di tempat yang sudah disediakan.
Rafa lalu memesan seporsi mie goreng dengan telur dan segelas es teh.
Rafa mengamati rumah berpagar di depan warteg. Sunyi, senyap, hanya itu yang menyisakan rumah yang dulu menjadi rumah Rosa.
"Sa gue kangen lo,"
"Gue yakin lo masih hidup Sa,"
"Eh Sa, gue mau cerita nih. Akhir-akhir ini kok gue sering lihat cewek yang tingkahnya mirip banget sama lo, Sa."
Rafa memejamkan matanya. Perkataan Bela terngiang-ngiang di indra pendengarannya.
"Kak Fa jangan bilangin Bang Leon ya,"
Ya ucapan Bela saat di perpustakaan. Rafa yakin seratus persen jika Bang Leon yang dimaksud Bela adalah kakak kandung Rosa. Dan sialnya lagi Rafa melupakan nama panjang Rosa.
Aroma mie yang menggugah selera membuat Rafa tersadar dari lamunannya. Perutnya yang mulai berdemo meminta diisi. Segera mie yang berada di piring telah beralih tempat ke perut Rafa.
Setelah selesai dengan urusan perutnya Rafa segera keluar dari warteg. Ia berdiri di samping motornya. Kepalanya ia tolehkan saat mendengar celotehan riang anak-anak yang sedang bermain.
"A ha ha ha ha wi Linda," kata seorang anak laki-laki.
"Ssstttt, Yaka yangan belisik nanti ketauan," kata anak berbando kuning.
"Dor, dor mau lari kemana kalian," gadis yang membawa pistol-pistolan keluar dari balik pohon.
"Linda, Yuka, Yaka, ayo masuk nak, mainnya nanti lagi," teriak seorang wanita yang keluar dari rumah menghampiri anak-anaknya. Lalu mengajaknya masuk ke rumah untuk makan siang.
Rafa hanya tersenyum melihat rumahnya yang kini telah berganti penghuni. Kini rumah itu dihuni sepasang suami istri yang ramah dengan tiga orang anaknya.
Rafa lalu menginjak pedal gas dan meluncur di jalan raya.
***
"Bun, Rafa berangkat dulu," kata Rafa sambil mencium tangan Melia.
"Gak sarapan dulu Raf," kata Melia sambil mengelus puncak kepala anaknya.
"Ntar di sekolah Bun,"
"Soalnya pagi ini ada rapat OSIS, jadi Rafa buru-buru," sambungnya.
"Yaudah tunggu bentar Bunda buatin kamu bekal,"
Rafa mengangguk takut melukai hati bundanya. Ia mengamati tubuh bundanya yang semakin hari semakin kurus. Ia takut bundanya tidak memakan apapun.
"Bun udah sarapan,"
"Nih Bunda sambil sarapan kok," kata Melia menunjukkan roti yang telah ia olesi selai lalu menggigitnya sedikit. Melia tak mau Rafa menjadi mengkhawatirkan dirinya.
"Nih udah siap bekalnya. Nanti kamu habisin ya," kata Melia seraya memasukkan bekal ke ransel Rafa.
"Yaudah berangkat sana. Jangan kebut-kebutan,"
Rafa pun beranjak meninggalkan Melia sendirian di rumah yang terbilang cukup besar. Rafa merasa kasihan kepada bundanya. Ia harus banting tulang mengurusinya. Semenjak kepergian ayahnya, yang entah kemana.
Herman, ayahnya pergi setelah menceritakan suatu perbuatan keji yang ia lakukan bersama kaki tangannya. Hal itu membuat Rafa benci pada Herman. Ibunya tak jauh berbeda, ia merasa amat terpukul atas berita itu.
###
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
Novela JuvenilRosabela, gadis yang harus berpisah dengan keluarganya karena suatu hal. Ia sangat merindukan masa kecilnya. Masa dimana ia hanya berpikir tenang bermain dan bermain. Ia rindu orang tua kandungnya, kakaknya Leon, dan tentunya Kak Afa. Masalah-mas...