Adakah yang kau sembunyilan sampai detik ini, Wahai Sahabatku.
Selamat Membaca
*******************"Oi ke lapangan dah ditunggu Kubo," teriak ketua kelas di depan pintu kelas.
Mereka segera berhamburan menuju lapangan karena jadwal mereka sekarang adalah jam olahraga. Kubo telah menunggu di tengah lapangan dengan bersedekap dada.
Kubo singkatan dari kumis botak. Guru ini dijuluki Kubo oleh Iqbal dkk karena guru olahraga itu memiliki kumis yang tebal tetapi ia botak. Mungkin rambutnya lebih nyaman tumbuh di bawah hidungnya ketimbang di atas kepalanya.
"Saya sampai lumutan di sini," keluh Kubo.
"Oke seperti biasa lari 2× putaran lalu kembali berkumpul disini. Saya tunggu cepat!! Cepat!!" perintahnya seraya mengibaskan tangan seperti gerakan mengusir.
Siswa-siswa pun segera berlari melewati lapangan dan memutari sekolah. Itu sudah menjadi rutinitas sebelum melakukan olahraga-olehraga lainnya.
Misha, cewek yang selalu mengejar-ngejar seorang Rafa yang dingin. Ia sudah beribu-ribu kali ditolak oleh Rafa. Cewek itu bahkan sudah berkali-kali mencelakakan cewek yang berusaha mendekati Rafa. Misha mempercepat larinya, ia menyusul Rafa.
Setelah dapat mensejajarkan dirinya dengan Rafa, ia lalu menanyakan sesuatu.
"Raf, fue minta nomor....." belum selesai Misha berkata, Rafa telah menjawab pertanyaan Misha dengan wajah yang tetap datar tanpa ekspresi.
"098 765 43 21," ucap Rafa.
Misha buru-buru mencatat nomor yang ia kira itu adalah nomor telepon Rafa.
"Kok gak bisa dihubungi Raf," gadis itu menunjukkan ponselnya.
"Ya iyalah o on lha rafa aja nyebutin nomor bukan nomor hpnya. Gue curiga jangan-jangan lo gak bisa bedain mana angka mana huruf," celetuk Iqbal.
"Yee... gue kan gak tau hiks..... hiks....." Misha pura-pura nangis. Suara tangisannya mirip sekali seperti masha bengek.
Iqbal memutar bola matanya jengah, "Gue duluan," katanya pada kedua sahabatnya.
Iqbal pun mempercepat larinya. Ia menghampiri gadis berkepang dua yang terlihat mengatur nafasnya. Bulir-bulir keringat menetes di pipinya yang mulai terlihat memerah.
Siwi yang merasa diperhatikan pun menoleh ke samping, "Lo lagi, lo lagi. Hobi banget sih ngangguin gue," ketus Siwi.
"Asik aja ngangguin lo," cengir Siwi.
Siwi tak memperdulikan ucapan Iqbal. Ia mempercepat larinya, akibatnya ia ngos-ngosan. Ia terlihat memperlambat larinya.
"Kenapa? Capek?, buruan elah!"
"Siapa suruh nungguin gue! Tu di belakang masih banyak anak-anak yang lari," kata Siwi.
"Mereka kan udah 2 kali putaran, sedangkan lo masih 1 putaran. Gue sebagai cowok yang baik mau nemenin elo,"
"Gue aja udah 2 kali putaran." Perkataan Siwi sukses membuat Iqbal terkejut, pasalnya Iqbal masih 1 kali putaran.
"Seriously?"
"Ya," kata Siwi tegas.
Iqbal pun lari tunggang langgang meninggalkan Siwi yang langsung cengo. Siwi pun tertawa lepas ia hanya mengerjai Iqbal dan dengan bodohnya Iqbal percaya.
***
Selesai olahraga Siwi membeli 2 botol minuman dingin. Ia lalu menghampiri iqbal yang tengah tertawa bersama Rafa dan Indri.
"Nih buat lo. Btw sorry ya yang tadi," Siwi menyodorkan salah satu minuman yang tadi ia beli.
Ya, tadi Siwi membohongi Iqbal. Tapi ada untungnya juga, Iqbal menjadi pelari pertama yang memasuki lapangan sekolah sehingga Kubo tak henti-hentinya memuji Iqbal.
"Lo kan sering bohongin gue. Udah kebal gue," kata Iqbal.
"Idih najis," kata Siwi melihat Iqbal yang memberikan tampang melasnya.
"Iya, iya gue selalu maafin elo. Apa sih yang enggak buat lo," kata Iqbal.
Kumatnya kambuh, yaitu menggombali Siwi. Iqbal lalu mengacak-acak rambut Siwi. Dan perlakuan itu sukses membuat pipi Siwi memerah. Namun Iqbal tak menyadarinya.
"Ih apaan sih,"
"Lo mau makan apa?" tanya Iqbal kepada Siwi.
"Hah? Emang napa,"
"Lo mau makan gak. Gue beliin."
"Gue curiga nih," kata Siwi sambil membenarkan letak kacamatanya yang melorot sampai ke hidungnya.
"Yaudah deh gue samain semua ya, lo berdua juga gue beliin, mumpung gue masih baik," kata Iqbal sambil melirik Rafa dan Indri.
"Tumben," cibir Rafa dan Indri bersamaan.
"Bel gabung sini aja," teriak Rafa kepada Bela yang terlihat sedang kebingungan mencari tempat duduk. Bela dkk pun menghampiri meja yang diisi kakak kelasnya itu.
"Whoa punya cewek juga nih si bos," cibir Indri.
"Ya ya ya seleranya tingi, Dri." Sahut Iqbal.
"Lah, lah, kok elo di sini. Makanannya mana," todong Indri.
"Sabar, ntar dianterin," kata Iqbal santai.
"Boleh gabung nih kak," kata Bela memastikan.
"Silakan nona," kata Iqbal.
Siwi pun cemberut melihat Iqbal mengusili cewek lain. Jujur saja Siwi telah terlanjur nyaman dan suka dengan segala keusilan Iqbal padanya. Bela segera duduk di samping Rafa lalu diikuti Galuh dan Lita.
Ting......
Satu pesan masuk di ponsel Lita.
'Jangan sok kenal gue di sekolah. Sebagai imbalannya nanti gue beliin es krim.'
Lita membaca pesan di ponselnya. Ia lantas mendengus selalu saja begitu. Ia lalu mendelikkan matanya kepada cowok yang sedang sibuk meminum jusnya.
###
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Again
Teen FictionRosabela, gadis yang harus berpisah dengan keluarganya karena suatu hal. Ia sangat merindukan masa kecilnya. Masa dimana ia hanya berpikir tenang bermain dan bermain. Ia rindu orang tua kandungnya, kakaknya Leon, dan tentunya Kak Afa. Masalah-mas...