01.

63K 1.4K 123
                                    

SKRIPSI. Satu kata yang menurut mahasiswa tingkat akhir adalah kata yang horor. Bisa membuat para mahasiswa tingkat akhir stress, galau berkepenjangan, bahkan kasus terparahnya bunuh diri.

Setahun yang lalu judul skripsiku di acc, setelah mengalami tiga kali penolakan. Sebulan setelahnya, aku ujian proposal, dan mendapat dosen pembimbing yang tidak aku inginkan. Aku masih ingat ketika sedang tidur siang, Rio teman satu jurusanku mengirimi pesan padaku.

Rio
Dimana cuy?

Me
Di kos, napa?

Rio
SK pembimbingmu dah keluar ni. Pembimbingmu pak Joko, selamat ya hahahahaha 😂.

Me
Serius kau? Bohong kau kan?

Rio
Yaelah, ga percaya? Mangkanya sini cepetan.

Me
Ahsiyaaapppp

Dan benar saja, memang pembimbingku pak Joko. Kenapa sih mesti sama dia? Pak joko merupakan salah satu dosen yang paling dihindari untuk dijadikan dosen pembimbing skripsi. Pokoknya dengar cerita dari senior 'harus dihindari'. Tapi ya mau bagaimana lagi, di fakultasku ngga bisa memilih dosen pembimbing sendiri karena sudah ditentuin sama kajur. Aku pasrah saja. Kulihat Rio dari tadi asik menertawakanku. Awas saja ya kau Rio, aku doakan kau dapat pembimbing pak Joko juga. 

Oh iya lupa, belum kenal sama aku kan? Gara-gara skripsi nih, jadi lupa kenalan kita hehe.

Aruna Haira Nisdharya. Itu namaku. Biasa dipanggil Aira. Dulu aku sempat protes sama mama dan papaku, kenapa nama panggilanku ngga Aruna aja kan lebih bagus kan ya. Aku sekarang semester se.pu.luh. Apa kabar skripsi? Dia baik-baik saja kok. Sampai-sampai ngga aku sentuh sudah hampir lima bulan ini. Gila, hampir satu semester cuy.

Gimana mau dikerjain coba, aku aja ngga ngerti sama skripsiku sendiri. Kenapa ngga ngerti? Aku jawab ya, tuh judul bisa di acc karena rekomendasi temenku. Iseng-iseng berhadiah aku ajukan aja ke jurusan. Aku pikir bakal ditolak, eh ga taunya malah di acc. Mampuslah aku. Bersusah payah mempelajari dari jurnal dan referensi lainnya akhirnya aku bisa ujian proposal juga. Nah sekarang aku anggurin tuh skripsian. Abisnya aku sebel sama pembimbingku si Joko Sembung, banyak banget mintanya. Dah dikerjain A minta B. Dikerjain B salah, malah minta C. Ah pusing aku tuh.

Aku kuliah disalah satu universitas negri di Pekanbaru. Aku bukan asli Pekanbaru, aku anak perantauan dari perbatasan Riau dan Sumatera Utara. Tapi masih berada di Provinsi Riau. Aku mengambil jurusan Ilmu Komputer karena paksaan orang tua. Aku sebenernya pengen kuliah jurusan tataboga, kalau ngga ya pertanian. Tapi papa dan mamaku dengan tegas tidak mengizinkan. Sebagai anak yang baik hati dan tidak durhaka aku turutin saja apa kemauan mereka hitung-hitung nyicil jalan menuju surga. Eaaaakkk.

Lahir di tanah melayu, tidak membuatku mahir berbahasa melayu. Waktu pertama kali menginjakkan kaki di Pekanbaru aja, aku sangat asing dengan bahasa mereka. Bahasa orang-orang Pekanbaru itu perpaduan melayu dan minang. Aku lahir dari papa dan mama yang bersuku jawa. Oh berarti bisa bahasa jawa dong? No no no, kalau ada orang yang bicara pake bahasa jawa aku ngerti artinya walaupun sedikit-sedikit, tapi kalau aku yang disuruh berbahasa jawa, mati ajalah aku. Lidahku kaku cuy. Aku sehari-hari ya berbahasa indonesia. Dilingkungan tempat tinggalku rata-rata bersuku jawa dan batak. Karena suku jawa disini udah ga melekat banget kejawaannya, mangkanya logat bahasaku agak lebih kasar.

Ah jadi rindu rumah dikampung. Udah hampir setengah tahun ini aku tidak pulang kampung ke rumah. Malas saja dengan pertanyaan tetangga yang itu-itu saja. Kapan lulus? Kapan wisuda? Anaknya si anu udah wisuda loh, kok kau belum? Aih suka-suka aku lah. Aku yang kuliah kalian pula yang rempong kutengok. paling kubalas pakai senyuman manisku aja. Gak mungkin kan mamak-mamak ku gas pake kata-kata pedas, masuk neraka aku nanti.

ABYASA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang