Sebelum baca, vote dulu boleh dong. 😅
Engga nyangka cerita pertamaku ini lumayan rame hehe, padahal tulisanku berantakan banget. Setelah dua tahun engga nyentuh lapak ini, aku beraniin buat update ektrapart II.
Walaupun udah basi, engga papa deh ya wkwk.
Happy reading.
*****
Aku melirik tangan kananku yang digenggam erat oleh pria yang bestatus suamiku kurang lebih hampir setahun yang lalu. Tak pernah kubayangkan sebelumnya aku bisa sampai di posisi sekarang. Siapa yang bakal menyangka aku akan berjodoh dengan dosen pembimbingku sendiri. Bahkan sekarang aku tengah mengandung buah hati kami. Padahal selama ini aku membayangkan di usiaku yang sekarang pasti aku sudah menjadi wanita karir yang kerja kantoran pergi pagi pulang hampir malam.
Ku elus perutku yang semakin membuncit, kini usia kandunganku sudah memasuki bulan ke 7. Kami sekarang sedang berjalan-jalan di Mall, dari tadi siang aku sudah merengek minta ditemenin nonton bioskop. Awalnya Mas Aby menolak, karena dia khawatir dengan kandunganku, dan aku yang mudah lelah. Tetapi aku memaksanya, lagian kan ini malam minggu aku juga pengen kaya orang-orang yang bisa jalan-jalan sama pasangannya.
Film yang akan kami tonton akan tayang setengah jam lagi, aku ingin mengajak Mas Aby berkeliling Mall dahulu tapi Mas Aby malah engga mau, ia langsung menggiringku masuk ke bioskop. Padahal aku sudah memesan tiketnya melalui aplikasi, jadi aku pikir kami bisa santai jalan-jalan dulu.
"Kamu mau pesen apa? Biar Mas pesankan. Kamu duduk disini aja, jangan kemana-kemana." Seperti itulah Mas Aby, beruntung banget punya suami perhatian kaya dia. Hampir semua kemauanku dituruti. Mimpi apa sih aku dulu?
"Popcorn manis sama iced caramel latte."
"Itu aja? Cukup?" Tanyanya.
Aku memandang sinis ke Mas Aby. "Pertanyaanmu Mas!Mentang-mentang aku gendut."
Mas Aby hanya terkekeh lalu mengelus rambutku sekilas. "Ya udah Mas pesen dulu ya,"
Aku mengangguk dan ia pun pergi memesan popcorn kami. Suasana disini sangat ramai, berhubung ini malam minggu banyak sekali pengunjung bioskop terutama pasangan muda mudi. Untungnya aku masih bisa mendapat tempat duduk, jika tidak mungkin aku akan lesehan dilantai. Sambil menunggu Mas Aby yang masih mengantre, aku memainkan ponselku.
"Aira!" Seseorang datang dan duduk disebrangku.
"Bambang? Sama siapa?"
"Sendiri, kau sama siapa? Eh buset, siapa yang buat kau kaya gini Aira?" Bambang menunjuk perutku yang buncit.
"Lakik aku lah."
"Bah, udah belakik kau? Kok engga ngundang aku?" Tanya Bambang dan duduk disebrangku.
"Ga ingat aku waktu itu sama mu."
"Kau kan gitu. Jadi mana suamimu? Kenapa kok sendirian kulihat?"
"Masih antre dia beli popcorn."
"Yang mana orangnya? Penasaran aku, gantengan aku apa suamimu." Bambang terbahak.
"Sebelas dua belas lah." Ucapku.
Tak berapa lama Mas Aby menghampiriku dan Bambang dengan tatapan yang sulit kuartikan. Ia duduk disampingku dengan menatap serius Bambang yang masih asik mengajakku mengobrol.
"Kau bilang muka lakikmu sebelas dua belas sama aku, kurang ajar kau ya Aira."
Aku terkekeh.
"Kok bisa dapet yang lebih ganteng dari aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYASA (Completed)
RomanceDosen Pembimbing (n) Suatu makhluk setengah manusia dan setengah malaikat pencabut nyawa, penyebab utama skripsi tak kunjung selesai dan pemicu depresi. Yah, seperti yang Aira rasakan sekarang, ia sedang pusing dengan skripsinya sendiri. Tak kunjung...