Besok pagi aku ujian seminar hasil. Tapi aku belum ada baca satupun materi skripsiku. Ppt baru aja siap aku buat, semua sudah beres. Tinggal satu lagi, yaitu mempersiapkan snack, buah-buahan dan air mineral buat dosen penguji. Yah beginilah kalau jadi mahasiswa akhir, harus rela keluar duit banyak.
Aku kedapatan jadwal pagi, jadi harus membawa snack+buah, sedangkan kalo jadwal siang harus nyiapin makan siang alias nasi kotak.
Aku mencoba menghubungi teman-temanku untuk nemenin aku beli snack. Tapi sialnya gada satupun dari mereka yang bisa nemenin aku. Via lagi ada kegiatan organisasi islami di masjid kampus, Kay baru balik bimbingan capek katanya dan rumahnya jauh juga dari tempatku, sementara Mai ga bisa karena pacarnya datang dan mereka lagi jalan maklum mereka ldr.
"Kalau sendiri gimana bawanya?" Gerutuku kesal. Sekarang sudah pukul 5 sore. Aku memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap. Ga papa lah sendiri, urusan bawanya bisa dipikirin ntar.
Aku sudah siap dengan memakai kaos putih oblong dan celana jeans longgar. Tak lupa ransel mini hitamku yang sudah kupakai. Aku menyambar kunci motor yang ada di meja riasku.
"Kamu mau kemana Aruna?" Eh kapan sampainya nih orang.
"Mau beli snack. Kirain Mas belum pulang."
"Baru aja masuk rumah, kamu mau pergi sama siapa?"
"Sendiri sih, Via, Mai sama Kay gada yang bisa nemenin."
"Sama Mas aja, tapi Mas mandi dulu ya."
"Ga usah." Mas Aby langsung ngacir masuk ke kamar, tanpa mendengar ucapanku. Ya udah deh ga papa, lumayan ga repot bawa-bawanya.
Ga sampe sepuluh menit Mas Aby sudah siap dengan kaos oblong dan celana pendeknya. Sepertinya dia menerapkan mandi kilat haha.
"Mau beli dimana?" Aku dan Mas Aby sudah ada didalam mobil.
"Ke jalan Soekarno Hatta aja Mas, disana ada toko kue. Temen-temenku kalo ujian selalu beli disana." Toko kue disana emang sudah terkenal gitu, ada roti kering, kue tradisional, donat dan masih banyak lagi.
"Oke."
"Terus buahnya?"
"Beli di Pasar Pagi aja gimana? Kan disana banyak jual buah-buahan."
"Siap bos."
"Ntar bantuin nyusun buahnya di keranjang ya Mas."
"Wani piro?"
"Iiisss parah." Aku melipat tangan ke depan dada.
"Hehe iya-iya ntar Mas bantuin." Mas Aby mengacak rambutku. Kebiasaan ngerusakin rambut orang.
Kami pun sampai di Toko kue. Begitu masuk kami disambut sama aroma kue yang wangi. Sepertinya aku harus membeli beberapa kue buat ku santap sendiri.
"Mbak, saya mau pesen kue pakai box gitu."
"Oh buat acara ya Mbak?"
"Buat ujian Mbak."
"Bisa Mbak, mau berapa box ya?"
"Tujuh Mbak."
"Silahkan di pilih dulu Mbak, mau kue yang mana aja. Biasanya per box muat tiga sampai empat kue. Tergantung ukuran kue yang Mbak pilih."
Aku dan Mas Aby pun berjalan mengelilingi rak yang berisi berbagai jenis kue.
"Yang mana?" Tanyaku pada Mas Aby. Aku bingung, semua tampak menggiurkan.
Mas Aby mengedikkan bahu. "Terserah kamu."
Setelah bingung bin pusing, akhirnya aku memilih tiga jenis kue. Ada pie apel, donat toping cokelat, terakhir brownies cokelat dan di risoles isi ayam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABYASA (Completed)
RomanceDosen Pembimbing (n) Suatu makhluk setengah manusia dan setengah malaikat pencabut nyawa, penyebab utama skripsi tak kunjung selesai dan pemicu depresi. Yah, seperti yang Aira rasakan sekarang, ia sedang pusing dengan skripsinya sendiri. Tak kunjung...