06.

17.5K 707 7
                                    

Aku meremas-remas jemariku. Gelisah, pengen pipis, deg-gegan, campur aduk semuanya. Aku memandang diriku didepan cermin. Kulihat wajahku yang sudah dipoles make up yang katanya kekinian alias make up tapi no make up ah gitu lah katanya, rambut disanggul dan tubuh yang sudah dibalut kebaya merah dan rok batik. Sampai sekarang aku masih tidak percaya, seorang Aira akan dilamar hari ini.

"Kak Aira, kakak disuruh keluar." Sepupuku yang bernama Sari memanggilku untuk keluar bertemu keluarga bang Iyas. Keluarga bang Iyas sudah datang ke rumah sekitar satu jam yang lalu. Lamaran diadakan dirumahku alias di kampungku, dan pernikahan dilaksanakan sebulan kemudian. Gara-gara acara lamaran dan pernikahan yang dadakan ini membuatku terkenal di kampung. Banyak gosip yang bilang kalau aku hamil mangkanya buru-buru nikah. Duh mamak-mamak kalau beli sayur langsung pulang ya, jangan menggosip, kasian tu lakiknya dirumah dikasih makan gibah. Boro-boro hamidun, lah aku jomblo udah dua tahun. Siapa yang mau menghamili coba?

Aku duduk diantara mama dan papa. Sedari tadi aku menundukkan kepalaku. Duh malu, karena aku ngga pernah dandan kaya gini. Kaya pake topeng tau ngga. Aku takut mukaku kaya ondel-ondel. Biarpun ini katanya mke up natural, tapi menurutku ini udah tebel banget. Tenang Aira, tarik nafas hembuskan. Aku memberanikan menatap orang-orang yang ada didepanku. Disana sudah ada anak kecil yang mungkin berusia 10 tahunan, tante Ningrum dan bang Iyas yang memakai kostum warna senada dengan kebayaku. Eh dia senyum. Duh grogi nih.

Kemudian Mc mempersilahkan bang Iyas berbicara.

"Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Abyasa Asmaralaya Handaru, dengan niat baik ingin menyampaikan maksud kedatangan saya dan keluarga saya untuk melamar putri om Heru dan tante Ambar yang cantik ini, yaitu Aruna Haira Nisdharya yang insyaAllah akan saya jaga dan saya cintai dengan sepenuh hati saya. Saya mohon izin untuk diberikan restu dan ridhonya oleh om Heru dan tante Ambar menerima lamaran saya." Bukannya fokus sama apa yang bang Iyas ucapkan, aku malah fokus ke wajahnya yang aduhai. Terus tadi dia bilang apa? Aku cantik? Oh tentu. Aira emang cantik dari zigot.

Setelah itu papa menyampaikan sepatah dua kata yang intinya papa telah menerima lamaran bang Iyas. Kemudian Mc mempersilahkan aku berbicara. Nah disini aku akan menyampaikan secara langsung ke bang Iyas kalau aku putri papa dan mama yang katanya cantik tadi menerima lamarannya. Duh mati, takut salah ngomong. Tadi sih udah hapal mau bilang apa. Sekarang ngga tau deh. Abisnya sekarang semua mata tertuju padaku.

"Bismillahorrahmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, saya Aruna Haira Nisdharya menerima lamaran Abyasa Asmaralaya Handaru." Bang Iyas natapnya biasa aja bang. Aku tau kok aku cantik.

Keluarga bang Iyas pun memberikan seserahan yang sudah dibawa rombongan keluarganya tadi. Kemudian tante Ningrum menyematkan cincin dijari manis kiriku. Cincin yang sangat sederhana dengan rentetan permata kecil-kecil.

Acara dilanjutkan dengan makan-makan. Keluarga dua belah pihak dipersilahkan menyantap makanan yang sudah terhidang di meja.

Aku dan bang Iyas melakukan sesi foto angegement, biar kaya orang-orang loh. Foto pamer jari sudah pakai cincin tunangan. Si abang fotografernya menyuruh kami pose hadap-hadapan. Tangan bang Iyas diarahkan ke pinggangku dan tanganku bertengger didadanya. Duh jadi grogi, pengen ketawa juga. Ga kuat aku tu kalo posenya pandang-pandangan kaya gini. Semua yang nyiapin acara lamaran ini tuh Mama dibantu sama Tanteku, adik dari Mama, dari mulai kebaya, dekor, fotografer, dan lain-lainnya. Aku mah angkat tangan, tinggal terima beres aja.

Setelah urusan pose ini dan itu, akhirnya abang fotografer membebaskan aku dan bang Iyas. Perut minta diisi ini. Dari tadi aku nahan makan, takut luntur lipstiknya.

Kujinjing rokku dan berjalan menuju meja yang penuh dengan makanan. Biasa pakai celana, ini harus pakai rok yang press body kan jadi susah jalannya.

ABYASA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang