Suara deruman mobil menghatam keramaian di depan gerbang sekolah, semua murid-murid itu pun menyingkir ke pinggir. Setelah mobil itu semua terparkir lalu mereka yang berada dalam mobil keluar dari mobilnya masing-masing. Banyak bisikan dari murid-murid.
"Shit, mereka balik lagi"
"Yaelah gak bakal tentram nih sekolah kalo ada mereka"
"Omg, akhirnya mereka ada lagi yes"
"Mereka kemana aja sih? Gatau gw kangen ama mereka"
"Dasar cabe"
Ada beberapa yang senang ada juga yang tidak senang mereka datang, mereka adalah Ravegar. "Bacot, kalo ngomong langsung di depannya anjeng jangan berani di belakang" Ucap Ladyra setengah teriak langsung yang berbisik-bisik diam.
"Ayo keluarin terus hujatan lu pada yang busuk itu, sama aja lu pada tuh cupu" Lanjut Ladyra, suasana di sana semakin panas dan tatapan Ladyra begitu tajam, begitu dengan yang lain.
"Udahlah cabut aja gak guna dengerin begituan, yang ngomongin engga-engga gak punya kaca. Padahal disekolahin dengan biaya gak kecil sama orang tua" ucapan Velya lumayan menohok kepada orang yang tadi mencaci maki mereka.
"Heh, baru masuk lu semua udah belagu aja" sindir seseorang yang bernama Karin itu diikuti dengan teman-teman sekomplotannya.
"Kita gak nyari masalah sama lo ya!" sentak Sasa yang sudah maju tapi tangannya ditahan oleh Tasya.
"Bilang aja takut" jawab Sherina dengan nada meremehkan dan membuat Sasa semakin marah.
"Bisa gak sih sehari aja gak nyari ribut?" Tanya Alexa dengan tajam menatap genk Karin.
"Lu duluan yang nyari ribut" tuduh Celine.
Cinta kesal tapi dalam hatinya sedang banyak komat-kamit berdoa agar sabar untuk menahan dirinya, "Udahlah cabut aja. Ngapain dengerin omongan CABE" ujar Ladyra dengan menekat kata 'Cabe'.
"Bangsat tuh orang" Geram Yura.
Mereka pun pergi meninggalkan genk Karin dengan santai, "apaan banget sih tuh orang" gerutu Sasa yang masih kesal karena ribut tadi.
Mereka pun ke kelas masing-masing. Kelas 11 IPA 2, dari 6 murid sedang memerhatikan pelajaran yaitu Aldric, Azka, Nadhif, Sasa, Tasya dan Cinta. "Jadi kalo kalian gak paham tentang asam atau ph bisa langsung ditanyakan ke bapak" jelas pak Lukman, si guru kimia yang masih berumur 23 tahun.
"Pak mau tanya boleh gak?" tanya Azka pada pak Lukman.
"Boleh, sok atuh mau nanya apa?" wajah pak Lukman tampak serius dalam pelajaran.
"Ga jadi deh pak, lupa saya hehehe. Maap loh pak" Ujar Azka sambil nyengir.
"BAPAK LEMPAR PAKE SAPU JUGA NIH" ucap Pak Lukman dengan kesal karna muridnya. "ya allah luk sabar luk sama murid sendiri ini" gumam Pak Lukman sambil mengelus dadanya.
"Pak jangan marah-marah mulu entar makin tua loh" celetuk Sasa dengan senyum miring.
"SASA KAMU NIH YA JADI PEREM---"
Kring kring
Bel istirahat sudah berdering di depan kelas, "nanti aja pak ngomelnya, saya istirahat dulu dadah" ucap Sasa lalu menarik kedua temannya yaitu Cinta dan Tasya.
Di kelas 11 IPA 1 sebelum bel istirahat, "Ada yang mau ditanyakan lagi sebelum istirahat tentang menghitung hasil energi?" Tanya Bu Lita.
"Enggak bu" serempak murid-murid.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEGAR
Teen Fiction[On Going] 6 Perempuan dengan keseharian yang somvlak mulai dari Sabang sampai Merauke, maap salah maksudnya Dari rumah ke sekolah atau dimana pun mereka auto pipi kram Selamat membaca jangan lupa vote ya! (auto kek mamang gojek)