masih dihari yang sama.
Alexa menuju loker untuk mengambil pulpennya yang baru, tapi saat ia membuka loker tak sengaja matanya menangkap sesuatu di pintu loker itu.
"post it siapa nih?" tanya Alexa pada dirinya sendiri, terdapat tulisan di kertas itu.
——————————————————
ꜱɪᴀᴘɪɴ ᴅɪʀɪ ʟᴏ, ᴘᴇʀᴍᴀɪɴᴀɴ ᴜᴅᴀʜ ᴍᴜʟᴀɪ
ᴀɴᴅ ʟᴇᴛ'ꜱ ʙᴇɢɪɴ ʙɪᴛᴄʜ!—𝐔
——————————————————
Setelah membaca isi dari post it itu, Alexa menyeritkan dahinya kebingungan, "Ale" panggil Alvaro yang tiba-tiba di sebelahnya membuat Alexa terkejut.
anjing, ngagetin aja batin Alexa kesal.
Alvaro menatap datar Alexa, "nyokap gue mau ketemu sama lo nanti pas acara makan malem" ujar Alvaro dan Alexa hanya diam tanpa menoleh pada Alvaro.
"gimana entar aja" balas Alexa sambil menutup lokernya lalu menatap Alvaro.
"lo harus ikut Alexandra!" paksa Alvaro sambil menatap tajam orang di depannya itu.
"serah" itu saja yang keluar dari mulut Alexa dengan nada ketus.
"lo tuh kalo dikasih tau sama orang tuh nurut bisa nggak sih?"
"lah emang lo siapa gue? bukan siapa-siapa kan? yaudah" Alexa menjawab terus apa yang diomong oleh Alvaro.
Alvaro mengusap wajahnya kasar, "lo mau jadi siapa-siapa gue?" kata Alvaro sambil mendekatkan wajahnya pada Alexa.
Alexa terkejut langsung sedikit memundurkan wajahnya, "weh ngapain itu berdua deket-deket mukanya" celetuk orang itu sambil merangkul kembarannya itu.
Revan dan Regan si penganggu.
Alexa pun mengambil kesempatan untuk meninggalkan tempat itu, "pantesan gajelas, temennya juga nggak jelas" gumam Alexa dengan wajahnya yang jutek.
•••
Sasa duduk di dekat jendela kamarnya sambil mendengarkan lagu yang ia putar sekarang.
Miami - Tommy Genesis
00:20——●——————02:31
🔁 ◀ ⏸️ ▶"ngapain kangen sekolah, sekolah aja nggak kangen gue!" gerutu Sasa sambil mengusap pipinya kasar karena menangis.
Sasa kembali menatap jendela dengan wajahnya yang sendu, tapi wajahnya kembali menegang ketika melihat seseorang membuka gerbang rumahnya.
Ia segera mengambil sesuatu di dalam laci meja belajarnya dan pergi ke lantai 1. Sasa keluar rumah dan tampak dirinya sekarang berani dengan sosok bertopeng itu.
"cih, lo kira rumah gue tempat bermain segala pake topeng kayak badut" ucap Sasa remeh dan tatapan yang tajam.
Sasa maju selangkah, "pengecut" ejek Sasa tanpa aba-aba orang itu bersiap meninju Sasa dengan tangan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEGAR
Teen Fiction[On Going] 6 Perempuan dengan keseharian yang somvlak mulai dari Sabang sampai Merauke, maap salah maksudnya Dari rumah ke sekolah atau dimana pun mereka auto pipi kram Selamat membaca jangan lupa vote ya! (auto kek mamang gojek)