Kicauan burung terdengar begitu merdu.
Mobil mulai terlihat berlalu lalang di jalan raya. Orang-orangpun mulai sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Senyum terpatri di wajah karena menikmati hari yang begitu indah.Tapi di lain sisi, seorang gadis terlihat tidak menikmati paginya. Wajahnya cemberut tak bersahabat. Langit yang begitu cerah tidak di perdulikannya. Yang ada dalam benaknya hanyalah kekesalan saja. Pemandangam indah yang dapat dia nikmati dari dalampun mobil tidak diperdulikannya juga.
"Ma? ayolah. Apa mama tega membiarkan anak mama ini sekolah disana? Aku bakal tinggal di asrama" kekesalannya keluar
Sang ibunda hanya menatap sang anak yang duduk di sampingnya. "ini perintah ayahmu sayang. Kita tahu bersama bagaimana kerasnya dia"
"tapi Ma.."
"kita sudah membahas ini. Semua ini hukuman yang harus kau jalani"
"tapi kan aku hanya bermain di bar saja. Itu pun hanya sekali"
"sekali?" Sang ibunda mengulangi perkataan puterinya. "jangan coba bermain dengan mama Kim Tzuyu. Atau mama akan menambah hukumanmu" sambungnya
Sang gadis bernama Tzuyu itu pun hanya bisa mendengus kesal. Perkataan sang ibunda bukan candaan biasa. Dan tentu saja bisa lebih parah dari sang ayah.
Beberapa menit kemudian mobil mereka berhenti di depan sebuah sekolah yang sungguh besar. Terlihat seperti istana daripada sebuah sekolah.
"ayo turun" perintah sang ibunda.
Tzuyu turun dari mobil yang diakhiri bantingan keras pintu mobil.
"jaga sikap kamu!" tegur sang ibunda
Tzuyu semakin menekuk wajahnya. Berlahan langkah mengikuti langkah sang ibunda yang sudah duluan masuk kedalam.
"Nyonya Sana. Selamat pagi" seorang wanita paruh baya terlihat menegur sang ibunda. Dan Tzuyu tahu persis jika wanita yang terlihat lebih tua dari Ibunya itu adalah seorang kepala sekolah disekolah barunya ini.
Terlihat aneh memang ketika kepala sekolah yang turun langsung seperti ini menunggu kedatangan mereka. Tapi semuanya bisa terjadi jika orang tuamu adalah pemilik sekolah.
"selamat pagi" balas Sana
"mari ke ruangan saya dulu" ujar kepala sekolah sopan
"maaf. Saya harus menolaknya. Saya hanya datang mengantar puteriku ini untuk memastikan dia tidak kabur" ujar Sana sembari menatap sang puteri.
Tzuyu mendengus kesal.
"baiklah nyonya. Biar puteri anda saya yang antarkan ke kelasnya" ujar kepala sekolah
"saya minta tolong. Jangan biarkan dia berkeliaran sembarangan" ujar Sana
"aku tidak akan melakukannya juga" Gumam Tzuyu
Sana tersenyum pada kepala sekolah
"kalau begitu saya permisi""ne nyonya. Silahkan"
.Langkah Tzuyu terhenti di depan sebuah kelas. Dia sedikit ragu untuk masuk lebih dalam.
"masuklah nak. Ini kelasmu" Ucap kepala sekolah yang berdiri disampingnya
"Ah? Baiklah"
Tzuyu menurut. Diapun masuk ke dalam kelas.
Semua mata reflek memandang ke arahnya. Visual yang dimilikinya terlalu mengambil atensi."perhatian anak-anak. Mulai hari ini kalian mendapat teman baru. Bersikaplah yang sopan dan baik padanya"ujar kepala sekolah lalu menatap Tzuyu. "Kau bisa perkenalkan namamu"