Sudah seminggu lebih..
Senang berjumpa kalian lagi. WkkwEnjoy guys~
.......Jihyo terkejut bukan main.
Apa maksud kalimat Tzuyu barusan?
Apa gadis Kim itu sudah gila?"Jangan sembarangan!" Jihyo menghempaskan tangan Tzuyu yang menahannya.
"Aku tidak bercanda Son Jihyo. Aku serius"
Jihyo memutar tubuhnya. Dia mulai melangkahkan kakinya bermaksud pergi. Tapi Tzuyu kembali menahannya.
Tubuh ditarik ke belakang dengan sedikit keras hingga membuat Jihyo menabrak dada Tzuyu lagi. Hidung mereka bahkan bersentuhan karena si gadis Kim yang sedikit menunduk.
Tampang terkejut terpasang jelas di wajah cantik Jihyo.
Tzuyu tiba-tiba menyeringai
"Kau semakin cantik dengan rambut pendekmu ini" ucapnyaJihyo segera mendorong Tzuyu. Membuat jarak cukup jauh di antara keduanya.
Tanpa bersuara lagi, Jihyo memilih berjalan menjauh. Meninggalkan gadis Kim itu yang terus memandangi punggungnya."Menyebalkan!" kesal Jihyo
"Apa ini membuatnya puas dengan mempermainkan ku seperti ini?" Tangan terkepal."Siapa yang menyebalkan dokter?"
"eoh?" Jihyo terkejut ketika menatap seorang suster yang kini berjalan beriringan dengannya.
"Apa anda baik-baik saja?"
Jihyo menghela napasnya
"Aku baik-baik saja. Ayo ke bangsal selanjutnya""ne dokter"
.
.
Jari jemari terus bermain di atas meja. Mengetuknya berulang-ulang yang menandakan jika sang pemilik jemari merasa sangat resah.Helaan napas kecil terus berhembus.
Cekrek..
Pintu terbuka mengambil atensi.Sosok seorang gadis dengan pakaian kantor terlihat memasuki ruangan miliknya.
Senyum terpatri dengan sendirinya.
"kenapa menatapku begitu?"
"Kenapa kau begitu lama?"
"ah Mian"pintu di tutup
"Banyak yang harus aku urus dulu di kantor" sambung gadis ituKepala mengangguk mengerti.
"Kau sudah selesai kan? Ayo pulang"
"ne" anggukan diberikan dengan tubuh yang berlahan berdiri dari duduknya. Lalu mendekati gadis yang setia menunggunya di depan meja kerjanya itu.
"Berikan tasmu, biar aku yang bawakan"
Kepala menggeleng tanda menolak
"Biar aku yang bawa sendiri Seulgi-a. Kau sudah terlihat cukup kelelahan""ani. Jadi berikan aku tasmu"
"biar ku bawa sendiri"
"Son Jihyo, berikan padaku!"
Helaan napas kecil keluar
"Arroso. Kau menang" Jihyo menyerah membuat Seulgi tersenyum puas."kalau begitu, ayo pulang" Seulgi tertarik keluar dari ruangan.
Seulgi terlihat pasrah dengan tarikan itu. Lagipula memang dia sangat kelelahan hari ini. Dia membiarkan Jihyo melakukan apa saja. Bahkan saat Jihyo meminta kunci mobil padanya. Bermaksud membuatnya untuk berisitrahat di kursi penumpang disebelah kemudi.