Chapter 12

1.4K 227 25
                                    

5 Bulan Kemudian.....

____________

Wendy masih menetap di Canada bersama dengan orang tuanya. Ia membantu banyak di bisnis keluarganya dan dia adalah salah satu faktor utama keberhasilan bisnis-bisnis yang dijalankan oleh orang tuanya sejauh ini.

Rambutnya kini sudah panjang, masih berwarna cokelat gelap seperti terakhir ia berambut pendek di Korea. Gaya-nya... tidak berubah banyak. Ia masih cuek dan tomboy seperti biasanya. Secara mental sudah jauh membaik, dan dirinya sudah kembali terlihat sangat ceria juga mulai mudah bersosialisasi dengan banyak orang.

"Wan~ kapan kau akan kembali ke Korea, eoh? Kami sangat rindu dan ingin bertemu!" Ucap Jihyo lewat video call. Teman-temannya yang lain berhasil bertahan 6 bulan di pangkalan militer. Tinggal sisa 1 minggu lagi bagi mereka untuk menjadi mentor disana.

"Aku akan pulang secepatnya, kalian tenang saja. Oh, aku lupa mengabari kalau apartemen kita dua-duanya sudah terjual bulan lalu!" Ucap Wendy girang. "KAU SERIUS!!??" Teriak Joy menyerobot ke depan kamera ponsel milik Jihyo.

"Eoh! Dua-duanya terjual oleh 2 pembeli yang berbeda. Uangnya sudah kumasukan ke rekening Jeongyeon. Bagaimana kalau kita beli rumah saja sekalian? Percuma jika beli lagi apartemen." Saran Wendy.

"Eiy~ kau pikir kau siapa eoh? Uangmu banyak kah? Rumah di daerah Seoul mahal pabo-ya!" Omel Jeongyeon dari belakang Jihyo. "Yak! Kau pikir aku menjual murah apartemen kita!?" Omel Wendy balik. Mereka semua terkejut. "Kau menjual apartemen kita dengan harga berapa Wan?" Tanya Jennie penasaran.

"Aku menjual mereka dengan harga 2x lipat dari harga beli kita! Makanya lihat dulu jumlahnya di rekeningmu baru mengomel!" Jawab Wendy dengan gemas. Jeongyeon langsung membuka ponselnya untuk mentenek saldo unas di rekeningnya kemudian ia terkejut.

"WOAH! YAK! APA KAU GILA!? BAGAIMANA BISA ADA YANG MAU MEMBELI APARTEMEN KITA SEHARGA 25 JUTA WON 1 UNIT!?" Jeongyeon berteriak histeris. "HAH!!!??" Yang lain ikut berteriak tak percaya. Wendy hanya tertawa.

"Tentu saja dengan taktik yang baik! Kita punya 50 juta Won disana. Pikirkan baik-baik untuk membeli rumah. Kalau sulit di Seoul, coba cari ke daerah lain. Karena tempat tinggal ini jelas untuk jangka panjang, aku pikir jika kita beli rumah kegiatan yang bisa kita lakukanpun lebih luas dan bermacam-macam." Ucap Wendy.

"Jika kurang dan tak cukup? Ingat, kita ada 10 orang. Setidak nya paling sedikit harus ada 5 kamar." Ucap Rose. Wendy hanya tersenyum. "Pendapatan kalian dari restoran kemana?" Tanya nya jahil. Mereka semua langsung terdiam.

"Kami bahkan lupa kalau kami punya restoran......" Ucap Lisa lirih. "Wan, bukannya restoran kita sudah tutup ya dari semenjak kita pergi ke pangkalan militer?" Tanya Seulgi.

"Ani. Kata siapa?" Wendy menjawab tenang. "Lalu siapa yang mengelola restoran jika kami tidak ada? Mana mungkin restoran bekerja dengan sendirinya tanpa kami monitor." Timpal Jeongyeon.

Wendy kembali tersenyum. "Aku meminta tolong pada Seohyun unnie agar mau menggantikan kita selama kita pergi."

"AAAAAHHHH!!!!" Teriakan bahagia mulai terdengar dari ponsel Wendy. "Seohyun unnie kakak sepupumu itu!? Yang pengusaha fashion?! Bagaimana bisa ia mau!? Bukannya ia sangat sibuk!?" Berbagai pertanyaan mulai dilontarkan.

Long Distance Feeling✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang