Chapter 30

1K 147 13
                                    

Mereka semua bersiap untuk terbang ke Lebanon. Ke-6 anggota Alpha Female yang ikut kembali mengenakan pakaian militer dan semua orang yang diutus untuk berangkat dengan mereka sering melirik diam-diam untuk melihat kecantikan mereka walau tanpa riasan wajah dan rambut yang dicepol rendah.

"Sudah lama sekali aku tidak mengenakan seragam. Apa aku terlihat aneh?" Tanya Jisoo sambil bercermin dan terus menatapi penampilannya. "Kau terlihat sangat sempurna." Jawab Joy sembari mengangkut barangnya ke tempat lain. "Benarkah?" Tanya Jisoo antusias kepada Joy.

"Tentu saja aku bercanda! Sempurna hanya milikku. Kalian yang bukan aku tidak akan pernah bisa sempurna." Jawab Joy dengan gaya sassy nya yang berhasil membuat Lisa melemparnya dengan botol minum. "AW! YAK!" Joy sudah bersiap akan melempar balik botol tersebut namun terhenti dengan suara yang muncul dari mulut Jennie.

"Aku tidak percaya kalian melakukan hal bodoh seperti ini didepan seluruh anggota militer yang kini memandang kalian konyol. Mau tetap diteruskan?" Tanya Jennie jengah. Joy dan Jisoo menatap para anggota yang tersenyum lebar dan ada yang tertawa kecil melihat tingkah kekanakan mereka.

"Jika kau melempar balik botol itu akan ku doakan hidung mu penuh dengan kotoran." Ancam Lisa kepada Joy. Setelah ancaman tersebut Joy benar-benar melempar balik botol tersebut. "AKU TIDAK TAKUT LALISA."

"Yap. Tetap diteruskan ternyata." Jennie memutar kedua bola matanya dan membiarkan kedua sahabatnya itu melanjutkan perkara bodoh mereka.

"Apa kalian selalu seperti ini saat dulu masih bertugas?" Tanya Mark terhibur. "Apa itu sebuah pertanyaan Mark? Jika iya bolehkah aku tertawa terbahak-bahak?" Tanya Wendy dengan sebal. Seluruh anggota tertawa mendengar jawaban Wendy yang begitu sarkastik.

"Memangnya kalian tidak pernah bercanda selama kalian bertugas?" Tanya Rose kepada para amggota. Mereka terdiam lalu Vernon menjawab, "Ya... tentu kami bercanda. Hanya saja tidak se-ekstrim kalian... maksudku kami diawasi oleh senior kami jadi candaan kami terbatas." Jelas Vernon mencoba untuk tidak menyinggung atau menjelekan seniornya.

"Ck. Apa yang kalian takutkan? Selagi kalian tidak menyakiti mereka, seharusnya kalian bebas bercanda ria. Senior kalian yang aneh berarti!" Timpal Joy dengan cuek nya yang lalu dijawab dengan tawa canggung dari para anggota. "Kenapa? Aku serius! Ya kan Wan?" Tanya Joy kepada Wendy yang sibuk membereskan barang-barang miliknya.

Wendy menoleh dan tersenyum. "Lagipula disaat seperti ini seharusnya kalian itu bersenang-senang. Apa kalian berpikir kalian akan kembali lagi ke pangkalan?" Pertanyaan Wendy menohok semua para anggota yang hanya bisa terdiam dan merunduk.

Wendy tertawa getir. "Aish.... 3 hari yang lalu aku dramatis sekali ya? Menangis sampai berlutut dan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Ck. Pencitraanku hancur dalam satu malam." Ucap Wendy mengingat saat dirinya memohon-mohon kepada petinggi militer untuk membiarkan nya berangkat.

...

"Kita masih ada 1 jam lagi sebelum berangkat. Mari kita berbincang." Wendy menarik sebuah kursi dan duduk bergabung dengan junior-juniornya. "Seperti yang kalian ketahui, kakiku cacat permanen. Secara standar kelayakan, Aku sudah dikategorikan tidak layak menerbangkan pesawat lagi." Ucap Wendy serius.

Wendy menghela nafas dan tersenyum. "Tapi aku. tidak bisa menyerah dan hanya diam. Aku tau betul para petinggi disini tanpa Yunho, mereka lumpuh. Mereka tidak berani mengambil resiko. Maka dari itu aku menggertak agar kita berangkat. Aku tidak berniat menyerahkan nyawa kalian, aku sudah bilang kalaupun aku harus berangkat sendiri, aku akan tetap berangkat. Bukankah begitu?"

Para junior menganggukan kepala mereka. Mereka ingat kalau misi ini benar-benar 100% relawan atas kemauan diri mereka sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun.

Long Distance Feeling✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang