Chapter 5

1.5K 244 5
                                    

Wendy sedang menyendiri di kafetaria walau waktu menunjukan sudah cukup larut. Dirinya hanya terdiam memejamkan mata menikmati angin yang menyapa kulitnya lembut walaupun dingin, tapi menurut Wendy ini menenangkan. Apalagi setelah mental breakdown nya tadi.

Ia tidak menyadari ada seorang pria yang berjalan mendekatinya.

GREP!

Seseorang memeluk Wendy dari belakang.

BUGH!

Wendy menonjok mata kiri pria tersebut secara reflek dan tengan segura pria tersebut melepas pelukannya. "Ugh!!" Erangnya kesakitan sembari memegang mata kirinya dengan kedua tangannya. "Ini aku!" Ucapnya.

"D-Doyoung?" Ucapnya bingung. Doyoung menatapnya dengan mata yang bercucuran air mata. "Bodoh! Bodoh sekali! Aku rindu padamu! Sangat rindu sampai ingin mati rasanya kau tau!" Ucapnya disela tangisnya. Sedalam itu rasa rindu Doyoung pada Wendy.

Wendy yang melihat Doyoung menangis langsung memutar tubuhnya dan memeluk leher pria dihadapannya dengan erat.

"Ayo kita keluar. Disini rawan dilihat orang." Ucap Doyoung lalu menarik tangan Wendy menuju ke tempat andalannya.

...


Mereka sampai di sebuah bukti yang tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu jauh dari pangkalan militer. Doyoung mengajak Wendy untuk duduk dengan semangat. Ketika Wendy sudah duduk, ia segera memeluk Wendy lagi.

Wendy hanya bisa tertawa lalu memeluk balik tubuh Doyoung sambil memejamkan matanya berharap ini bukanlah mimpi. "Aku merasa ini mimpi. Bisa memelukmu seperti ini." Ucapnya tanpa melepas pelukannya pada Wendy. "Aku juga. Percayalah." Jawab Wendy pelan.

"Jika ada orang yang melihat dan mengira kau pacaran dengan salah satu dari kami bagaimana?" Tanya Wendy sambil tersenyum jahil. "Biarkan saja! Jika itu membuatmu merasa aman dari Jaehyun, akan ku lakukan." Jawaban Doyoung mengenai hati Wendy secara telak.

"M-Mengapa kau menyebut nama Jaehyun tiba-tiba? Kita kan tidak sedang membicarakan dia." Lirih Wendy. Mereka melepas pelukannya lalu duduk seperti biasa. "Kau harus tau sesuatu." Doyoung membuka pembicaraan serius yang membuat tubuh Wendy menegang karena takut.

"Hey, maaf jika nada bicaraku terlalu keras..." Ucapnya menyadari Wendy yang kaku. Wendy memejamkan mata dan mengatur nafasnya lalu menatap Doyoung untuk melanjutkan pembicaraannya.

"Jaehyun dan Johnny sempat akan dipecat dari satuan." Ucapan Doyoung membuat Wendy terkejut. "Karena?" Tanya Wendy kaget. "Karena menolak untuk menikahi kedua adik perempuan dari jenderal sebelumnya, Kim Jaejoong."

Wendy terdiam. Doyoung yang menyadari diamnya Wendy langsung tersenyum. "Karena mereka menunggumu dan Rose." Lanjutnya. Wendy kembali menatap Doyoung dengan mata yang melotot. "Mereka tidak mengatakannya didepan Kim Jaejoong-nim kan? Aku mohon jawab tidak." Wendy mewanti-wanti.

"Ohhh~ tidak hanya dihadapan beliau. Mereka mengatakannya di hadapan seluruh satuan. Karena beliau memintanya didepan umum, ia mengatakan perintah untuk mendekati kedua adiknya tepat di kafetaria dimana kau melamun tadi." Penjelasan Doyoung membuat Wendy meringkuk malu diantara kedua lututnya.

"Tapi kan mereka tidak tau aku dan Rose! Jadi kita berdua aman kan?" Tanya Wendy dengan tatapan memohon. Doyoung menghela nafas sebelum menoyor kepala Wendy. "Kalian tidak tau apapun ternyata. Nama kalian ber-10 terpampang jelas beserta biodata dan foto di aula! Mata kalian tidak menangkap pajangan tersebut!?" Tanya Doyoung tidak habis pikir.

"HAH!? DIMANA KATAMU!?" Wendy benar-benar berteriak sekarang. Doyoung tertawa. "Semua orang tau siapa kalian! Dari detik pertama kalian masuk ke Aula, semua orang sudah tau nama lengkap kalian! Mereka tau kalian satuan mana, mereka tau kalian letting berapa, lair tahun. berapa, dan lain-lainnya!" Doyoung menjelaskan sambil tersenyum geli karena wajah Wendy terlihat sangat menggemaskan saat ini.

"Tapi kenapa mereka terlihat... pura-pura tidak tau?" Tanya Wendy lirih. "Karena mereka tau riwayat kesehatan mental kalian. Mereka semua sudah diedukasi oleh Jenderal Yunho untuk tidak membuat kalian trauma selama disini. Jadi kami semua berusaha untuk sesantai mungkin saat berhadapan dengan kalian. Padahal hampir seluruh pangkalan adalah penggemar kalian. Mereka menggila tiap kembali ke barak tempat mereka tidur setiap malam ㅋㅋㅋ"

Wendy makin merasa malu. "Aish, aku jadi malu sekarang..." Ucap Wendy benar-benar tidak tahu harus apa di keesokan hari saat harus bertatap wajah dengan banyak anggota militer yang ternyata tau banyak tentangnya.

"Jaehyun dan Johnny mengatakan kalau mereka sudah bertunangan dengan kalian dan akan segera menikah. Semua orang hanya tau kalau kalian itu menjalin hubungan, maka dari itu kau terus ditatap oleh mereka terutama saat ketegangan yang terjadi tadi saat makan malam. Semua orang mengira kau dan Jaehyun benar-benar sepasang kekasih dan kalian bertengkar sebagai.... sepasang kekasih." Ucapan Doyoung kali ini berhasil membuat Wendy mengacak-acak rambutnya.

"Kau masih seringmendonorkan darahmu di rumah sakit milik pangkalan militer kan? Karena masih sering terlihat ada namamu di beberapa labu darah yang disimpan di laboratorium pangkalan." Tanya Doyoung tersenyum jahil. "Aku tau jiwamu masih tertinggal disini Wan. Aku bisa merasakan kehadiranmu dan yang lainnya setiap hari selama 3 tahun dan selalu merasa bahwa kalian masih bertugas disini." Wendy merenung terdiam.

"Iya. Aku mendonorkan darahku bersama Lisa dan Tzuyu bulan lalu. Aku tidak tau kalau akan langsung dikirim ke pangkalan militer. Aku kira akan menjadi stok rumah sakit untuk pasien yang ada di rumah sakit." Jelas Wendy sembari menunduk.

"Hei! Siapa yang ada di atas sana!?" Teriak seorang pria sembari menyinari tubuh mereka berdua dengan senter.

...

Long Distance Feeling✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang