Chapter 26

1.2K 139 12
                                    

Sudah saatnya Jaehyun kembali bertugas. Liburan panjang tanpa bulan madu membuat Jaehyun sempat uring-uringan.

"Tak bisakah mereka memberiku 3 hari saja untuk menikmati pernikahanku yang baru saja diadakan minggu kemarin? Ck." Jaehyun masih uring-uringan sembari mengenakan sabuknya. Wendy hanya tersenyum geli dari pintu kamar. "Hei... berhenti mengeluh. Itu resikomu bekerja sebagai tentara. Kita berdua tau itu, jadi kau tidak boleh begini." Wendy mengusap punggung Jaehyun dan ikut berkaca dengannya.

"Iya kau benar. Kau, apa kau yakin akan sendirian dirumah? Kau boleh meminta orang lain untuk menemanimu jika kau mau." Jaehyun menoleh dan menatap Wendy. Sungguh, jika Wendy sedang bar-bar dan tidak tau malu, ia akan berteriak sekarang.

Karena Jaehyun sungguh tampan dan maskulin dengan rambut setengah basah yang disisir rapi, kaos warna cokelat army yang ketat membuat otot-otot ditubuhnya terlihat dengan jelas, belum lagi parfum nya yang sangat manly. Akan sulit untuk Wendy tidak bertemu dengan Jaehyun selama 6 bulan ke depan.

"Akan ada Seulgi dan Rose yang datang malam ini. Atau aku boleh meminta pria juga untuk datang ke rumah? Seperti Hendery contohnya..." Pancing Wendy. Jaehyun menutup kedua matanya dan menghela nafas. "Jangan memancingku Wan. Aku harus berangkat kerja." Ucapnya sedikit menggeram.

"Kenapa?" Tanya Wendy polos. Maksudnya tadi ia memancing amarah, bukan gairah. Tapi sepertinya yang ia pancing salah sasaran. Jaehyun mendecak frustasi.

"C-Cepat sana bereskan barang-barangmu karena sebentar lagi jemputannya akan datang!" Wajah Wendy memerah sedangkan Jaehyun tersenyum miring melihatnya. Saat Wendy akan pergi keluar kamar, Jaehyun menariknya dan kini Wendy berada dipelukannya.

"Ckckck. Dasar wanita tidak bertanggung jawab."

Cup

Jaehyun mengecup bibir Wendy. Awalnya Wendy hanya terkejut dan terdiam, sampai akhirnya Jaehyun mulai memagut bibirnya lembut. Wendy memejamkan matanya dengan ragu lalu menaruh kedua tangannya di leher Jaehyun.

Jaehyun melepaskan ciuman mereka dan tersenyum lebar melihat bibir Wendy yang membengkak dan memerah akibat ciumannya yang bertahan cukup lama tanpa jeda. Wendy mengerutkan dahinya lalu menutup bibirnya sendiri dengan tangan kirinya.

"Aku akan merindukanmu. Terutama tubuhmu..." Ucap Jaehyun dengan suara rendahnya yang setengah berbisik.

"IH!" Wendy memukul dada Jaehyun kesal sementara Jaehyun tertawa gemas melihat wajah Wendy yang benar-benar merah seperti kepiting rebus saat ini. "Jatah sebelum berpisah lama. Tidak boleh? Ya sudah, maafkan aku." Jaehyun mengusap bibir Wendy yang basah akibat ciuman mereka tadi.

Wendy cemberut. "Kau membuat perpisahan ini semakin sulit..." Mata Wendy mulai berkaca-kaca. Jaehyun membelalakan matanya saat melihat Wendy mulai menangis. "E-Eh! Kenapa jadi menangis!?" Jaehyun menarik Wendy ke pelukannya dan mengusap lembut punggung sanh istri.

"Kau bisa menjengukku 3 bulan lagi... kau tidak harus menunggu aku pulang selama 6 bulan. Maafkan aku karena 3 bulan pertama aku tidak akan ada di pangkalan dan kau tau itu kan?" Ucap Jaehyun lembut. Wendy menganggukan kepalanya tanda mengerti.

TINTIN!!!

Suara klakson bis jemputan pangkalam militer terdengar. Jaehyun melirik pintu kamarnya sejenak sebeluk kembali menatap Wendy yang berusaha menghentikan tangisannya. Jaehyun tersenyum lalu menyodorkan tangannya.

"Sini pegang tanganku. Kau antar sampai pintu rumah. Bahkan jika kau mau, kau boleh mengantarku sampai pintu bis." Ajak Jaehyun. Wendy mengangguk dan menggenggam tangan Jaehyun untuk mendampingi kepergian suaminya yang bertugas.

Sesampainya didepan pintu rumah, terdengar sapaan heboh dari teman-teman Alpha Team maupun petugas militer lain yang menyapa pengantin baru tersebut dengan meriah. Wendy hanya bisa tertawa sembari menghapus air matanya. Jaehyun menoleh ke arah Wendy dan menarik kembali sang istri ke pelukannya.

"3 bulan. Sampai bertemu lagi 3 bulan." Jaehyun berbisik lalu mengecup sayang kepala Wendy cukup lama. Jaehyun melepaskan pelukannya dan masuk ke dalam bis dengan setengah berlari.

"TENANG SAJA AKAN ADA TUNANGAN KAMI YANG SEBENTAR LAGI SAMPAI WAN!!! JAGA DIRI KALIAN BAIK-BAIK!!" Teriak Johnny dari jendela bis. Mereka berpamitan dan kini Wendy hanya seorang diri di depan pintu rumah.

Tidak sampai akhirnya 2 mobil datang beriringan. Wendy menghela nafas jengah saat tau yang datang ternyata tidak hanya Rose, Seulgi dan Jihyo. Tapi seluruh anggota Alpha Female.

"HAI PENGANTIN BARU!" Sapa Joy dengan heboh. "Hey! Kau menangis!?" Rose turun dari mobil dan berlari ke arah Wendy untuk memeluknya. Wendy memeluk balik Rose dengan erat. "Eoh. Baru kali ini aku merasakan apa yang orang tua kita rasakan saat mereka harus membiarkan kita bertugas jauh dengan berbulan-bulan tanpa komunikasi sedikitpun." Ucap Wendy.

"Iya... aku juga menangis kok saat Johnny memelukku sebelum masuk ke dalam bis." Rose memanyunkan bibirnya. "ITULAH GUNANYA KITA HOHOHOHO!" Jeongyeon mencoba menghibur. "10 orang dirumah tentu akan membuat kalian tidak merasa kesepian. Kita akan tinggal disini selama 3 bulan." Ucap Jeongyeon dengan tenang.

"HAH!? 3 BULAN!?" Tanya Wendy kaget. "Tentu saja! 3 bulan tanpa komunikasi dengan pasangan kalian kan? Otomatis akan berkumpul juga pada akhirnya dengan yang lain karena seperjuangan dan sepenanggungan." Jawab Jeongyeon.

Iya juga sih.

"Ya sudah, ayo masuk," Ajak Wendy pasrah saat mendengar sorak bahagia teman-temannya yang super aktif seperti lebah itu.

3 bulan,
Sampai bertemu lagi 3 bulan,
Jung Jaehyun.


...

Long Distance Feeling✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang