B A B 8

3.4K 326 18
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

•••

Hangatnya Sebuah Keluarga

•••

"Jika ditanya siapakah yang selalu hadir disetiap suka, maka dengan lantang akan menjawab, mereka. Jika ditanya siapakah yang selalu hadir disetiap duka, maka dengan lantang akan menjawab, mereka. Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang disebut keluarga."

-Cemburunya Bidadari-

•••

Seperti rencana Gwena sehari sebelumnya, hari ini adalah hari sabtu yang merupakan akhir pekan. Dengan semangat empat lima Gwena berdiri di depan pintu dengan  dua keresek berukuran besar sudah teronggok di sampingnya. Senyum tak luntur dari bibirnya, karena keceriaan penyambutan yang akan didapat dari adik-adiknya nanti sudah membayang dalam pikiran.

Setelah mengunci pintu indekosnya, Gwena segera menenteng dua keresek yang berisi hadiah untuk adik-adiknya itu di tangan sebelah kanan dan kiri.

Hari ini penampilannya tak jauh berbeda dari hari-hari sebelumnya. Mengenakan celana kulot dan atasan sweater, yang dipadukan dengan kerudung segi empat. Oh, jangan lupakan tas gendong andalannya yang sudah mulai menua. Di dalamnya terdapat beberapa keperluannya seperti baju ganti untuk langsung bekerja nanti, charger, mukena, dan beberapa barang lainnya.

Gwena berjalan menuju stasiun yang jaraknya tidak terlalu jauh dari indekosnya. Jika biasanya dia akan memilih ojol, maka kali ini Gwena lebih memilih menggunakan kereta KRL. Alasannya adalah agar mudah menenteng barang bawaannya. Karena jika menggunakan ojol, dia akan kesulitan memegangnya di motor.

Setelah sampai di stasiun, Gwena langsung mengecek saldo Kartu Multi Tripnya, berjaga-jaga barangkali sudah hampir habis karena sudah lama tak dia pakai. Setelah memastikan masih cukup, Gwena segera berjalan masuk. Sembari menunggu kereta datang, Gwena memilih duduk. Sampai akhirnya kereta yang akan mengantarkannya pada tujuan datang, dia memilih memasuki gerbong pertama yang dikhususkan untuk penumpang wanita.

•••

"Kak Gwenaaaaaa ...."

"Assalamualaikum adik-adik kakak yang keceeeee ...."

Gwena segera berlari memasuki area yang di depannya bertuliskan, "Panti Asuhan Ar-Rahman".

"Kita kangen sama Kakak!" seru anak-anak yang sudah mengerumuni Gwena. Gwena tertawa renyah sembari memeluk satu persatu adik-adiknya yang sangat antusias dengan kedatangannya.

"Gimana kabarnya, gengs?"

"Alhamdulillah ... luar biasa ... Allahu Akbar!"

"Weiii semangat banget, nih," kekeh Gwena. "Ya udah, sini-sini yang udah pada semangat, kakak bawain sesuatu buat kalian."

Dengan semangat juga, Gwena membagi-bagikan buah tangannya. Gwena membagikannya secara rata. Dari mulai makanan ringan, sampai alat tulis.

"Udah kebagian semua, kan?"

"Udah, Kak. Makasih ya, Kak," ungkap Anam, mewakili yang lainnya.

"Sama-sama. Tapi inget, kalian harus lebih rajin lagi belajarnya!"

"Asiiaapp!"

Setelah itu anak-anak kembali membubarkan kerumunan nya. Beberapa diantaranya ada yang kembali melanjutkan bermain, membaca buku, menikmati makanan ringan yang Gwena bawa, dan ada yang sedang mewarnai. Keceriaan selalu tampak dari raut wajah mereka. Tertawa lepas seakan hidup tanpa beban. Hanya saja mereka belum mengetahui, kejamnya dunia saat mereka beranjak dewasa nantinya.

Cemburunya BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang