B A B 2 1

2.3K 275 35
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

•••

Admin Akun Gosip

•••

"Lebih baik mundur, jika hadir hanya menyebabkan banyak hati yang luka."

-Cemburunya Bidadari-

•••

Pada akhirnya, di sinilah Gwena. Ruangan ber-AC yang terasa seperti berada di padang pasir. Nampaknya, pendingin ruangan itu tidak sanggup menyapa lembutnya kulit Gwena. Sehingga rasa sejuk itu tak terasa sama sekali. Yang ada, keringat tanda kegelisahan semakin banyak merembes membasahi kerudung segi empat yang dia kenakan.

"Jadi, gimana?"

Gwena terkesiap. Pertanyaan singkat yang dilontarkan untuknya, bagai bom waktu yang setiap saat dapat membumihanguskan dia sampai tak tersisa.

Persendiannya mendadak kaku, keberaniannya menciut, dan mulut lemesnya tiba-tiba terasa gagu seperti kurang oli.

"Gwen?"

"I-iya?"

"Jawabannya?"

Gwena melirik sekilas satu persatu tiga orang pemuda yang ada di hadapannya. Tidak menyangka, jika tugas dia mengantarkan pesanan ke OK distro ternyata berujung dengan sidak.

"Itu ... saya gak enak sama Mas Afrizal kalo tiba-tiba resign tanpa alasan yang kuat."

Ya, Fikri sudah mengutarakan penawarannya untuk Gwena bekerja di OK distro.

"Jangan cuma memikirkan perasaan orang lain, Gwen. Kalo lo kerja di sini, lebih enak. Lo gak usah kerja terlalu berat. Hanya harus siap balesin chat konsumen, lalu mendatanya," ucap Regi, mencoba untuk meruntuhkan ego Gwena.

"Lagi pula, Hana gak suka kan sama lo. Makannya lo sering kena marah dia."

"Mbak Hana marahin saya karena saya sering telat dan teledor, Kang." Bela Gwena, tidak mau Hana disalahkan.

"O, ya? Tapi ko, gue kurang yakin ya sama yang lo omongin."

Gwena menunduk dalam. Memang benar, selama ini Gwena merasa di anak tirikan oleh Hana. Jika dilihat, perlakuan Hana kepadanya dan karyawan yang lain, itu berbeda. Saat yang lain melakukan kesalahan, Hana masih bisa mentolerir. Tapi jika Gwena yang melakukan kesalahan, langsung kena semprot dan hukuman.

Teman kerjanya pernah bilang, jika bisa jadi hal itu dikarenakan Hana merasa cemburu kepada Gwena yang bisa dekat dengan Afrizal. Karena konon gosipnya, atasan tempat dia kerja itu menyukai sang big boss pemilik kafe.

Tetap saja Gwena merasa tidak percaya. Masa sih, seorang Hana dengan paras ayu dan badan bak modelnya merasa cemburu dan terkalahkan olehnya yang tidak ada apa-apanya. Tapi, bukannya kinerja cemburu memang seperti itu? Tidak memandang bulu apalagi akal sehat. Semuanya terasa salah dan selalu disalahkan. Tanpa diteliti lebih lanjut, langsung saja menjatuhkan dakwaan.

"Gak usah terlalu memaksa," ucap Fadil kepada Fikri dan Regi. Tak tega melihat wajah polos Gwena kebingungan.

Diantara ketiga lelaki yang duduk di hadapannya, Gwena merasa seseorang yang baru dia ketahui bernama Fadil itu lebih memiliki kendali diri yang bagus. Karena sedari tadi, lelaki itu bersikap tenang. Bagai air yang mengalir, tak berontak barang secuil.

"Pikirin baik-baik, tawaran gak selalunya datang dua kali." Nasihat Regi. Tumben isi otaknya beres, biasanya selalu ngeres.

Hal itu membuat Gwena bimbang, antara menerima atau tidak.

Di satu sisi, Gwena ingin menerimanya. Karena semakin lama kesabarannya pun akan terkikis oleh sikap kurang baik Hana. Tapi di sisi lain, Gwena merasa tidak enak kepada Afrizal yang selama ini sudah memberinya pekerjaan, dan menjadi donatur tetap di panti asuhan yang ibunya urus.

Kebimbangan seseorang adalah saat harus memilih keputusan diantara dua pilihan yang sama-sama berat. Dan cara satu-satunya untuk memilih yang terbaik selain meminta petunjuk-Nya adalah dengan cara memilah dan memilih, mana yang mendatangkan mudarat untuknya, dan mana yang mendatangkan kebaikan untuknya.

Ralat, bukan hanya kebaikan untuk diri sendiri, tetapi kebaikan bersama.

Dan jika dengan keluarnya dia dari kafe bisa membuat Hana bahagia dan bisa bersikap lebih baik kepadanya, mungkin penawaran dari OK distro bisa dia pertimbangkan. Namun, jika keluarnya dia dari kafe membuat Afrizal kecewa, Gwena tidak mau mengambil resiko. Karena dia tidak ingin dibenci apalagi membenci, meski terasa simalakama. 

Dalam hal ini Gwena tidak mempertimbangkan soal upah. Karena mereka sama-sama memberikan gaji sesuai dengan upah minimum regional.

Yang Gwena ambil sebagai pertimbangan lebih lanjut adalah dengan kuliahnya. Sekarang dia sudah mulai memasuki masa pertengahan kuliah. Akan ada banyak tugas yang harus dia selesaikan. Gwena akui dia tidak pandai dalam menata waktu. Dia selalu kewalahan dan berakhir ngaret.

"Tapi saya kan kuliah. Jadi saya gak bisa full kerja siang, karena harus bagi waktu sama kuliah." Cicit Gwena.

"Kami gak mempermasalahkan itu, Gwen. Toh, lo cuma kami minta buat jadi admin olshop yang ngebalesin pertanyaan konsumen dan mendata pesanan mereka. Lo bisa lakuin dengan santai, asalkan tetap selesai tepat waktu. Lo bisa dateng ke distro kalo jam kuliah lo udah selesai. Malahan, ngebalesin chat konsumen bisa lo lakuin dimana pun, kan? Gak harus selalu nya di distro. Gue rasa ini salah satu keuntungannya," ucap Fikri tetap keukeuh.

Gwena mengerutkan dahinya, dalam hati dia membenarkan perkataan Fikri. Pekerjaannya di sini sepertinya akan lebih ringan, dengan begitu dia masih bisa mencari pekerjaan lain sebagai cadangan kala senggang untuk mencari tambahan dana dalam misi yang baru saja dimulai.

Hati Gwena mulai condong untuk berpindah tempat kerja.

"Ini beneran admin olshop kan, Kang Fikri? Bukan admin lambe-lambean akun gosip itu?" Tanya Gwena dengan polos. Membuat Fikri membelalakkan matanya, Regi membekap mulutnya guna menahan tawa, dan Fadil yang terdiam dengan wajah cengonya.

"Pssttt...," bisik Regi, yang membuat Fikri segera mengalihkan pandangan dari Gwena. "Lo nemu cewek spesies gini dari mana, sih?" lanjut Regi masih dengan bisik-bisik dan terkekeh.

"Nemu di musium purbakala." Jawab Fikri sekenanya dengan jengah.

"Anjir! Temennya Megantropus, dong!"

•••

Mau tanya, dong. Kalian lebih suka pake cast apa enggak? Kalo pake cast, ada saran castnya siapa? (Ini masih dalam tahap pertimbangan, masukan kalian sangat membantu).

Syukron katsiir...

Ketjup jauh💕

21-08-2019

Cemburunya BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang