B A B 1 8

2.5K 263 29
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

•••

Masih Cemburu?

•••

"Suasana yang sangat membingungkan bagi seorang lelaki adalah saat wanitanya yang terbiasa selalu ceriwis, kini memilih untuk diam dan bungkam."

-Cemburunya Bidadari-

•••

Kini rembulan telah menyapa, memperlihatkan pesonanya yang membius sukma. Gemintang yang selalu memikat, tak kalah piawai dalam memanjakan pandangan. Keduanya bergaya dengan begitu apik, menemani malam yang terasa syahdu.

Suara bising kendaraan yang berlalu lalang, menjadi pengiring dalam malam yang cerah ini. Hiruk-pikuk ibu kota kala malam sangat terasa kuat. Tidak pernah ada kata istirahat di kota yang dijuluki sebagai kota metropolitan itu. Selalu ada kehidupan, meski malam perlahan mulai merangkak untuk menemui sang fajar.

Fikri yang duduk di atas motor kesayangannya, membuka kancing jaket yang melekat di tubuhnya. Malam yang biasa menghadirkan hawa sejuk, tidak berlaku di Jakarta. Karena baik siang ataupun malam, semua tetaplah sama, selalu bisa menghadirkan gerah.

Diliriknya arloji yang melingkar dengan gagah di pergelangan tangan kirinya. Pukul sebelas lebih duapuluh tujuh menit. Pandanganya kembali melirik ke arah kafe sebelah OK distro, namun keadaan masih tetap sama. Padahal kafe sudah tutup dari jam sebelas malam, tapi sosok yang sedari tadi dia tunggu belum juga menunjukan batang hidungnya.

Fikri mendesah lelah. Harus berapa lama lagi dia menunggu?

Dalam diamnya, Fikri bertanya-tanya apakah setiap hari Gwena selalu pulang larut seperti ini? Meskipun ini resiko pekerjaan, tapi rasanya tetap beda. Tidak baik perempuan selalu pulang sendirian tengah malam. Meski malam hari di sini masih tetap ramai, namun jangan lupa kan satu hal. Bahwa ini adalah kota besar dimana kejahatan bisa setiap saat mengintai.

Tercetus dalam pikirannya, apa dia menawarkan Gwena untuk bekerja di OK distro saja. Tetapi di posisi apa? Karena saat ini OK distro sedang tidak membutuhkan seorang karyawan. Semuanya masih bisa dihandle oleh karyawannya saat ini.

Fikri mengusap wajahnya, saat lelah semakin menggelayut dan menghadirkan kantuk. Ditengah kelelahannya dalam menunggu, sosok gadis yang sedari tadi dia nanti keluar dari dalam kafe.

"Akhirnya..."

Namun, saat Fikri sudah akan mengambil ancang-ancang untuk turun dari motornya dan menghampiri Gwena, tiba-tiba sosok lain muncul dari arah belakang Gwena. Fikri menajamkan pandangannya, dia bisa melihat tak jauh dari Gwena ada seorang lelaki yang tengah mengunci pintu kafe. Seperti familiar di mata Fikri, tapi siapa?

Karena kesibukannya dengan pikiran yang terus mempertanyakan sosok lelaki yang bersama Gwena, Fikri menjadi tidak fokus saat Gwena ternyata telah masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh lelaki asing itu.

"Akhh!" Kesalnya.

Dengan segera, dia mengenakan helmnya dan segera melajukan si jaguar untuk mengejar laju mobil yang Gwena tumpangi.

Dugaan Fikri mobil itu akan mengarah ke indekostnya Gwena, Fikri masih ingat jalan ini. Dan dugaannya dibuktikan benar saat mobil berwarna hitam itu telah terparkir di depan indekost Gwena.

Tak lama, Gwena turun dari dalam mobil masih disusul oleh lelaki asing yang sebenarnya adalah Afrizal.

Fikri segera menyusul, dan memarkirkan si jaguar di pinggir jalan, tepat di belakang mobil Afrizal.

Cemburunya BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang