Hi! Ini chapter pengenalan yg terakhir.
Setelah ini aku bakal upload chapter random, ada yg pas masih tinggal di apartment, ada yg udah di rumah baru.
Tapi gabakal membingungkan kok, tenang.Untuk chapter di rumah baru, ada emoji di titlenya. Gampang kan?!
Okay, selamat membaca!❤️6 a.m
Jae mengerjapkan matanya. Angin laut bertiup cukup dingin, ditambah mereka yg minim benang. Rupanya mereka tidak menutup pintu yg menghadap laut itu dari tadi. Pantas saja.
Jae bergerak untuk bangun menutup pintu, namun lingkaran tangan Dania di pinggangnya mengerat.
"Sayang. Kemana?" Gumamnya. Jae tersenyum.
"Aku mau nutup pintu. Dingin."
Jae menutup pintu serta jendela lalu kembali memeluk Dania.
"Jam berapa?"
"Baru jam 6, sayang. Tidur lagi aja." Dania mengangguk.
"Masih dingin? Pake baju ya?" Tanya Jae lagi.
"Mager. Gini aja." Dania menarik selimut menutupi kepala mereka. Jae mengecupi leher Dania.
"Sayaaang.... Katanya suruh tidur tapi malah gangguin." Kesal Dania.
"Yaudah iya. Tidur. Kasian sayangku baru tidur 3 jam." Jae mengusap kepala Dania.
8 a.m
"Sayang." Jae mengusel hidungnya di ceruk leher Dania.
"Hm" sahut Dania.
"Aku mau bangun tapi gamau ninggalin kamu." Mendengar itu, Dania mengeratkan pelukannya.
"Lagian mau kemana sih, pagi-pagi. Aku masih mau begini." Dania mengecup bibir Jae.
"Emangnya kamu belum laper?" Dania menggeleng.
"Boleh ga begini aja seharian. I can't get enough of you:(" Dania menatap Jae yg tersenyum.
"Boleh, sayang. Kamu mau apa lagi?"
"Mau kamu ga jauh dari aku." Jae tertawa kecil lalu mengecup kening Dania.
"Aku juga gamau jauh dari kamu, sayang." Jae menatap mata Dania yg kelelahan.
"Tidur lagi aja kalo ngantuk."
"Iya ngantuk. Capek:(" Jae mengangguk. "Tapi mau dipeluk tidurnya. Kamu jangan kemana-mana ya." Jae tersenyum lagi.
"Iya, sayang. Aku gabakal kemana-mana." Jae mengelus rambut Dania.
"Aku mau liatin kamu tidur." Jae mengecup hidung Dania yg sudah memejamkan mata.
Sore hari, mereka menikmati pemandangan laut dengan Dania dipangkuan Jae. Sedari tadi mereka mendiamkan diri. Menikmati waktu sepi berdua.
Mungkin juga karna lelah, dari pagi mereka tidak berhenti bercanda dan bercumbu.
"Sayang." Dania menoleh.
"Apa, sayaaang?" Jae tertawa.
"Aku seneng tau dipanggil sayang." Dania ikut tertawa.
"Tapi kalo lagi berdua aja ya? Kalo ada orang aku maluuuu" Jae tersenyum gemas.
"Aku tadinya mau manggil kamu baby, tau." Dania kaget.
"Jangan iihh. Dipanggil sayang aja aku udah malu diliatin sodara-sodara kemaren. Apalagi baby."
"Gapapa dong kan udah sah ini. Ya baby yaaa?"
"Nanti aku diejek ibu ih."
"Yaudah kalo berdua aja. Ya? Baby? Baby Dania." Jae mengecup pipi Dania. Wajah Dania merah.
"Baby sayang." Bisik Jae lalu dia tertawa.
"Aku tau kamu suka kan? Ya kan? Ngaku deh." Jae menyikut-nyikut Dania.
"Ya...tapi kan.... Maluuuu" Dania menutup wajahnya dengan tangan. Jae gemas, mengambil tangan Dania lalu diletakkan di pipinya.
"Eh iya, tadi tuh aku mau nanya."
"Nanya apa?"
"Kamu kok bisa sih bertahan pacaran sama aku. Bertahun-tahun lagi. Padahal aku gapernah ngasih kepastian bakal serius." Dania tersenyum, mengelus pipi Jae.
"Aku bertahan karna aku kan sayang sama kamu. Lagian tingkah laku sama sikap kamu juga udah meyakinkan aku kamu itu serius kok. Kamu menjaga aku, jujur sama aku, kalo ada masalah diomongin baik-baik. Kamu ga bilang aku sayang kamu atau I love you pun aku tau kok. Aku udah punya feeling aja kamu itu yg terbaik buat aku. Gabakal ada lagi." Mata Dania berkaca-kaca. Jae tersenyum.
"Hngg jangan nangis dong. Kan aku cuma nanya."
"Aku bersyukur punya kamu dihidup aku. Aku gatau kalo ga ketemu kamu aku gimana. Kamu juga cinta pertama aku tauuu, aku bersyukur aku jatuh cinta cuma sama kamu. Jatuh cinta berkali-kali juga sama kamu." Dania mengecup bibir Jae.
"Aku juga bersyukur dipertemukan sama kamu, sayang. Eh bentar, aku cinta pertama kamu?" Dania mengangguk.
"Kamu mungkin bakal ga percaya, tapi kamu itu cinta ketiga aku." Mata Dania membulat.
"Beneran? Siapa aja? Kok aku gatau kamu pernah--"
"Pertama, mama. Kedua, kak Jessica." Lalu tawa Jae pecah.
"Iihhh kamu tuh ya.... Aku baru mau kesel."
"Lagian kenapa harus kesel sih, kan udah jadi punya kamu, akunya."
"Kan aku mau cemburu, kalo ada yg pernah cium kamu selain mama sama kak Jess."
"Ada kok." Dania terperangah.
"Siapa?"
"Tante-tante aku." Dania memukul-mukul Jae kesal. Jae tertawa sebentar lalu menangkap tangan Dania, menggenggamnya.
"Kamu mau cemburu? Cemburu sama diri kamu sendiri. Karna emang cuma kamu, gaada yg lain."
Jae menatap mata Dania, hingga ia menghapus jarak diantara bibir mereka. Hangat diantara hembusan angin sore hari itu.
Author mau mencubit diri sendiri atas chapter cringe ini:3
Jangan forget to comment and vote!Thankiuuuwu 🖤