"Sayang? Kenapa bangun? Aku berisik ya?" Dania menggeleng dengan matanya yg mengantuk.
"Dingin. Minta peluk boleh?" Jae tersenyum.
"Sini, sini. Diluar angin kenceng banget, mungkin bentar lagi hujan." Dania memeluk Jae.
"Ganti baju gih. Gimana ga dingin kamu kurang bahan begini." Jae membenahi selimut Dania.
"Males.... Mau dipeluk kamu aja."
"Dania modus." Jae tertawa pelan.
"Masih lama ya?"
"Bentar lagi kok. Tidur aja, nanti udah selesai aku bangunin kamu." Dania mengangguk pelan.
Tak lama kilat dan petir saling berbalas. Hujan langsung turun dengan deras. Tiba-tiba rumah mereka gelap gelita. Dania melepaskan pelukannya.
"Mati listrik ya?"
"Iya nih." Kata Jae sambil bergerak mencabut kabel TV.
"Wow, aku suka gelap-gelapan." Jae tertawa mendengar Dania.
"Ayo, tidur." Kemudian mereka naik ke atas.
*****
"Gelap, dingin, dipeluk kamu. Wah, cuaca baik banget ya sama aku. Sampe dimatiin listrik biar kamu gajadi nonton bola." Jae tertawa.
"Iya ya. Padahal tinggal dikit lagi." Wajah mereka berhadapan, dipisahkan jarak yg tipis.
"Lagian udah jam berapa ini malah begadang padahal besok harus kerja." Jae mengecup bibir Dania.
"Iya iya baweell."
"Sayang, I love you." Suara Dania hampir teredam suara hujan yg kian deras.
"I love you more, sayang."
"Aku tadi belum dapet good night kiss..."
"Hngg istri siapa sih lucu banget. Sini kiss." Jae menarik Dania lebih dekat lalu mengecupi wajah Dania.
"Lagi?" Dania menarik wajah Jae.
"Sayang, ntar weekend jalan yuk." Ajak Jae tiba-tiba.
"Gamau ah. Musim hujan begini mending dirumah aja, kita pacaran." Jae kaget. Dania kenapa? Efek mati lampu? Melihat Jae yg telat merespon, Dania lanjut menanyakan hal yang sudah beberapa hari ini ia pendam.
"Sampai dihitung. You want me that much?" Jae mengusiknya. Tak disangka Dania mengangguk.
"Of course, baby. Kisses ain't enough."
"Lah aku malah mikirnya kamu ga mau." Dania mengerutkan kening.
"Belakangan ini kan kamu sibuk dikantor, sayang. Kamu pasti capek dan ga mood untuk itu. Jadi aku ga berani ngajak duluan, takutnya kamu ngerasa terpaksa."
"Yahh, kamu kenapa sopan banget?" Jae ketawa.
"I'm trying to be considerate here!"
"Setelah tau alesannya kok aku jadi terharu sih. Kamu sepengertian ini sama aku. Mau nangiiis."
"Nangis aja. Aku juga terharu nih, kamu ngomong duluan. Baru pertama kali."
"Aku takut jadi salah faham, Jae. Hal-hal kecil begini lama-lama bisa jadi gede." Jae tersenyum.
"Pinter banget Dania ilmu rumahtangganya. Siapa yg ngajarin?"
"Kamu." Dania mengecup bibir Jae.
"Aku kangen tau. Aku pengen honeymoon lagi kalau bisa." Dania memeluknya erat, membenamkan wajahnya di dada Jae.
"Kamu udah mulai to the point ya sekarang, ga baik tau buat kesehatan jantung aku." Dania tertawa, ingin terus mengusik Jae.
"Weekend gausah jalan ya, sayang. Kurung aku aja di kamar." Dania mendekat lalu berbisik ditelinga Jae, "ayo kita honeymoon lagi."
"Dania, nakal ya kamu jam segini."
"Udah ah, tidur. Good night, Jae."
"Tuh kan, tega. Udah menggoda-goda begitu malah ngegantungin. Tanggungjawab dong, mana weekend masih lama." Dania menahan tawa.
"Udah setengah 4, sayang." Jae berdecak.
"Yaudah iya. Good night, sayang." Jae mengecup kening Dania.
"Bangunin aku ya ntar." Jae mengangguk.
Kemudian mereka terlelap dibuai kehangatan satu sama lain di malam yg gelap nan dingin itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello, maaf ya rated wqwqwq Semoga saya tidak dinyinyir:" Jangan forget comment-comment gemes dan votenya ya~ Thankiuuuwu🖤