Vitamin C

106 9 1
                                    

Jae masuk kedalam apartemen, mencari-cari keberadaan istrinya. Hari ini ia pulang lebih awal, sedangkan Dania sudah berada di rumah sejak 30 menit yang lalu.

"Dania?"

"Aku disini"

Sahutan Dania terdengar dari arah dapur. Jae menghampiri Dania yang sedang mencuci piring. Kebiasaan memang, bekas sarapan pagi dicucinya ntar malem. Maklum sibuk.

"Sayang." Panggilnya bersamaan dengan lingkaran tangannya dipinggang Dania. Suara Jae terdengar lelah sekali.

"Iya." Kini ia sudah merasakan kecupan dari tengkuk yang kian beralih ke lehernya.

"Capek." Ujarnya disela kegiatan kecup mengecup.

"Mandi sana gih."

"Aku butuh vitamin, lemes banget."

"Vitamin?"

"Vitamin C."

"Hah? Jeruk dong?"

"Bukan."

"Terus? Lemon?"

"Bukaaann."

"Ya apa?"

"Ini." Sebelum Jae menyambar bibir Dania tiba-tiba. Hampir saja Dania melempar piring yang sedang dibasuhnya. Kaget.

Ciumannya memang lembut dan perlahan, tapi caranya yang bikin jantungan.

Perlahan juga ia memutar tubuh Dania untuk berhadapan. Tangan basah Dania sudah melingkar di lehernya. Baiklah, tidak ada penolakan. Tangan Jae meraba-raba, menutup keran air. Save water guys.

Jae menuntun Dania keruang tamu, masih saling mengecap. Ia mendudukkan diri, membuat Dania, seperti biasa, duduk di pahanya. Jae menyandarkan kepalanya dengan nyaman ke sofa. As always, slow kisses memang lebih membakar jiwa raga.

"Udah cukup belum vitaminnya?" Tanya Dania, masih memberi kecupan-kecupan ringan yang tersisa. Jae tersenyum.

"Udah. Besok boleh minta lagi ga?"

"Engga. Pegel."

"Pegel katanya tapi ini masih aja aku dicium-cium."

"Biar nutrisi kamu terpenuhi." Jae tersenyum, menarik tubuh Dania lebih dekat.

"Belum terpenuhi kalau belum tuntas." Dania menghentikan aktifitasnya.

"Tadi kamu mintanya cuma vitamin C ya. C for Chu, sayang. Gaada extra." Ujarnya didepan bibir Jae.

"Tapi sekarang aku mau vitamin D juga. D for Dania."

"Sayaaang...." Dania merengek, ditambah wajah memelasnya yg menggemaskan. Semoga cara ini berhasil. Jam 7 terlalu awal untuk itu.

"Engga, sayang. Bercanda." Jae tertawa pelan lalu mengecup bibir Dania. Dania menghembus nafas lega.

"Udah sana mandi gih." Dania sudah ancang-ancang untuk kabur. Tapi Jae menahannya.

"Sengaja bukan sih kamu tuh. Jam segini udah pake ginian, gapake daleman lagi." Aduh, kirain Jae tidak sadar. Dania tertawa canggung, salah sekali dia memilih gaun tidur satin tadi. Harusnya pake daster aja.

"Kirain kamu pulangnya masih lama. Kan sesak pake itu terus, ga nyaman."

"Yaudah seterusnya dirumah gausah pake."

"Dih, keenakan kamu dong, menang banyak."

"Emang enak."

"AH UDAH AH SANA MANDI!"

Hi guys, akhirnya aku tersadar dari kemalasan dan mengupdate chapter tidak jelas ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hi guys, akhirnya aku tersadar dari kemalasan dan mengupdate chapter tidak jelas ini.
Kangen ga? Pasti engga:(
Gapapa aku udah biasa diginiin/plak alay/

Anyways, makasih masih sudi membaca.
I appreciate it so much!
Thankiuuuwu🖤

Beautiful UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang