"Mandinya bareng." Jae menarik Dania berbaring lalu memeluknya.
"Ih gamauuuu"
"Oh kamu udah bosen mandi bareng aku?" Dania tertawa.
"Plis, Jae. Kamu gaada capeknya apa."
"Bercanda. Kamu mandi duluan gih." Jae mengecup kening Dania. Dania bingkas bangun sebelum Jae mencoba mengusiknya lagi.
*****
"Jaeeee, Jaeeeeee banguuuunnn ih malah tidur" Jae tidak bergerak sedikitpun.
"Jaeeeee~~ Jae sayaaanggg" Jae membuka pelan matanya.
"Sayang, cepetan mandi. Aku laper:("
2 minggu yg lalu, dari hari akad hingga hari terakhir bulanmadu Dania barangkali terlalu mabuk disirami kemanisan cinta dan kasih sayang oleh Jae sehingga kata "sayang" sudah mudah diucapkannya. Jae senang bukan main. Tidak sia-sia dia menghamburkan uang.
"Gofood aja, sayang. Aku mager keluar lagi."
"Yaudah, aku order dulu. Kamu mau makan apa?"
"Ikut kamu aja." Jae mencuri kecupan sebelum berlari ke kamar mandi.
*****
"Masih lama?" Jae menghampiri Dania diruang tamu dengan rambutnya yg masih sedikit basah.
"10 menit lagi." Dania memeluk Jae disampingnya.
"Jae, aku kepikiran barusan."
"Kepikiran soal apa?"
"Setiap hari, setiap pulang kerja, peluk aku. Mau aku atau kamu yg pulang duluan, peluk aku."
"Ide bagus." Jae tersenyum.
"Aku tenang dipeluk kamu. Kayak tenteram aja gitu."
"Aku juga tenang meluk kamu. Rasanya aku kayak ga ada beban, padahal bebanku banyak." Jae tertawa setelah itu.
"Serius ih."
"Iya serius, sayang. Aku nambahin lagi deh, kalau kita misalkan nanti marahan, berantemnya gaboleh bersambung sampai besok. Harus damai secepatnya." Dania mengangguk.
"Setuju. Ini kok lucu sih malah bikin peraturan" kata Dania gemas.
"Gapapa biar manis terus."
"Apanya?" Dania mendekatkan wajahnya.
"Kamunya." Jae menangkup wajah Dania lalu mengecup bibirnya.
Sehingga bell berbunyi, Dania langsung menjauhkan diri. Jae mengerang.
"Makanan udah sampaiii~~" Dania berlari menuju pintu.
"Abang gofood gatau waktu banget sih!" Jae misuh-misuh.
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi setuju ya, wajib peluk setiap hari." Jae mengingatkan, mulutnya masih penuh dengan nasi goreng.
"Sayang, telen dulu baru ngomong." Tegur Dania sambil menuangkan air ke gelas.
"Lagi." Jae menunggu suapan Dania.
"Ini juga, kudu banget sepiring berdua?"
"Latihan kalau misalnya nanti aku susah. Kamu juga harus ikutan susah."
"Ya pasti lah, masa aku seneng-seneng sendiri." Kata Dania sambil menyuap Jae.
"Kok aku mulu sih, kamu makan juga dong."
"Biar kamu cepet gendutan, ntar dikira mama aku ga ngurusin anaknya."
"Eh tapi aku krempeng juga bahagia kok sama kamu." Dania memutarkan bola matanya.
"Udah cepet nih habisin, dikit lagi. Aku udah kenyang." Dania menyuapi Jae lagi.
"Maunya cepet-cepet mulu. Slow dong, masih mau mandang kamu sambil disuapin. Kapan lagi kan, kalau udah bukan pengantin baru pasti disuruh makan sendiri, sambil matanya galak." Oceh Jae.
"Yang bawel tidurnya meluk guling aja ya."
"Yaudah aku diem, soalnya mau meluk kamu sambil guling-guling." Dania tertawa.
"Apasih Jae hahahaha."
Begitulah awal mula kenapa mereka kudu pelukan disetiap episode, pemirsa.