Jae berdecak kesal. Matanya masih tertumpu pada layar hp-nya yg menunjukkan postingan terbaru Instaliter Dania. Beberapa foto Dania dengan rekan-rekan kerjanya yg lain. Kalau dilihat biasa saja. Tapi tidak untuk mata Jae.
"Kok main rangkul-rangkul bini gue sih anjir?!"
Demi mendinginkan hatinya yg panas, ia mandi.
Saat Jae keluar dari kamar mandi, Dania sudah duduk disisi ranjang. Blazernya entah kemana.
"Sayaaangg~ mau peluk Jae bau sabuunn." Dania meluru memeluknya. Hati Jae mencair seketika.
Dania tiba-tiba mengecup bibir Jae.
"Kamu girang banget. Kenapa sih?" Dania mengalungkan tangannya keleher Jae.
"Aku kangen kamu."
"Bohong."
"Dih kok gitu...."
"Kamu seneng abis foto-foto dirangkul cowo brondong kan?" Kening Dania bertaut.
"Apasih Jae." Jae melepaskan pelukan Dania.
"Minggir dulu, aku mau pake baju."
"Sayang kenapa sih." Dania menahan Jae, memeluknya dari belakang.
"Tadi kamu posting apa di instaliter. Inget baik-baik." Dania seakan baru sadar.
"Ga ada apa-apa Jae. Jangan cemburu dong. Itu temen sekantor aku doang."
"Kamu pernah lihat aku rangkul temen kerja aku yg cewe ga?" Dania diam.
"Kalo kamu jadi aku, kamu cemburu ga? Kamu bakal ngambek ga?" Tanya Jae lagi.
"Aku yakin pasti dia gatau kamu udah nikah." Jae melepaskan tangan Dania di pinggangnya.
"Dia anak baru, Jae. Lagian masa orang ga nanya aku bilang, Jae. Kan aneh." Dania membela diri.
"Tapi pas dia rangkul kamu kenapa kamu diem aja? Terus kamu pajang di sosmed. Kamu sengaja nunjukkin kamu ga ngejaga hati aku? Begitu?" Jae bahkan tidak menatap wajah Dania. Tampaknya ia benar-benar marah.
"Yaudah aku hapus fotonya ya, sayang. Maaf dong, jangan ngambek." Dania mengambil hpnya. Jae diam. Setelah selesai memakai baju, dia keluar dari kamar. Dania menyusulnya.
"Sayang. Aku udah hapus fotonya. Jangan ngambek begini dong." Dania duduk disamping Jae, meraih tangannya.
"Kamu fikir aku ngambek cuma gara-gara foto?"
"Iya aku minta maaf juga, ga mikirin perasaan kamu. Aku kira kamu ga bakal marah begini. Nanti juga aku bilangin deh ke dia, aku udah nikah. Aku tempelin buku nikah di jidat. Ya? Maaf ya? Aku minta maaf, sayang. Janji ga gitu lagi" Dania mengecup tangan Jae. Jae tetap diam lima bahasa.
"Tapi kamu ganteng banget sumpah kalo lagi cemburu. Nanti aku upload foto bareng Jeffrey lagi ah."
"Tuh kan, baru aja janji."
"Habisnya kamu ga respon. Diem mulu."
"Ayo dong, ganteng. Dimaafin ga nih."
Jae menoleh lalu menatap Dania.
"Jangan gitu lagi. Aku ga suka." Dania tersenyum.
"Iya ga ngulang lagi. Tapi kamu senyum dikit dong, galak banget."
"Lagi males senyum."
"Hng kenapa sih.. Kan udah baikan:( Aku juga udah ganti bio di Instaliter tauu. Udah ada nama kamu disitu."
"Telat. Aku udah begitu dari jaman kapaann." Dania tergelak.
"Iya iya maaf ih."
"Kamu nunggu aku marah dulu baru begitu."
"Udah dong ih. Iya aku salah. Aku salah. Salah aku punya suami cemburuan. Puas kamu?" Jae tak dapat menahan tawanya lagi.
"Kamu tuh wkwkwk kamu yg minta maaf tapi lama-lama ngegas sendiri."
"Habisnya kamu nyebelin. Aku udah ngaku salah malah nambah nyudutin." Jae menarik Dania, memeluknya.
"Jangan gitu lagi ya, sayang. Aku bukannya ga percaya sama kamu, tapi aku beneran ga suka." Suara Jae melembut.
"Iya ih. Bawel. Lagian aku kan punya kamu, ngapain sih cemburu cemburu." Dania meletakkan kakinya ke riba Jae.
"Iya kan takut kamu selingkuh, terpesona sama brondong."
"Buat apa coba selingkuh aku udah punya suami ganteng, wangi, rajin lembur, jago ngalus begini." Dania mengecupi wajah Jae yg tertawa.
"Dasar bucin."
"Dih, BUCIN TERIAK BUCIN." Gas Dania.
"Mandi sana, bau." Jae mendorong-dorong Dania.
"Awas ya nanti tidur gausah peluk aku!"
Hi guys......
Aku mau tanya dong, saat kalian baca book ini kebayang ga sih scenenya? Atau setidaknya feelingnya dapet ga? :"
Mohon bantu dijawab ya.
Jangan lupa komen gemes dan votenya!
Thankiuuuwu🖤