"Daniaaaa Daniaa DaniaAaaaAaa." Panggilnya tidak jelas.
"Apasih berisik." Dania tidak berpaling dari layar TV.
"Aku gabut."
"Angkat jemuran sana, kalo gabut."
"Mager."
"Yaudah diem. Ini lagi seru-serunya."
"YEU DASAR"
"SHTTT DIEM."
"Dania main yuk!" Dengan nada anak kecil ngajak tetangganya main klereng.
"Main apa? Monopoly? Uno?" Selagi iklan, Dania meladeni Jae.
"Bosen ah itu mulu."
"Ya terus apa?"
"Lawan eye contact. Yang kedip duluan kalah."
"Kalo kalah?"
"Yang kalah harus ngelakuin apa yg disuruh yang menang."
"Oke." Jae tertawa. Dania bergerak duduk menghadap Jae.
"Mulai ya. 1, 2, 3!"
Belumpun 5 detik, Dania sudah mengedip. Jae tergelak.
"HAHAHA DANIA KALAH."
"Ih pemanasan itu. Lagi lagi." Dania tak mau kalah.
"Cium aku dulu. Aku kan menang." Jae menunjuk pipinya. Dania berdecak kesal sebelum mengecup pipi Jae cepat.
"1, 2, 3!"
Setelah 12 detik, kali ini Jae yg mengedip.
"WOOHOO AKU MENANG YA. KAMU NGESOT DARI SINI SAMPAI DEPAN TANGGA TERUS BALIK LAGI KESINI."
"Yang bener aja, Dania." Jae menatap Dania yg tertawa tidak percaya. Gini banget punya bini.
"Cepeeettt!!" Mau tidak mau, Jae menurut.
Dania tak berhenti tertawa melihat Jae susah payah mengesot.
"Sumpah ya, kejam banget kamu sama aku." Jae misuh-misuh sambil ngesot balik.
Saat Jae kembali duduk dihadapannya pun Dania masih dengan tawanya yg bersisa. Jae menarik Dania mendekat.
"Deketan sini." Wah ga beres ini kalo diterusin, batin Dania.
"Ini beneran ya. Serius."
"1, 2, 3!"
10 detik, 20 detik, 30 detik. Tidak ada yg mau kalah. Sangat terpacu untuk menang karna tau kalau kalah sekarang pasti hukumannya makin berat.
Dania merasa mata Jae semakin mendekat. Apa ini ilusi?
Oh, bukan. Karna Dania merasa bibirnya di'tubruk' seperkian detik setelah itu. Jae kian menuntut, hingga akhirnya Dania menjadi berbaring disofa.
Rintik hujan perlahan semakin melebat. Tapi tidak ada tanda mereka akan berhenti disini.
Dania tersadar 5 menit setelah itu, dia mendorong Jae panik.
"HUJAN JAE!! JEMURAAANN!!"
Jae menyusulnya sambil tertawa melihat Dania berlarian menyelamatkan pakaian yg sepertinya tidak dapat diselamatkan.
Hi~~
Kalian gaada kritik apa gituu buat book ini? Misalnya terlalu boring, terlalu keju, kebanyakan gula atau apalah??
Feel free to comment!
Thankiuuuwu🖤