b a g i a n 5

7.2K 765 45
                                    

Hari ini, hujan turun dengan derasnya, membuat suasana di gudang belakang sedikit sejuk. Sejak bel pergantian pelajaran berbunyi, Beling dan teman-temannya sama sekali tidak ingin meninggalkan gudang itu, begitu juga Zion. Jika Beling dan teman-temannya bolos pelajaran, Zion sendiri sedang jamkos alias jam kosong, karna guru yang mengajar sedang berhalangan.

Sisa menunggu 1 jam lagi, mereka sudah bisa pulang ke rumah. Zion menyandarkan punggungnya pada sofa, matanya fokus pada ponselnya.

"Lo serius sama Flavia Yon? Tumben gue liat lo deket sama cewek?"

Zion tidak menanggapi, masih fokus pada ponselnya. Sementara Beling kembali bersuara. "Yon!"

Zion melirik Beling sekilas. Beling memajukan tubuhnya. "Gue serius nanya Yon, baru kali ini lo makan satu meja sama dia, nganterin pulang, bahkan lo rela nungguin dia sampe satu jam."

"Itu bukan lo banget, Zion yang gue kenal nggak pernah kayak gini," lanjut Beling yang dibalas putaran mata oleh Zion.

"Jangan ngerokok!" ucap Zion saat El mematik koreknya, "Flavia mau ke sini."

"Jangan ada asap," lanjutnya.

El menatap Beling dengan tatapan aneh, Beling hanya menaikkan bahunya sebentar sembari menatap Zion tak percaya. Zion benar-benar sudah berubah. Padahal belum ada 1 bulan Flavia masuk ke sekolah ini, tapi Zion sudah bersikap seperti ini.

Benar saja, tak lama setelah bel pulang berbunyi, Flavia dengan senyuman lebarnya memasuki gudang itu dengan melompat-lompat kecil seperti anak-anak. Baru kali ini ada perempuan yang berani-beraninya menginjakkan kakinya di gudang ini. Apalagi Flavia adalah murid baru, perempuan di angkatan Beling saja tidak ada yang berani. Tak terkecuali Irene.

"Wah, apa tuh?"

"Es krim!" Flavia mengeluarkan es krim tadi dari tempatnya.

Sebelum ke sini, ia bertemu dengan Vicky di kantin tadi, hendak membeli es krim. Walaupun Aurel sudah melarang Flavia untuk makan es krim saat hujan, tapi Flavia tetap saja keras kepala. Vicky yang juga tidak sengaja melewati kantin, ditawari es krim oleh Flavia.

Tetapi Vicky menyuruhnya mengambil es krim banyak-banyak, untuk teman-temannya di gudang belakang. Flavia kira, Vicky hanya main-main, tapi saat Vicky mengeluarkan selembar uang berwarna merah untuk membayar es krim, Flavia langsung mengambil es krim itu banyak-banyak.

"Lo makan es krim Vi? Ujan begini?"

Flavia duduk di samping Zion, mengangguk. "Iya. Kenapa?"

"Nggak takut flu lo?"

Flavia menggeleng pelan, ia membuka tutup es krimnya. "Kak Beling takut flu? Cemen ah!"

"Siapa bilang," ucap Beling sembari mengambil es krim yang ukurannya lebih besar dari yang Flavia makan.

Flavia menyendokkan es krim itu dan membawanya ke depan mulut Zion, yang dibalas gelengan dari laki-laki itu. Flavia memakan es krimnya tanpa sadar es krim yang berada di tangannya saat ini adalah yang ke-2. Saat ingin mengambil es krim yang baru, tangannya ditahan oleh Zion.

Flavia mendengus. "Satu lagi Kak, tanggung biar 3."

Zion melirik sekilas Vicky yang juga sedang menatapnya, saat mata mereka bertemu, Vicky buru-buru mengalihkan pandangannya, ia tau, Zion sedang menyalahkannya karna membeli es krim banyak-banyak.

Zion melihat dari jendela, bahwa hujan sudah berhenti, laki-laki itu bangkit dari duduknya sembari menyampirkan tasnya di bahu.

"Ih kok aku ditinggal sih?!" buru-buru Flavia membersihkan sampah es krimnya, "Kak Vicky makasih! Gue duluan ya!"

-ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang