Nat membongkar koper paling besar, memasukkan isinya ke dalam lemari.
Nat menghela napas kasar, menatap pada tumpukkan kardus yang hampir memenuhi ruang tengah, sebagian besar barang-barang Jae.
Benar, Nat sedang berada di apart Jae. Setelah mengurus 'perizinan', malamnya Jae mulai 'menyiapkan' kepindahan mereka alias menyuruh Nat mengepak semua barang-barang mereka berdua. Sedangkan Jae malah menghilang entah kemana.
Sekarang pun yang membongkar kembali sekaligus merapikan ditambah membersihkan apart ini adalah Nat, seorang diri.
Jae? Tertiup angin entah kemana. Nat tidak pernah tau kemana Jae pergi.
Nat membuka salah satu kardus, ternyata isinya adalah barang-barangnya. Ia mengambil figura dalam kardus itu, sudut bibir Nat langsung terangkat.
Foto ia bersama keluarganya.
Pagi itu, Nataya usia 12 tahun, tersenyum bahagia.
"Jangan lupa ya beliin Yaya boneka sepidermen." Dua orang dewasa di depannya hanya tertawa sambil mengiyakan permintaan (yang cukup aneh) dari putri semata wayang mereka.
"Yaya, jangan nakal ya selama Ayah dan Bunda pergi, nurut sama Tante Julia." Wanita paruh baya itu berlutut agar sejajar dengan putrinya.
"Siap, Bun. Bunda sama Ayah hati-hati ya dijalan." Ujarnya sambil tersenyum lebar.
Siapa yang menyangka kalau itulah kali terakhir kali Nataya melihat kedua orang tuanya.
Beberapa hari kemudian, pesawat yang mereka tumpangi dikabarkan jatuh ke laut. Beberapa korban ditemukan, tapi sebagian lagi tidak. Dan orang tua Nataya termasuk yang kedua.
Nataya mengusap airmatanya. Kembali membuka kardus-kardus lain.
***
Nat menutup pintu setelah mengucapkan terimakasih pada pengantar makanan cepat saji.
Karena bahan makanan dan peralatan dapur belum lengkap, nat memesan makanan cepat saji untuk makan malam.
Setelah memindahkannya ke piring, Nat menunggu Jae pulang.
Entah suaminya itu ingat pulang atau tidak.
Sudah 2 jam Nat menunggu, tapi belum ada tanda-tanda kalau pria jangkung itu akan pulang.
Nat memegang ponselnya erat. Ia sedang memantapkan hati untuk menelpon Jae. Nat tidak percaya ia akan setakut ini untuk menelpon suaminya sendiri. Nat mendekatkan ponselnya ke telinga.
"H-halo.."
"Halo, siapa nih?"
Nat menelan ludah, kenapa suara perempuan yang menjawab? ia yakin ia tidak menelpon nomor yang salah. Nataya tidak mau berburuk sangka dan memilih menyampaikan urusannya.
"Ini Nataya, bisa bicara dengan Jacob?"
Hening sebentar, terdengar suara laki-laki sedang berbicara di seberang sana. Tiba-tiba saja suara perempuan tadi tergantikan oleh suara parau Jacob. "Siapa nih?"
"Ini Nataya, kapan pulang?" Nataya tidak mau berbasa basi,
"Urusan lo apa nanyain kapan gue pulang? Suka-suka gue lah mau pulang kapan." Telepon ditutup.
Nat menghela napas kasar, entah untuk yang keberapa kalinya hari ini. Mungkin ini akan menjadi kebiasaan barunya.
***
Dalam keadaan setengah sadar, Jae masuk ke dalam apartnya. Ia mencium bajunya, membuatnya mengingat Karina, pacarnya. Ia mampir ke dapur sebelum ke kamarnya.
Ia mengusap hidungnya yang terasa gatal dan berjalan gontai ke kamarnya. Melihat Nat yang tertidur pulas di sofa, kemudian Jae menjatuhkan dirinya ke tempat tidur.
Paginya, seperti biasa Jae bangun dengan sakit kepala yang sudah familiar. Merenggangkan badan, dan mengusap hidungnya yang agak gatal sambil berjalan ke dapur untuk membuat sarapan. Tapi ternyata, Nataya telah menyiapkan sarapan di atas meja.
Jae pun menarik kursi dan makan dengan tenang. Tunggu, kemana Nataya? Ah, untuk apa ia memikirkan itu.
Jae mengedarkan pandangannya, cukup takjub karna apartnya sudah tertata rapi dan bersih. Ia mengusap hidungnya lagi. Aneh, pagi ini hidungnya terasa gatal, semakin di usap semakin gatal, ada apa ini?
Sesuatu di balkon mencuri perhatiannya, ia bangkit dan menuju balkon, saat ia membuka pintu balkon,
"ANJIR"
🌱🌱🌱
waiting for husband...
🌱🌱🌱
ASTAGA KALIAN!
kenapa si bikin agu seneng terus huhu masa tbtb viewsnya banyak bgt tolongYOU MADE MY DAY ALL MY VIEWERS, (especially) VOTERS, AND COMMENTERS💚💚💚💕💕💕💕
seriusan piyo seneng bgt hiks makasih ya ol!betiwai, begimana part ini? kira-kira apa yg diliat Jae ampe ngomong jorok? yang tau jawabannya piyo kasi hadiah menarik!
karna korang dh bikin aku seneng bakal ada sesuripris buat korang, nantikan ya fams!
see ya, next✨
p i y o🌱 k a r e t d u a 🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] karet dua • parkjae
Fanfiction[CEO6 Series #1] CEO tinggi, putih, badannya segaris, suka gitar, tapi mulutnya ber-karet dua, ya cuma dia. "Jaeeee, suapin." "Tangan lo lumpuh?" ©dapiyoo, 2019