Selama ia tinggal dirumah Jae, hidup Nataya tidak terlalu banyak yang berubah.
Rutinitas paginya masih sama, bangun, mandi, membuat sarapan, lalu membersihkan rumah.
Ia tidak enak hati jika harus dibuatkan makanan oleh pelayan di rumah ini. Dan Mami juga dengan senang hati memakan masakan Nataya.
Dan satu hal lagi yang menjadi rutinitas paginya.
Melihat Jae pulang saat pagi masih gelap. Dan setiap pulang, aroma alkohol menguar dari tubuh Jae.
Maminya tidak pernah mengetahui hal ini, dan Nat tidak ada dorongan untuk memberitahu.
Biasanya, Jae akan melewatkan sarapan dan langsung makan siang, tapi kali ini mami ingin Jae sarapan bersama.
Dan disinilah Nat sekarang. Menatap tubuh telungkup Jae yang hanya segaris itu, bingung cara apa yang akan ia pakai untuk membangunkannya.
Nat menggoyangkan tubuh Jae dengan jari telunjuknya, tidak berhasil. Kali ini ia lakukan dengan lebih kuat, tidak berhasil juga.
Kemudian Nat menggunakan seluruh telapak tangannya, tapi dengan takut-takut, membuatnya sperti usapan-usapan lembut.
Dengan gerakan cepat tubuh nat sudah berada di bawah tubuh Jae. Dengan mata yang masih terpejam, jae berbisik parau ke telinga Nat.
"Why you waking me up, babe? You wanna play again huh?"
Nat syok bukan main. Lihat, bahkan ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Dan Jae memanggilnya apa tadi? Babe?
"E-Eh, anu, itu-" Nat tergagap. "Mami udah nunggu dibawah."
"Mami? You kidding, Rin. Mami-" Mata sipit itu segera terbuka, dan menyadari apa yang telah terjadi. Jae buru-buru menyingkir,
"Sh*t! Ngapain lo dibawah gue?" Nat tidak menjawab, Jae tetep mengeluarkan sumpah serapahnya.
Rin?
"Apapun yang lo denger tadi, anggap aja lo gapernah denger itu semua. Ngerti?!"
Nat bangun dan merapikan bajunya, "Mami mau lo sarapan bareng dibawah, gece!" lalu pergi meninggalkan Jae dengan rambutnya yang masih acak acakan.
***
"Kalian lama banget sih dikamar." Mami Johana menaik turunkan alisnya.
Jae hanya tertawa, jelas sekali bagi Nat bahwa itu adalah palsu.
"Oiya, mami juga mau ngasih tau kalo ini hari terakhir mami cuti. Jadi besok mami udah harus kerja lagi." Jae dan Nat hanya mengangguk-angguk
"Dan Jae, kamu ke club lagi, ya? mami nyium wangi-wangi alkohol nih." Mami memicingkan matanya pada Jae.
"H-Hah? Enggak kok, Mam. Itu wangi pasta gigi Jacob kali." Jae mencoba mengelak.
"Pokoknya mami gasuka ya kalo kamu ke club lagi, inget kamu tuh udah punya istri!"
Jae membuat gerakan hormat sebagai jawaban.
Mereka melanjutkan makan dengan tenang, tapi tidak setenang pikiran Nat,
Rin? Apa gue yang salah denger?
"Nat? Ayo dimakan, jangan diliatin terus." Lamunan Nat buyar saat itu juga.
Lalu kemudian, hanya suara sendok beradu dengan piring yang terdengar.
"Trus, kalian kapan bulan madu?"
Nat tersedak mendengar kalimat itu.
🌱🌱🌱
have you met the bride?
magnificent, isnt she? wait for the groom!
🌱🌱🌱
weheheh jae keceplosan gaed!!
kira-kira kapan dua pasutri ini honeymoon?jangan lupa vomment zheyenk:*
see ya, next✨
p i y o🌱k a r e t d u a🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] karet dua • parkjae
Fanfic[CEO6 Series #1] CEO tinggi, putih, badannya segaris, suka gitar, tapi mulutnya ber-karet dua, ya cuma dia. "Jaeeee, suapin." "Tangan lo lumpuh?" ©dapiyoo, 2019