K.D 15.0

8.1K 1.1K 125
                                    

Nataya menatap kepergian Jae. Menghela napas. Kemudian mengambil ponsel nya yang berdering.

"Halo, Mi?"

"Sekarang, Mi? Nataya lagi di florist."

"Oke, Nataya berangkat sekarang juga."

Sesampainya di apartment, Nataya melihat sekeliling. Memastikan tidak ada lagi barang yang tidak pada tempatnya. Memastikan kekacauan yang dibuat Jae tempo hari, telah dibereskan dengan sempurna.

Bel pintu berbunyi, pertanda Mami telah datang.

Nataya segera membuka pintu, membungkuk, berniat menyalami Mami Johana. Tapi Mami terlebih dulu memeluk Nat.

"Kamu yang beresin semua kekacauannya?" ujar Mami setelah melepas pelukannya. Nat terkesiap, darimana Mami tau? Nat melihat sekeliling, mencari kesalahannya.

"Gausah bingung, sayang. Emang udah kebiasaan Jacob kalo marah ngehancurin segalanya. Bahkan kalo alam semesta bisa diancurin, udah diancurin kali sama Jacob." Mami tertawa.

Nataya mempersilahkan Mami duduk, sebelum Mami melanjutkan,

"Mami baru liat kabar ini tadi, dan buru-buru nelpon kamu. Mami minta maaf juga ga ngasih tau kamu tentang kebiasaan buruk Jae yang satu ini. Pantes aja Jacob hari ini ga dateng ke kantor." Mami menggenggam tangan Nat.

Nat balas menggenggam tangan Mami, "Gapapa, Mi. Gaperlu minta maaf, awalnya emang agak syok, tapi Nat bisa urus kok."

Hening. Tidak ada yang berniat membuka percakapan.

"Waktu Papinya Jacob meninggal, anak itu sangat terpukul. Saat semua orang datang untuk berbela sungkawa, Jae malah menghilang," Mami menjeda kalimatnya, pandangannya menerawang jauh.

"Saat pemakamannya pun Jacob masih belum kembali. Anak itu baru kembali sehari setelah pemakaman."

"Mami yang saat itu masih dalam keadaan berkabung tentu saja emosi melihat kelakuan Jacob. Yang mana sangat Mami sesali sampai sekarang karena membuat Jae pergi dari rumah."

"Bisa kamu bayangkan Nat, Mami baru saja kehilangan suami Mami. Mami sangat tidak siap kehilangan Jacob juga. Mami sangat panik waktu itu." suara Mami bergetar, membuat Nat mengusap pundak Mami. Tidak menyangka, Mami akan menceritakan ini padanya.

"Jae pulang 3 hari setelahnya. Tapi hanya raga nya saja yang pulang, Mami tau itu. Ada yang hilang dan berbeda dari Jacob, tapi Mami gatau apa."

"Semenjak Papinya Jae meninggal, Mami yang jalanin perusahaan, tapi bukan berarti Mami ga peduli lagi ama Jae. Mami peduli, dan selalu memantau Jae lewat spyguard. Dari situ Mami tau kalo Jae sering ke club dan sedang berpacaran dengan seorang model saat itu."

Nat langsung tahu itu siapa.

"Ternyata setelah diselidiki model itu lagi hamil dan Mami ga percaya kalo itu anak Jae karena Mami yakin Jae ga mungkin berbuat seperti itu. Bener dugaan Mami, Jae dijebak sama keong racun itu."

Nat mengurungkan niatnya untuk tertawa karena Mami menyebut Karina 'keong racun' dan memilih fokus mendengarkan.

"Mami berusaha ngasih tau Jae, tapi percuma. Berdasarkan wasiat Papinya Jae, Jacob baru bisa dapet warisan kalo Jae udah nikah, dan mami gamau keong racun itu yang jadi menantu Mami. Beruntung, Mami ketemu kamu waktu itu."

Nat tersenyum, ia juga merasa beruntung bertemu dengan Mami saat itu.

"Dari awal Mami liat Nat, Mami udah tau kalo Nat adalah pasangan yg tepat buat Jacob. Kalo Jae sampe nikah sama keong racun itu, artinya Mami gagal menjadi seorang ibu."

[1] karet dua • parkjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang