18| Red

574 65 12
                                    





Author POV*

"Jungkook—a?" Dernyit bingung Soona melihat sebuah mobil menghadang jalan dan pengemudi yang dengan sigap keluar dan menghampirinya.

"Sudah cukup jalan-jalannya, sayang..."

Jungkook melirik Soona dari ujung kaki ke kepala. "Bagaimana bisa kau lupa mengenakan jaket, dompet tertinggal dan ponsel. Bagaimana jika kau diculik dan dijadikan imigran gelap eoh?" Oceh Jungkook.
"Dan, ....kakimu juga, sudah kuduga pecahan kaca wine itu melukaimu."

"Sekarang waktunya pulang." Tegasnya namun tetap lembut.

Soona tidak menolak. Hanya perkataannya yang berkata demikian.
"Sudah kukatakan, aku akan pulang setelah membuktikan bahwa aku tidak pernah sengaja menemuinya,"

"Kim Taehyung, aku benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengannya. Sudah kujelaskan berapa kali Jeon!"

Jeon Jungkook mengangguk pasrah. Ia sangat mengerti bagaimana Soona berusaha menjauhi lelaki itu, tetapi rasa cemburu selalu menguasai. Seseorang dari masa lalu gadisnya...

"Aku mengerti. Tadi aku hanya terbawa emosi. Aku tahu kau tidak akan mungkin mengingkari janjimu."

Dan tidak lupa juga rasa bersalahnya.
"Sama seperti aku tidak akan mengingkari janjiku,"

Soona merasakan keganjalan dari kalimat Jungkook. Tetapi, ia mencoba menghalaunya. Lelaki itu juga telah menariknya mengeratkan jaket pada tubuhnya dan mengiringnya ke mobilnya.

"Ayo pulang,"


***

Mobil berjalan perlahan, dengan pemandangan kota Seoul sebagai pengiring malam mereka, Soona memandang lelaki yang sedang mengemudi.

Tangannya merengsek memegang tangan Jungkook. Menautkan jemari mereka. Membuat pandangan Jungkook sesekali beralih padanya.

Jungkook adalah segalanya untuknya. Soona tidak ingin menyia-nyiakan orang yang mengorbankan hal yang sama untuk kedua kalinya.

Lelaki bermarga Jeon itu turut membalas. Punggung tangan Soona ia genggam erat. Bahkan membawa tautan tangan itu menuju salah satu inderanya. Mengecup menggunakan bibir sebagai tanda sayang.

"Cincin ini sangat cocok padamu..."

Soona melamun kearah Jungkook. Bukannya tak mendengar, tetapi ia merasa beruntung. Tatapan matanya dapat ia artikan pada Jungkook.
"Aku mencintaimu Kookie..."

"Really?" Tanya Jungkook tidak percaya. Selama ini ia jarang mendengar kalimat cinta dari bibir gadis itu. Apalagi ia tahu, gadis itu hanya bergantung padanya. Bukan memberinya cinta, ia tahu pasti akan fakta itu. Ia juga tak masalah.

"Hm," celetek Soona mengangguk meyakinkan. Seketika itu juga senyum Jungkook cerah, genggamannya semakin erat pada Soona. Pertengkaran itu tidak berguna lagi jika senyum Jungkook telah terbit.

Beberapa lama senyum itu memudar, saat Jungkook sedikit teringat sesuatu.

"Hyun, tentang benda yang kutemukan milikmu?" Soona menengok. Otaknya memutar cepat.

Benda? Ah benda itu...

"Magic Shop," celetuk Soona mengingat.

"Eoh?" Bingung Jungkook.

Soona memandang jalan asal. "Aku mendengar ahjumma gila itu menyebut kalimat itu saat menjualnya padaku. Lengkap dengan perkataan yang selalu menyakitkan,   —bahwa takdirku itu kacau, acak, rumit... hehhh" smirk menyedihkan sesekali mengiringi perkataannya.

Dimple [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang