Dimple [M]

29| Shadow Side

'Ini adalah buku rahasia yang halmonie ingin sembunyikan...'

Perkataan sang cucu membuatnya berpikir keras. Seraya menatap buku yang cucunya itu berikan, Nyonya Kim perlahan mengusap pelan sampulnya.

'HS'

Tulisan indah dengan besar tertulis disana. Sudah jelas ini milik seseorang dengan inisial tersebut.

Nyonya Kim tahu benar. Sungguh tahu apa yang terdapat didalam buku usang itu. Cukup diketahui, ia telah membaca isinya. Ditulis dengan bahasa baku campuran. Namun cukup membuat Nyonya Kim tahu bagaimana curhatan hati sang penulisnya kepada sang kekasih. Bahkan terselip gambaran yang semakin mempermudah visualnya.

Kim Taehyung, gambaran dari sang anaklah yang memenuhi buku harian itu.

"Ini Milik Soona, sebaiknya kuberikan langsung padanya lagi?"

Nyonya Kim berniat berdiri dari duduknya. Akan tetapi, bersamaan dengan itu juga, gesekan kecil menyebabkan genggaman pada benda yang ia pegang itu terjatuh.

"Hah?"

"Apa ini," kalimat itu langsung terucap oleh bibir Nyonya Kim saat ia melihat sesuatu hal yang ganjal.

Saat terakhir kali ia membaca buku itu... ia merasa terpukau sebab hampir sebagian besar didalam isinya adalah gambar. Membuat siapapun tahu bahwa seseorang yang menulisnya dan memvisualisasikan perasaannya disana, tanpa tahu pemilik gambaran.

Namun yang anehnya, halaman-halaman terakhir yang terbuka sekarang sebagian besar adalah tulisan, tak ada lagi terdapat visualisasi disana.

... menandakan bahwa seseorang yang berbeda menulis sesuatu didalam buku itu.

*****

[Part of Flashback ]

Halo, ini Jennie.

Saat ini aku berada diruang ICU. Mungkin kedengarannya aku sedang sakit parah, tetapi memang benar begitulah keadaannya. Namun, kurasa saat ini aku mengalami rasa yang sangat menyakitkan sekaligus rasa membahagiakan. Aku punya dua berita, baik dan buruk.

Sebenarnya aku disini, untuk melahirkan anak pertamaku. Bahagia bukan, ini impian semua wanita, melahirkan anak dari lelaki yang kucintai. Namun, kalian tahu berita buruknya. Mungkin saja, kemungkinan sangat besar adalah aku mungkin tidak akan melihat anakku nanti.

Maafkan ibumu nak,

Bagaimana bisa aku sangat yakin? Ini pilihanku. Aku seorang dokter yang tahu benar kemungkinan seseorang yang mengandung bayi yang berbeda darah dari sang ibu. Juga terjadi komplikasi dari jantungku yang lemah.

Kurasa aku akan meninggal.
Tetapi mengapa aku malah duduk dengan kesakitan demi menulis sesuatu pada buku milik sahabatku ini.

Kurasa meninggalkan jejak sebelum semua terlambat lebih penting untuk menebus segala dosaku, supaya aku dapat hidup lebih tenang setelah menghembuskan nafas terakhirku.

Aku ingin bercerita cerita singkat mengapa aku bisa mengambil posisi yang seharusnya menjadi tempat sahabatku.

.
.
.