21| Dejavu.

585 67 8
                                    







—————————— / Prolog / ——————————

"Kau lihat sendiri mengapa bola ini bisa ada padaku. Ia memilihku dari awal,"

"Bola ini tidak ada hubungannya,"

Percaya apa yang ingin kau percayai memang berguna membangkitkan harapan...

Soona menggenggam bola pada tangannya dan menghempasnya kasar.

PRANG!

Tetapi terlalu percaya juga dapat membuatmu lupa,

—akan kenyataan yang sesungguhnya.
___________________________________







•••




"Akh!"

Pekerjaan seorang lelaki tiba-tiba saja terintrupsi dengan lenguhan, bersamaan dengan kepalanya sedikit berdenyut sakit.

Buru-buru ia mengambil pil yang ia dapatkan beberapa hari lalu dari dokter kepercayaannya. Dengan resep, diminum jika sesekali sakit pada kepalanya datang.

Akhir-akhir ini sakit kepala Kim Taehyung akibat efek kecelakaan kembali muncul. Entah karena apa, lelaki itu juga bingung sendiri.

"Akh, mungkin terlalu kelelahan," ia berguman sendiri, merasa akhir-akhir ini ia terlalu ingin tenggelam pada kerjaannya, sampai melupakan waktu, juga anak kandungnya yang masih kecil.

Teringat akan anak lelakinya seharusnya ia jemput dirumah ibunya, supir yang biasa bekerja sedang libur bekerja minggu ini.

Lama-lama hidup sendiri membuat Kim Taehyung kewalahan. Mungkin sudah saatnya ia mulai serius mencarikan sosok ibu untuk anaknya.

Hanya demi Han-sung anaknya.




*****



Srek!

"Hyun Soona," Jungkook masih setia mengejarnya. Hingga mereka menjauh di keramaian.

"Kau tidak bisa pergi begitu saja,"
"Kau milikku. Selama ini aku melakukan apapun untukmu... bahkan menunggumu untuk mencintaiku,"

"Lepaskan aku," nada Soona lelah.

"Apa sebegitu enggannya dirimu mengetahui fakta ini?" Jungkook mengusap kasar wajahnya, frustasi.
"Inilah mengapa aku mengungkapnya. Kau bilang aku harus jujur untuk hidup bersama denganmu?"

"Aku mencintaimu, apa itu salah?!" Tambah Jungkook.

Soona berhenti sejenak. Rasanya hatinya sakit mendengar kalimat Jungkook. Lelaki itu memang memberinya banyak cinta. Tetapi ini salah besar, seperti melupakan apa yang terjadi pada ibunya yang malang.

"Tidak salah."
"Tapi untuk seorang saudara tiri... ini salah besar!"

Soona merasa ia tiba-tiba teringat sesuatu,
"Dari awal kau hanya kasihan padaku." Sambungnya. Ya, mengingat-ingat, lelaki itu mendekatinya hanya karena rasa kasihan.

"Tidak Soona-ya..." sangkal Jungkook.

Soona berbalik dengan tenang. Menunduk beberapa kali menahan airmata. Hatinya sakit untuk memandang Jungkook setelah mengetahui fakta baru ini.

"Hanya karena mendapati anak dari korban tabrak lari kecelakaan itu masih hidup, kau merasa kasihan..." lirih Soona sedih.

"Tidak mungkin." -jk.

Dimple [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang