'Are there people who live as bad as me? Please don't make me the most unlucky person in the world!'
"Pendapatku... selalu dianggap remeh dan tidak diperdulikan..."
-KJN-
#1 parkchayeong
#2 ena
#2 p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini, adalah hari yang bersejarah bagi orang tua dari kedua belah pihak.
Karena hari ini adalah Hari pernikahan Taehyung dan Jennie.
Tamu yang diundang dalam acara ini tidak banyak, hanya keluarga dekat, kerabat, serta teman sekantoran. Jangan lupa, Jennie juga memberikan undangan kepada Rosè secara diam diam.
Taehyung dan Jennie menaiki altar, diantar oleh kedua orang tua mereka. Sampai mereka mengucap janji suci
"Kim Jennie, mau kah kau menjadi istriku dan berada disampingku mau suka ataupun duka? Bersedia kah engkau?"
"Ya. Aku, Kim Jennie bersedia menjadi istri dari seorang Kim Taehyung. Dan bersedia menemaninya mau suka ataupun duka."
'...tapi bohong' Lanjut ucapan Jennie dalam hati.
'Prok...prok...prok...' tepukan tangan dan sorak sorai para tamu memenuhi ruangan.
•••
Entah kenapa, malam ini. Ingatan itu masih sangat jelas di pikiran Jennie, entahlah dari pada menyukai hal itu mungkin dia lebih kesal karena saat ini...
"Appa, bukankah appa pernah bilang bahwa aku akan tetap tinggal di rumah?" Ucap Jennie dengan maksud rumah ayah dan ibunya, ia tidak mau jika harus tinggal satu atap bersama Taehyung.
"Maksud appa... Rumah yang kau tinggali bersama Taehyung, Jennie-ah."
Oh Dammit!
Jennie tidak mau!
"Ayo! Bawa koper Jennie itu sekarang ke rumah Taehyung" suruh Ayah Jennie kepada supir muda yang ditugaskan sebagai supir dari Taehyung dan Jennie, Park Jimin namanya.
"Ah...nde tuan" Ucap Jimin.
Sekarang ayah sudah membalik situasi nya. Sekarang Jennie benar benar nurut dengan segala perkataan ayah dan ibu.
Dirumah, Taehyung tidak ada.
Dengan segala keberuntungan yang Jennie miliki, Jennie menghela nafasnya pelan.
"Jimin. Ayo pergi ke kedai teh,Taehyung tidak ada." Ucap Jennie yang hanya dibalas anggukan oleh si pemilik nama Jimin itu.
Sesaat setelahnya mereka sampai di kedai teh itu. Memang tidak besar dan mewah namun ini cukup minimalis, Jennie suka.
"..."
Keheningan meruap disekitar mereka.
"Jimin, apa alasanmu ingin menjadi supir dari Taehyung dan aku? Kupikir akan lebih baik kau menjadi karyawan kantoran atau seorang model bukan?" Ucap Jennie sambil terkekeh.
"Eum... kupikir tidak ada alasan tertentu sih." Ucap Jimin sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal itu.
Jimin sedang tidak enak dalam situasi ini. perlu dicatat, Jimin itu orangnya tidak enakan.
