'Are there people who live as bad as me? Please don't make me the most unlucky person in the world!'
"Pendapatku... selalu dianggap remeh dan tidak diperdulikan..."
-KJN-
#1 parkchayeong
#2 ena
#2 p...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irene tersenyum tipis.
"Iya, tuan."
Taehyung hanya menganggukkan kepalanya patah patah, tapi tetap saja...Taehyung merasa ada sesuatu yang janggal.
"Tapi... bukannya kita makan siang di re-
"Ah...sudahlah tuan, saya baru saja dihubungi oleh pak direktur. Ia mengatakan bahwa acara makan siangnya di hotel Del Luna." Entahlah, ada gurat cemas yang terpapar di wajah cantik Irene.
Dan ada beberapa bulir keringat di pelipis perempuan itu.
Dengan segera, supir mengantar ke tempat makan siang yang telah ditujukan. Setelah sampai, pak supir segera membukakan pintu untuk jalan lewatnya Taehyung.
Saat kaki jenjang itu dilangkahkan, Taehyung mulai memasang raut arogannya. Guna agar tidak ada yang bisa semena mena dengan dirinya.
Irene berjalan mendului Taehyung, sebenarnya Taehyung baru saja akan masuk ke dalam hotel. Namun, Irene langsung saja berjalan memasuki Hotel.
Ck, tidak sopan? Memang.
Irene langsung memasuki berjalan memasuki lift, dan dengan buru burunya ia langsung menutup pintu lift itu. Sedangkan Taehyung masih jauh dibelakang.
Sesaat sebelum pintu di tutup tangan, Taehyung sudah akan menjanggal pintu lift. Tapi takdir berkata lain, lift sudah berjalan naik ke lantai atas.
Ia hanya bisa merotasikan maniknya malas, melihat betapa tidak sopannya Irene terhadap atasannya ini.
Irene pov.
Secepat mungkin aku berjalan ke restoran dalam hotel ini, aku harus memastikan juga bahwa Taehyung masih belum berada di lantai atas.
Sesegera mungkin aku melangkahkan kaki ke meja pemesanan.
"Bookingan meja makan siang atas nama Irene Bae, ada?"
"Ah? Iya nyonya. Diruang VVIP yang telah disediakan, silahkan nyonya."
Aku mengangguk patah patah lalu tersenyum kearah pegawai itu, dan aku langsung melangkah ke samping meja pemesanan.
"Irene?" Ku pejamkan manikku pelan, yah...hanya takut ketahuan.
"Y-ya?"
Irene pov end.
"Y-ya?"
"Kau memesan atas namamu? Bukankah dari pihak direktur yang memesan? Lalu... bukankah seharusnya mereka telah sampai ke sini lebih dulu sebelum kita?"
