"Gilee susaah bangeet soalnya tadi, mau meninggal. " Vera sedari tadi hanya terus bercerocos karena nilai ulangan fisikanya nol.
"Lebaay!." Ejek Melia yang baru saja mendaratkan bokong nya di kursi bersebalahan dengan Lia, sehabis memesan makanan.
Vera mendengus.
"Lo enak kerja sama bareng Lia."
Melia melotot tidak terima dan memukul tangan Vera dengan garpu mienya.
"Omong kosong!" Jawab Melia kesal.
"Kata siapa lo?" Lanjutnya bertanya.
Vera menunjuk Rina dengan tatapannya, gadis itu berada disebelahnya yang makan dengan tenang tanpa terusik. Dan Melia paham yang dimaksud Vera.
Melia memutar bola matanya jengah. "Lo Rin?"
Rina tidak menjawab malah asik makan dengan tatapan kosong. Vera menoleh dan menepuk bahu Rina pelan yang membuat sang empu kaget hingga tersedak.
"Hah apaa?" Jawab Rina bingung setelah meminum banyak air.
Melia mendengus.
"Lo kenapa ngelamun? "Tanya Lia sambil menatap Rina heran.
"A-kuu akuu.. Aku gak papa kok. "Jawab Rina dengan senyum gugup.
Lia menatap Rina heran dan mengangguk meiyakan. Sebenarnya, Lia mengetahui apa yang dipikirkan Rina. Gadis itu pasti berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin malam.
"Lo yang bilang gw kerja sama bareng Lia Rin?"
"Loh enggak adaa." Jawab Rina sambil menggeleng.
Melia kembali kesal.
Sedangkan Vera berusaha mati matian untuk tidak gugup. Melia melemparkan garpunya dan mengenai kepala Vera yang membuatnya meringis membuat Lia terkekeh, sedangkan Rina hanya tersenyum.
"Gw cuma nebak mel." Ucap Vera sambil mengusap ngusap kepalanya yang kena lemparan Melia.
"Dia bisa liat jawaban pake kekuatannya Ver." Jawab Lia seraya berdiri menuju kelas karena bel masuk telah berbunyi.
Vera mengangguk dan menatap Melia garang karena curang memakai kekuatannya untuk ulangan.
"Apa lo! "Sarkas Melia dan berjalan meninggalkan kantin menyusul Lia.
Melihat kepergian Lia dan Melia membuat Rina melengo, "Terus makanan yang udah kita pesan gimana?"
"Ya gajadi lah, ayo entar guru kita masuk." Ucap Vera seraya bangkit lalu menarik Rina untuk kembali ke kelas.
***
Bel pulang sekolah berbunyi 5 menit yang lalu. Semua murid berdesakan dikoridor sekolah untuk pulang menuju rumah. Dikelas 12 Ipa 2, empat murid ini masih setia duduk berbincang bincang.
"Kalian duluan aja, gw masih lama." Kata Lia sambil terus fokus mencatat pelajaran dipapan tulis yang tertinggal karena tadi dia disuruh ibu Nita untuk memeriksa tugas murid muridnya. Ibu Nita adalah wali kelas mereka.
"Ya udah kita duluan ya." Kata Vera seraya menggendong tas mungilnya dipundak.
"Kamu pulang nanti gimana." Tanya Rina sambil duduk dimeja Melia.
"Tenang ajaa."
"Okeeh deh. See you." Ucap mereka bertiga serempak sembari berjalan keluar kelas sambil melambaikan tangan kepada Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
FantasyAmelia Wulan Lesyantion Drey. Seorang putri mahkota dari kerajaan vampire dunia atas, yang bernama Hutgy. Memiliki takdir sulit, tidak menggoyahkan semangatnya untuk membalas dendam. Hari-harinya di penuhi keseruan bersama ketiga sahabatnya dan satu...